The Power Of Board Games (Seri Melatih Kemandirian)

19 3 0
                                    

Ayyash menatap papan bintangnya, masih terisi lima. Harus nambah lima lagi sampai penuh.

“Nda, ruang tamu Ayyash serup ya, debunya,”

“Sedot, Yash. Ayyash mau nyedot debu? Boleh.” Saya mencolokkan steker ke stop kontak lalu membiarkan Ayyash menyalakan dan melakukan sendiri pekerjaannya. Dia sudah tidak terlonjak lagi mendengar dengung mesin, seperti di hari-hari awal. Lebih luwes juga menggerakkan gagang vacuum cleaner ke sudut-sudut. Hanya saat di atas karpet butuh usaha lebih besar karena hisapan alat yang kuat.

Selesai bekerja dia langsung meloncat-loncat ke kamarnya.

“Bintang! Bintang! Bintang!”

Okay. Which one? Green or blue?”

“Hmm.. Blue.”

“Kalau sudah sepuluh Ayyash mau dapet hadiah apa?”

“Ke board game cafe. Ajak Opung, biar Opung nggak main gadget terus.”

Hahahahaha.. Okay. I see..

“Empat lagi. Besok lagi ya Nda.”

Sip. With pleasure, Son.

Jejak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang