"Rio!" Seru nenek Sari tepat ketika Rio baru saja menginjakkan kakinya di ruang tengah rumahnya. Pemuda itu baru saja pulang dari Sekolah.
Rio menghentikkan langkahnya. Lalu ia menoleh ke arah sumber suara, di mana nenek Sari dan mamanya sedang duduk di ruang keluarga. Pemuda itu kemudian menghampiri mereka dengan tatapan heran, ada apa memangnya nenek Sari sampai-repot-repot memanggil Rio yang baru saja pulang dari Sekolah? Kayak waktu itu deh, jangan-jangan ini juga ada hubungannya sama Ify? Apa, yang dilakukan gadis itu kali ini?
"Ada apa nek?" Tanya Rio heran, pemuda itu kini sudah berdiri di hadapan nenek Sari dan mamanya.
"Duduk!" Titah nenek Sari ketus. Rio menurut, kemudian pemuda itu duduk di sofa tepat di depan nenek Sari dan mamanya dengan pandangan heran, mau ngapain ya mereka? Kok kayak mau nyidang Rio aja, serius, itu wajah nenek dan mamanya terlihat beda dari biasanya, kayak lagi.... marah? Emangnya Rio ngelakuin hal apa sih sampai-sampai harus dimarahin?
"Kamu, nyuri uang gopek Ify?" Tanya nenek Sari to the point. Nenek Sari tidak bertanya dengan marah tapi tatapan wajahnya datar sekali.
Rio tersentak kaget dengan pertanyaan neneknya barusan, astaga, darimana neneknya tahu? Ah bego, pasti dari Ifynya lah, jadi gadis itu benar akan mengakhiri semuanya?
"Jawab, nenek tanya Rio apa benar kamu nyuri uang gopek punya Ify?" Tanya nenek Sari untuk kedua kalinya, masih dengan ketus.
Rio hanya diam, pemuda itu tidak bisa menjawabnya karena memang iya dan jika ia jujur neneknya pasti akan memarahinya, waduh gawat sekali bisa-bisa kali ini semua fasilitas Rio di ambil, gimana dong kalau nenek Sari nyuruh Rio jalan kaki? Err gengsi cuy! Seumur-umur Rio belum pernah naik angkot gimana jalan kaki entar gara-gara uang jajan dikurangi, hadeuh!
"Rio, jawab nenek, apa benar kamu maling uang gopek Ify?" Ulang nenek Sari lagi masih dengan ketus.
Rio masih diam tidak mengeluarkan suara sedikitpun karena pemuda itu sendiri enggan menjawab pertanyaan yang sudah bisa dipastikan akan membawa masalah dalam hidupnya itu.
"RIO NENEK TANYA, KAMU MALING YANG GOPEK IFY APA ENGGAK? JAWAB!" Kali ini nenek Sari bertanya sambil berteriak di depan cucunya tersebut. Cukup sudah bersabar dengan cucunya yang malah terdiam ketika ia tanya tadi. Bagaimana bisa cucunya memalukan seperti itu, maling uang gopek lagi, haduh kayak orang kere aja, padahal nenek Sari suka ngasih uang banyak, bagaimana bisa Rio sampai maling uang punya orang.
Rio dan mama Manda terlonjak kaget mendengar teriakkan nenek Sari barusan. Keduanya tidak menyangka nenek Sari akan sampai berteriak marah seperti itu. Karena baru kali ini mereka mendapati sang nenek yang biasanya lembut itu berteriak seperti tadi.
"Iya nek." Jawab Rio akhirnya jujur, pemuda itu mengeluarkan suara juga setelah tadi terdiam lama.
Nenek Sari menghela napas mendengar jawaban cucunya yang saat ini menatapnya penuh sesal itu.
"Mana uang gopek nya?" tanya nenek Sari kali ini nada suaranya kembali seperti pertama kali beliau mengajukan pertanyaan pada Rio. Tetapi, meskipun begitu nada suaranya masih saja ketus dan juga tatapan matanya pada Rio datar tanpa ekspresi.
"Tapi nek..."
"Nenek tanya mana uang gopek nya Rio? Nggak kamu jajanin kan?" Potong nenek Sari tak sabar sebelum Rio sempat menyelesaikan ucapannya.
"Yo, berikan uang gopeknya sama nenek!" Titah mama Manda yang kini ikut mengeluarkan suara setelah tadi terdiam lama menyaksikan kemarahan ibunya.
Rio kemudian merogoh saku celananya, mengambil uang gopek yang selama ini ia simpan rapih dalam saku celananya tersebut. Ah, bagaimana ini? Uang gopek itu kan merupakan alasan supaya Ify tetap berada dalam hari-harinya. Lalu, sekarang ia harus mengembalikan uang gopek itu pada Ify, otomatis seperti uang gopek itu yang kini pergi dari genggamannya, Ify pun akan menghilang dari hari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.