Sunday (Seri Melatih Kemandirian)

24 4 0
                                    


Hari Minggu, hari bersih-bersih rumah. Kami berbagi tugas. Saya menyapu, Ayyash menyedot debu. Saya merapikan dapur dan ruang tamu, Ayyash membereskan kamarnya yang dipenuhi buku-buku. Papan bintang Ayyash sudah terisi tujuh bintang, tinggal tiga lagi.

Saat makan siang Ayyash memilih membuat sendiri susu dan mengambil nasi untuknya. Tanpa disuruh atau dibantu lagi. Saya hanya mengawasi diam-diam. Sepatunya yang setengah kering dia letakkan di atas rumpun melati korea, agar terkenal terik matahari. Sepertinya saya sudah bisa mengajarkan kemandirian baru baginya.

Siang hari dia ingin mempelajari cara membuang simpanan debu dalam mesin penyedot. Okay, let's do it. Saya bantu membuka dan mengeluarkan kantong debunya, lalu dia membuang isinya dan mengembalikan kantong ke dalam mesin.

Ada beberapa hal yang saya pelajari saat mengajarkan Ayyash kemandirian ;

* Tidak terburu-buru. Pelan dan bertahap agar dia tidak merasa ditinggalkan.

*Konsisten pada satu jenis kemandirian dulu. Latih, lepas secara bertahap, awasi, biarkan sendiri. Paling tidak selama seminggu.

*Fokus pada usaha, bukan hasil. Jika hasilnya kurang memuaskan jangan memperbaiki atau menyempurnakannya di depan Ayyash. Karena akan membuatnya tidak percaya diri atau cuek, "Ah biar aja, ntar juga diberesin Bunda."

*Sabar dan turunkan standar--untuk sementara. Bukan hanya untuk gifted child seperti Ayyash tapi juga untuk anak biasa. Karena melatih kemandirian ya benar-benar menguras emosi dan pikiran.

Jejak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang