Ternyata nggak cuma remaja alay dan para jomblo aja yang susah move on. Emak-emak pun begitu adanya. Yaa.. Nggak semua juga sih. Masih banyak yang woles. Tapi lihat aja menu debat mereka , dari zaman Makyas masih anak sekolah sampai sekarang Ayyash udah sekolah masih sekitar yang itu-itu aja. Working mom vs stay at home mom, lahiran normal vs cesar, trus temanya berkembang jadi clodi vs pospak, MPASI rumahan vs MPASI instan, drakor vs sinetron india #eh. Gitu aja terus sampai negara api menyerang. Hix..
Well, pergaulan antar Ibu memang tak seindah persahabatan Raisa dan Isyana. Melalui medsos, bukan cuma rumput tetangga yang kelihatan lebih ciamik, bahkan rumput teman FB nun jauh di pulau seberang juga bisa bikin keki. Padahal jadi Ibu harus bahagia supaya anak dan suami juga happy. Salah satu cara berbahagia adalah dengan berhenti membandingkan kita dengan orang lain. So let's stop comparing, friends. Karena tiap orang perjuangannya beda-beda. Tiap Ibu medan perangnya juga berbeda. Ibu bekerja itu pahlawan, nggak semua orang tahan bangun dini hari nyiapin keperluan anak dan suami lantas bergegas ke kantor untuk berjibaku hingga sore. Delapan jam sehari, enam hari seminggu. Ibu yang mengabdi full di rumah juga ruarrr biasa. Nggak semua orang rela menyembunyikan titel kesarjanaan dan melepas kesempatan jadi manajer atau menjadi sorotan publik agar bisa selalu mengawal tumbuh kembang anak dan melayani suami, serta siap sedia kapanpun diperlukan.
Ibu yang melahirkan normal kesakitan, bukaan sempurna itu sakitnya seperti dua puluh tulang yang patah bersamaan. Yang melahirkan cesar juga kesakitan, bekas operasinya berdenyut hingga berbulan-bulan. Apalagi kalo ketendang sikecil, maknyuusss... ^_^ Melahirkan itu pahalanya setara pahala jihad, nggak lihat apakah lahirannya normal apa cesar. Setiap Ibu Adalah pahlawan bagi keluarganya, apapun pilihan profesinya, apapun takdir yang berlaku padanya. Coba siapa yang rela bangun tengah malam buatin si Bapak indomi super pedas untuk teman nonton bola? Ibu kan? Padahal mata udah sepet gegara kurang tidur nyusui sikecil dan badan krekes-krekes seharian berjibaku sama kerjaan rumah. Kan pahlawan tuh hehehe..
Jadi, para pahlawan keluarga, stop berdebat yuk. Stop juga berkomentar menyakitkan atau menyudutkan. Kalo nggak bisa ya lebih baik diam, atau kalau ingin membandingkan, bandingkan diri kita yang dulu dengan yang sekarang. Amalnya sudah meningkat belum? Ilmunya nambah nggak? Produktivitas kita gimana? Bisa bermanfaat nggak untuk keluarga dan sesama? Ah, jadi malu sendiri. Secara saya juga masih harus banyak-banyak koreksi diri. So, mommies, stay calm and always happy ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...