Next project : ngajak Ayyash kenal uang logam. Secara uang logam kan lebih kecil yak. Jadi dia sering salah nyebut nominal. Pake apa ngenalinnya? Pake main peran.
Ayyash sudah siap dengan deretan dagangannya : permen ecek-ecek dari isi batang singkong, guli, tobot, dan mainan lainnya. Makyas ngasih 'modal usaha' berupa beberapa lembar uang dengan nominal berbeda dan beberapa keping uang logam dengan nominal beda juga.
Take 1.
Makyas jadi dirinya sendiri. Pakai gamis yang biasa dia kenakan sehari-hari."Bang, ada tobot?"
"Ada, bu."
"Berapa satunya bang?"
"Eum.. Sepuluh Ribu rupiah."
Makyas mengeluarkan pecahan 10 dan 5 ribu. "Yang mana ya bang, 10 ribu?"
"Ini." Ayyash menunjuk lembar yang benar. Makyas senyum, anaknya lulus tes grade 1
Take 2
Makyas mengambil jilbab dan mengenakan di kepala. Saat dia muncul, Ayyash nyengir."Assalamualaikum, Uda. Ado mainan yang haragonyo seribu, da?"
"Hadoh, Bunda jadi apa ini?"
"Orang Minang hehehe.."
"Ooh. Ada. Ini, guli."
"Nio lah, da. Ambo Ado duo ribu. Bara dapek tu, da?"
"Hah??" Ayyash shock. Makyas cengengesan, lupa kalo anaknya nggak bisa bahasa Minang. Iya lah, lha bukan orang Minang hihihi..
"Mau lah, bang. Saya ada dua ribu. Dapet berapa tuh, bang?"
"Ooh. Eum..."
"Seribu kan dapatnya satu," Makyas acungkan jari. "kalo dua ribu jadi.."
"dua."
"Rancak Uda ko!" Ayyash memberi dua kelereng. Sip.
Take 3
Makyas kembali lagi dengan jilbab yang kini jadi syal di leher. Abyas udah cekikikan melihat istrinya kayak artis drama sekolah kehilangan panggung."Oppaa..."
"Whadhooohh! Kok jadi gini?" Ayyash ngakak.
"Orang Korea.. Korea. Hehehe.."
"Hhh. Ye laa."
"Mianhae, Oppa. Saya ingin tiga guli. Berapa harganya, Oppa? "
"Eum, dua.. Tiga ribu!"
"Aah! Daebak, Oppa."
"Hhh. Ye laaaa." Ayyash memberi tiga guli dan Makyas memberi uang lima ribu.
"Lima ribu kurang tiga ribu. Sama kayak lima kurang tiga. Berapa, Oppa?"
"Dua."
"Jadi lima ribu kurang tiga ribu?"
"Dua ribu."
"Daebak!" Ayyash mencari uang nominal dua ribu.
"Gamshamnida."
Take 4
Makyas keluar lagi, kali ini jilbab dililit serupa penutup kepala wanita Sumatera Utara. Abyas sakit perut karena ketawa."Berapa gulimu ini, Itok?" gaya ngomong kayak Naga Bonar.
"Huaaa!! Ngapa Bunda jadi orang Batak?? "
"Eh, Inang ini, Inang. Inang Jeges (cantik)."
"Hadoh, Ayyash nggak mauu." padahal sendirinya punya darahnya Batak. Ah, Ayyash.
"Lhah? Pan akting."
"Jangan yang orang Batak, laa."
"Yawdah, ganti deh." Makyas menurunkan penutup kepala ke leher dan dada.
"Cu, nenek mau beli permen sama guli. Berapa cu?"
"Hh. Untungnya. Guli Seribu, permen lima ratus."
"Nenek uangnya segini," sambil nyodorin beberapa keping uang logam. Ayyash melongok dan memeriksanya.
"Ini uang logam Seribu. Ini seribu, ini lima ratus, lima ratus, eum.. Dua.. dua ratus."
"Pinter cucu, ya. Jadi berapa dapatnya?"
"Nggak tahu."
Gubrak.
"yang seribu kan dua. Jadi berapa ribu?"
"Dua ribu."
"berarti dapat guli berapa? Satunya seribu. Kalo dua.."
"Dua ribu. Dapat dua." Nek Makyas tepuk tangan. Ayyash menyerahkan empat guli.
"Kok empat, cu?"
"Ada diskon."
"Ooh.. Bonus ya? Makasih ya cu. Terus ini lima ratusnya ada dua. Dapat permen berapa?"
"Eum.. Dapet.. Dapet.. Dua juga."
"Meuni pinter yah, cucu kasep." Ayyash cuma ngangguk nengok emaknya yang halu, lantas memberi dua 'permen'.
"Ini sisanya bisa nggak untuk beli-beli di sini?"
"Berapa itu? Ooh, eum, yang dua ribu ya."
"Dua ratus."
"oh, dua ratus. Eum.. Nggak ada yang segitu."
"Ya udah nenek beli aqua gelas aja nanti." aqua gelas juga seribu harganya, Neeek!
"Ye laa."
"Makasih ya cu."
"Sama-sama."
Mission complete.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...