Uang Gopek 1

7.7K 297 27
                                    

1

Selasa pagi yang cerah. Di koridor yang masih sepi seorang gadis dengan ceria tengah melambungkan sebuah uang gopek dengan kedua tangannya. Lempar ke atas lalu ditangkapnya kemudian. Begitu terus hingga beberapa kali.

Namun, sial sedang menghampirinya, yang terakhir tangkapannya payah sehingga uang gopek yang tengah dimainkan Ify -Nama gadis tadi, terjun bebas mendarat di lantai. Hingga kemudian, yang terjadi malah menggelinding dengan bebas. Membuat Ify menggerutu dan berusaha mengejarnya.

"Eh, eh, uang gopek gue. Aduh, mau kemana tuh menggelinding dengan seenak jidat tanpa bilang-bilang." Ify mengomel dengan volume suara sedang. Gadis itu berlari kecil berusaha mengejar laju si uang gopek yang entah akan menuju ke mana.

"Kejar. Kudu dikejar. Ke mana pun elo pergi harus gue kejar, awas loe uang gopek!" Masih dengan menggerutu gadis itu berusaha mengejar si uang gopek.

Sampai langkahnya terhenti ketika mendapati uang gopek tersebut mencium sepasang sepatu branded berwarna hitam, pelan gadis itu mendongak menatap siapakah pemilik si sepatu branded tersebut.

Mata Ify langsung membola ketika netranya mendapati pria yang kini tengah menaikkan alis sambil menatapnya aneh.

Asli, Rio Gunawan? Batin Ify tak percaya. Uang gopeknya gitu ya berhenti di depan kaki si orang paling terkenal di SMAnya ini?

Wah, tengsin.

Ify terdiam mati kutu di tempatnya. Sementara Rio, malah menunduk kemudian memungut si uang gopek. Dibolak-baliknya uang gopek tersebut. Lalu, mengalihkan pandangannya pada Ify, menatap gadis itu dengan senyum penuh ejekan, serta bibir yang menahan tawa.

Ditatap sedemekian oleh Rio, Ify jadi keki sendiri, huh pasti ngejek gue deh, pikirnya.

"Uang gopek ini punya elo?" tanya Rio sambil menunjukkan uang gopek itu di hadapan Ify yang berjarak beberapa meter dengannya.

Ify meringis di tempatnya. Nada bicara Rio terdengar menghina di telinga Ify. Sialan, maki Ify dalam hatinya.

"Iya, sini!" jawab Ify mencoba merebut uang gopek tersebut dari tangan Rio. Namun, secepat kilat pemuda itu malah mengangkat tinggi-tinggi tangannya sambil tersenyum miring pada Ify.

'Menyebalkan.' Gerutu Ify dalam hatinya.

Ify cemberut, karena tak berhasil menjangkau si uang gopek.

"Lo siapa? Anak kelas apa dan berapa?" tanya Rio lagi, masih dengan posisinya mengangkat tangan yang tadi memegang uang gopek milik Ify ke atas.

Ify berdecak. Sial. Rio lebih tinggi darinya, sehingga ia tidak dapat mengambil uang gopeknya tersebut, meskipun tadi Ify udah berjinjit tetap aja tangan Rio tidak dapat gadis itu gapai. Arrgghh kenapa sih Ify harus pendek coba, Ify sempat-sempatnya menyeseali postur tubuhnya yang lebih pendek dari cowok yang berstatus sebagai kakak kelasnya tersebut.

"Ify, XI IPA Dua." jawab Ify jutek. Terpaksa Ify menjawab identitasnya supaya urusannya dengan pemuda yang katanya most wanted ini selesai. Gadis itu sudah menyerah, walaubagaimanapun Rio tinggi, percuma saja ia menggapai uang gopek yang kini diangkat tinggi-tinggi cowok itu.

"Oh, kelas sebelas. Gue Rio Gunawan, XII IPA Dua, wah, kita sehati ternyata." Balas Rio bangga. Membuat Ify membulatkan matanya, memandang tak suka ke arah Rio.

'Hello! Apa untungnya buat gue kalau sama, enak aja bilang sehati sama dia, No, malah Ify nggak sudi tuh, rese sih.' Ujar Ify dalam hatinya kesal. Tentu saja gadis itu tidak berani mengatakannya pada Rio, masalahnya bukan karena cowok itu populer tapi karena uang gopeknya masih berada di tangan pemuda itu, bisa-bisa kalau Ify keceplosan ngomel-ngomel uang gopeknya tidak pemuda itu kembalikan, gawat, itu tidak boleh terjadi.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang