Antusiasme dan Kastangel

87 10 0
                                    

Dua minggu lalu Ayyash dan emaknya nyobain bikin kastangel super simpel. Resepnya nyontek di cookpad. Nah, hasilnya gatot. Keras banget, padahal rasanya lumayan (lumayan enak kalo lagi kelaperan dan gak ada makanan lain dalam radius 5 km heheheh).

Beberapa hari kemudian, Ayyash mengajak bereksperimen dengan kastangel lagi.
"Kenapa kastangel lagi, Yash?"
"Mungkin kemarin ada yang salah, Bunda," ujarnya yakin. "Bisa jadi yang sekarang enak."

Sebenarnya Makyas ingin membuat burjo aja. Yang gampang juga, pasti enak, dan bahannya lengkap (donasi eyang Ayyash haha..). Tapi karena anaknya bersikeras, akhirnya Makyas menyerah.

"Nanti gagal lagi. Gimana kalau kali ini nggak enak lagi, Yash?"
"Kan belum coba," jawabnya enteng.
"Kalo gagal lagi?"
Ayyash yang gagal mencomot keju beralih meraup kismis. "Kita coba lagi, coba lagi, coba lagi. Sampai berhasil."

Oke. Kalimat terakhirnya membuat saya terdiam. Ya ampun, kenapa saya bisa lupa? Allah menciptakan Ayyash dan anak-anak lainnya dengan salah satu sifat istimewa; pantang menyerah dan antusiasme tiada henti. Tugas saya adalah menyediakan lingkungan yang mendukung sifat alami itu. Ya ampuun.. hampir saja saya mengikis antusiasme nya dengan kalimat pesimis saya.

Kue kami kali ini lebih baik. Gak sekeras sebelumnya, biarpun belum sempurna.
"Masih mau coba kastangel lagi? Kalo Ayyash masih penasaran, nanti kita minta resep dari eyang."
"Hm. Iya. Nanti kita coba lagi ya. Waa.. ini bisa untuk bekal ke UNRI ini."

Oke. Mari sama-sama belajar, nak. Kamu belajar hal-hal baru yang ingin kamu ketahui, dan Bunda belajar mendampingi dan mendukungmu.

#myhousemyschool

Jejak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang