Ayyash menyebutnya prototype.
Karena sering melihat Ayyash dan emaknya ngedit-ngedit 'tulisan' Ayyash dan mengunggah ke wattpad, dua minggu lalu, Om Baik--pemilik warnet langganan Makyas--menawarkan untuk mencetak cerita karangan Ayyash jadi buku kecil ini. Nggak pakai ISBN, ilustrasi, dll. Covernya aja ngambil dari cover work di wattpad hihihi. Sekedar dicetak jadi buku. Jumlahnya juga cuma sebiji, kan prototype. Tapi Ayyash senangnya bukan main. Disayang banget nih buku. Beberapa hari pertama bahkan diabsen mulu, dibawa kemana-mana, dipegang mulu, bahkan dia menyebutnya 'harta Ayyash'.
Terus, apa istimewanya?
Bagi kami istimewa karena di dalamnya adalah hasil pikiran Ayyash. Semacam diary, tapi dari situ kami bisa tahu apa isi hatinya. Gimana perasaannya. Dia juga belajar menyusun kalimat dengan baik dari buku kecil ini. Maklum, kadang kalimat panjaaaang yang diucapkan Ayyash masih bolak-balik kayak martabak. Atau kehilangan salah satu unsur yang bikin pendengarnya galfok.Terus, apa manfaatnya?
Bagi Makyas, ini semacam pembelajaran bagi Ayyash. Pertama bahwa untuk menjadi sebuah buku, tulisan harus melewati proses panjang. Prototype ini cuma melewati proses menulis, self editing, lay outing, trus cetak. Itu aja Ayyash sudah mangkel. Selama nemenin emaknya mengoreksi tulisannya, dia misuh-misuh, "aduuuh, bosen. Lama banget, Bundaa." dengan mengikuti prosesnya, semoga dia bisa jauuuhh lebih sayang sama koleksi buku-bukunya, lebih menghargai jerih payah penulisnya.Kedua, tujuan awal Makyas setuju dengan proyek membukukan karya ini adalah karena karakter Ayyash yang banyak ngomong dan suka berkhayal. Makyas ingin menunjukkan bahwa, berkhayal itu boleh, banyak penemuan di dunia yang awalnya adalah khayalan dan imajinasi--ponsel pintar adalah salah satunya. Tapiii, khayalan hanya sekedar khayalan jika cuma di angan-angan. Nggak berguna, menuh-menuhin memori otak ajah. Tapi kalau khayalan dan imajinasinya dijadikan tulisan--atau bentuk lain sesuai minatnya, maka bisa jadi cerita yang unik. Bisa menghibur orang lain, bahkan bisa jadi menginspirasi.
Ucapan juga begitu. Kalau cuma diomongin, diucapkan, nggak ada aksi, ya omdo--omong doang. Terus, setelah beberapa saat ya terlupakan. Tapi kalau dituliskan, bakal bisa diingat selamanya, selagi tulisannya masih ada. Bisa mencapai lebih banyak orang, bisa memberi manfaat lebih luas, gitu.
Emang Makyas pengen anaknya jadi penulis?
Itu mah terserah Ayyash. Mau jadi apa aja asal halal, dia bahagia, bermanfaat bagi sesama, kami mendukung ajah. Tapi kemampuan literasi memang penting, toh? Karena itu, nggak ada salahnya dilatih. Selain bisa jadi ajang pelepasan imajinasi dan berbicara, tentunya mueheheh..Ayyash menyebutnya prototype.
Buku kecil ini, yang cuma berisi empat cerita kesehariannya, dan jadi hadiah buat Abyas yang kadang melewatkan momen seseruan bareng anaknya. Tapi langkah kecil ini semoga bisa jadi pelajaran berarti untuk Ayyash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...