Masih soal sanlat. Ayyash sakit hari ini combo, sakit gigi plus pilek. Tadinya Makyas ingin dia libur saja hari ini, paling nggak sampai giginya tak berdenyut lagi. Rupanya Ayyash nggak mau.
"Ayyash mau ke sanlat. Ayyash suka di sana, abinya cerewet."
"Eh? Abi disana cerewet?" Makyas bingung. Cerewet yang gimana nih?
"Iya, cerewet. Banyak ngomongnya, kayak Ayyash. Cocok kami."
Jadilah hari ini dia tetap pergi sanlat. Plus Makyas yang ikut jadi pengawas sekaligus tukang kasih obat. Takut mau ninggalin dia, mana tahu ntar giginya berdenyut. Jam setengah dua belas, saatnya minum obat. Makyas minta izin ke salah satu guru agar Ayyash dipanggil. Nggak lama anaknya dateng, lari-lari kecil.
"Cepat, Nda. Cepat."
"Berbuka dulu, ya. Habis itu minum obat." Ayyash menenggak sereal instan dalam beberapa detik, lalu langsung bersiap ke kelas.
"Bentar, obat dulu."
"Eh, sesudah obat minum air putih dulu. Kumur-kumur."
"Haduh Bunda, cepetaaannn. Nanti ayyash terlambat belajar."
"Oh, di atas lagi belajar?"
" Iya. Nanti terlambat Ayyash. Ayyash suka ini, belajar."
Makyas segera menyelesaikan urusan obat dan Kumur-kumur secepatnya, dan Ayyash melesat ke kelas. Emaknya termangu dengan hati hangat, alhamdulillaah Ayyash suka dengan sanlatnya. Suka dengan kegiatan belajarnya. Finally he said it ; I like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...