Suatu pagi, melihat Ayyash bergelayut di pinggang Ummi nya. Sedetik ada cemburu merembes di dada saya. Biasanya sayalah yang diganduli seperti itu. Biasanya saya yang diekori kemana mana. Biasanya sayalah satu satunya. Aah.. sekarang sudah ada yang kedua. Saya lupa :-)
Siang harinya, saat kembali menemui Ayyash. Dari balik pagar, ia lambaikan tangan mungilnya. Senyum lebar hanya untuk saya. Kakinya berlari dan lengannya merangkul pinggang saya. Suaranya manja bercerita. Ada embun mematikan api cemburu. Ternyata saya masih yang utama. Paling tidak untuk Ayyash.
Bagaimanapun, terimakasih umm, sudah membantu saya menyemai bahagia di jiwanya pagi tadi :-)
13092016
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...