Ayyash menatap papan bintangnya, masih terisi lima. Harus nambah lima lagi sampai penuh.
“Nda, ruang tamu Ayyash serup ya, debunya,”
“Sedot, Yash. Ayyash mau nyedot debu? Boleh.” Saya mencolokkan steker ke stop kontak lalu membiarkan Ayyash menyalakan dan melakukan sendiri pekerjaannya. Dia sudah tidak terlonjak lagi mendengar dengung mesin, seperti di hari-hari awal. Lebih luwes juga menggerakkan gagang vacuum cleaner ke sudut-sudut. Hanya saat di atas karpet butuh usaha lebih besar karena hisapan alat yang kuat.
Selesai bekerja dia langsung meloncat-loncat ke kamarnya.
“Bintang! Bintang! Bintang!”
“Okay. Which one? Green or blue?”
“Hmm.. Blue.”
“Kalau sudah sepuluh Ayyash mau dapet hadiah apa?”
“Ke board game cafe. Ajak Opung, biar Opung nggak main gadget terus.”
Hahahahaha.. Okay. I see..
“Empat lagi. Besok lagi ya Nda.”
Sip. With pleasure, Son.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...