Sepatu kesayangan Ayyash--sebuah slip on berwarna biru navy dengan sol putih tampak mengenaskan di sudut rak.
“Kok berdebu dia, Nda? Berlumpur!”
“Kan terakhir bulan lalu kita pakai ke UNRI, hujan-hujan. Kena becek dong.”
Lalu saya masuk kamar untuk membereskan tempat tidur, nggak tahu si Ayyash ngapain di belakang. Tiba-tiba anak itu berlari ke kamar, menjerit senang.
“Nda! Lihat bubble besar! Big big bubble!”
Hoo.. Rupanya dia mencuci sepatunya. Kemandirian yang sebenarnya pernah kami latih beberapa bulan lalu. Jadi Ayyash sudah luwes melakukan tugasnya sendiri.
“Tapaknya nggak mau bersih.”
“Mau. Coba kasih sabun, terus disikat. Nanti kelihatan berubahnya.” Saya tinggal lagi untuk merapikan cucian di kamar, dan saat saya kembali dia sudah membilas sepatunya. Bersih banget.
“Jemurnya dimana?”
“Tunggingkan aja di kursi plastik ini, Yash.”
“Biar airnya turun ya? Cepat kering?”
“Iya.”
“Yee.. Sepatunya dah bersih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...