Di usia enam tahun, Ayyash mulai diajak belajar membaca. Tadinya Makyas hanya menguatkan pre-reading skill yang dimiliki Ayyash, namun sekarang mulai mengenalkan pada belajar membaca yang sesungguhnya.
Awalnya Ayyash males. Kan sudah dibacakan Bunda? Buat apa Ayyash belajar baca juga? Nggak pengen anaknya trauma belajar membaca, Makyas berusaha melakukan ini :
Mencari metode belajar yang paling disukainya. Ayyash yang kinesthetic auditory sangat suka belajar sambil bergerak, menyentuh, dengan berbagai nada. Maka permainan flashcard, Ressa, dan membaca berima jadi pilihan Makyas.
Si koleris suka tantangan. Ayyash juga suka ditantang. Beri ia tantangan untuk mencoba membaca satu kalimat dan beri bintang sebagai apresiasi usahanya.
Melatih otak kirinya. Karena kemampuan membaca ada di otak kiri, maka si otak kiri yang harus dilatih. Bermain catur, membiarkan Ayyash menulis dengan tangan kanan--walaupun dia itu kidal, dan bermain puzzle sangat membantu.
Membiarkan Ayyash menikmati waktu kosong. Biasanya saat waktu kosong dia akan masuk kamar dan membuka sendiri buku-bukunya. Saat itu Makyas membiarkannya sendiri. Mengamati huruf, melafalkan suku kata.
Sebentar tapi konsisten. Cuma sepuluh menit tapi setiap hari kami berlatih membaca. Lantas sepuluh menit untuk menulis dan sepuluh menit berhitung. Tentu diselingi acara bermain, ngemil, dan berkreasi.
Empat hari belakangan hasilnya sudah mulai nampak. Ayyash makin lancar membaca walau belum sempurna. Dia juga mulai bisa menyalin huruf dan sangat suka menulis kata sederhana seperti 'halo', 'hai', 'apa', 'aaah', dan makin terampil menghitung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...