Sebenarnya agak bingung bikin laporan belakangan ini, soalnya kegiatan ayyash untuk kecerdasan finansial masih sama. Kerja, dapat uang, catat. Oya, kata Abyas jangan sebut 'gaji' untuk uang yang kami kasih karena dia membantu pekerjaan rumah itu. Sebut aja 'rezeki karena Ayyash sudah berbuat baik'.Alasannya gini. Karena konotasi gaji kan harus rutin, yak. Sama terus bentuk dan jumlahnya. Kalo rezeki kan bisa beda-beda jumlahnya, bentuknya, saat didapatnya. Walau kami memang selalu memberi 2.000 rupiah setelah dia selesai bekerja, tapi dengan kata 'rezeki' alih-alih 'gaji', dia akan lebih bersyukur. Motivasi kerjanya pun berubah. Lebih untuk membantu daripada agar mendapat uang.
Akhirnya begitulah, kami rubah sebutan reward nya. Eh, iya juga. Saat diberi dia akan spontan ngucap 'alhamdulillaah' baru berterima kasih. Kalo awalnya dulu, ngucapnya, "Makasih, Bunda. Besok Ayyash kerja yang lain dibayar juga kan?" Hahahaha. Motif ekonomi banget. Okeh Abyas, thanks for the solution.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...