Si Sampul Jeruk

29 2 0
                                    

Tulisan ini adalah fiksi mini yang ditulis untuk kompetisi mingguan di Komunitas SAI. Tantangannya adalah menggunakan teknik showing dalam paragraf deskriptif.

Happy reading 😊😊

#*#*#*#*#*#*

Si Sampul Jeruk

Kuusap permukaannya yang agak kasar. Lembar-lembar bersih di dalamnya siap menerima coretan aksaraku tentangmu. Sampulnya yang sewarna mentari di ufuk barat mengingatkanku akan wajah sumringahmu. Tapi engkau tak setuju, "Ini warna jeruk," katamu.

Engkau menyusun enam kubus plastik kecil di atasnya. Warna kubus yang putih nampak kontras dengan warna Si Sampul Jeruk. Tawamu menggema saat kukatakan engkau menyusun huruf-hurufnya dengan benar.

Kutimang benda putih bulat di genggamanku. Panjangnya hanya dua jengkalmu. Sepanjang tubuh tarsius katamu. Dia yang akan membantuku menggoreskan sejarah kita di dalam Si Sampul Jeruk. Kau suka memainkan tombol kecil di atasnya, atau menggunakan matanya yang runcing untuk melubangi kertas origamimu. Ah, kelakuanmu sayang..

Kubuka lembar pertama. Desau dedaun yang bergesekan akibat usapan angin membisikkan nyanyian merdu untukmu. Bagai doa yang disematkan di nadimu.

Sinar kuning keemasan menerpa wajahmu. Hangatnya menerbitkan titik-titik keringat di dahimu. Tak apa, sayang. Sinar ini baik untuk kesehatan tulangmu. Lihat, pantulannya pun indah kan?

"Bunda, haus.." engkau merengek kecil. Kuangsurkan wadah putih mungil ke genggamanmu. Permukaannya yang licin membuatmu ekstra hati-hati agar ia tak terjatuh dan pecah berkeping-keping.

Si Sampul Jeruk telah selesai ditulisi. Kini dua lembarnya telah mengabadikan kenangan harimu kemarin. Kuletakkan kembali ia di atas persegi cokelat berpelitur halus yang kuat. "Ayo masuk Nda. Kita bikin pesawat," ujarmu. Aku terkekeh dan mengikuti langkah kecilmu yang riang.

Jejak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang