Uang Gopek 53

1.5K 134 15
                                    

"Loe di sini rupanya, gue kira udah nyari sendiri ruangan kepsek." Ujar Rio ketika bediri di hadapan Cakka. Pemuda itu berdecak kesal ketika mendapati Cakka tidak ada di gerbang tadi, hey, kemana sobatnya itu, apa masuk sendiri? hebat banget kalau gitu baru masuk eh udah tahu ruangan kepsek. Padahal kan Rio nyuruh nunggu di gerbang.

"Kayaknya sekolah ini pilihan yang tepat buat gue move on Yo, tadi gue lihat cewek cantik banget, ya meskipun tukang marah sih kayaknya." Sahut Cakka tak mengindahkan perkataan Rio sebelumnya. Pemuda itu malah menceritakan gadis pemarah tanpa nama yang di lihatnya tadi.

Rio menggelengkan kepala tak habis pikir mendengar jawaban Cakka, mudah sekali sobatnya ini tertarik dengan seorang perempuan hanya dengan sekali melihatnya saja. Rio bukan tipe cowok yang percaya akan cinta pada pandangan pertama, pada Ify pun butuh berhari-hari tumbuh rasa suka ketika seringnya mereka bertemu sehingga kehadiran gadis itu menjadi kebiasaan baginya, kemudian pada saat gadis itu memutuskan akan mengakhiri semuanya rasanya Rio tidak rela kebiasaan gadis itu hadir di hari-harinya yang ternyata sangat ia sukai kini tak akan ditemuinya lagi.

"Sebenarnya Indonesia bukan pilihan yang tepat mengingat mantan gue juga pindah ke negara ini, tapi ah Indonesia kan luas, dan kecil kemungkinan gue ketemu dia." Cakka menbahkan, pemuda itu malah jadi curhat, ya ampuun enggak tahu tempat nih sobat yang satu masa di depan pos satpam begini curhat, untung mang Udin-satpam sekolah sepertinya sedang ngopi di kantin sebelum bel berbunyi, kalau udah mulai nongkrong di pos satpam alamat jadi cicak putih deh nanti, mang Udin gitu-gitu satpam gaul cuy, tukang ngegosip lagi, suka ngegosip nya bareng ibu penjaga kantin, bu Retno.

Ngomong-ngomong soal mantan yang ingin dilupakan Cakka sendiri Rio tidak pernah melihat cewek itu, orang sama kayak Cakka dia tinggal di Aussy mana pernah mereka bertemu, Cakka juga tak pernah mengenalkan foto gadis itu ketika di group chat, sobatnya itu hanya bilang kalau dirinya sudah punya pacar cantik, di akun sosial media pun tak pernah Rio temui postingan Cakka bersama seorang perempuan. Memang, mereka -Iyel, dirinya dan Cakka adalah tipe-tipe cowok kaku yang sama-sama tak suka mengumbar kemesraan di media sosial. Lagipula bagaimana mau mengumbar kemesraan Rio kan jomblo, halah, pacar tuh bukan buat dipamerin, tapi dijagain supaya enggak lari ke mana-mana.

"Eh kita malah bengong di pos satpam begini. Cabut ah Yo!"

Lah, elo yang malah curhat, gerutu Rio dalam hati.

Keduanya kemudian meninggalkan pos satpam, Cakka meminta Rio mengantarkan dirinya ke ruangan kepala sekolah. Sepanjang perjalanan banyak siswa yang menatap mereka penasaran, tentu saja mereka bertanya-tanya siapa pemuda tampan yang sedang berjalan bersisian dengan Rio Gunawan si orang populer, murid barukah? Mungkin yang ada di benak mereka seperti itu. Apalagi, yang sering terlihat adalah Rio selalu bersama Iel, namun pemandangan hari ini terasa berbeda Rio datang dengan orang baru yang sudah pasti akan menimbulkan pertanyaan tentang siapakah gerangan kali ini orang yang berjalan bersama Rio menuju ruang kepala sekolah tersebut?

Tapi keduanya tetap berjalan kalem meski ditatap sebegitu penasaran oleh banyak siswa-siswi sekolah ini, lah, emangnya harus kayak gimana? Dadah-dadah kayak miss universe gitu? Atau ngenalin diri ya kali dikira narsis nanti.

Cakka dan Rio sudah sampai di depan ruangan kepala sekolah, Rio mengetuk pintu, Cakka disebelahnya hanya menatap pintu datar, males celingak celinguk dikira sengaja narsis mending natapan pintu yang terbuat dari jati di depannya deh.

Pintu terbuka, menampakkan wajah yang Rio kenali sebagai guru bahasa Indonesia mereka, Pak Budi.

"Eh kalian ayo masuk!" Kata Pak Budi ketika mendapati dua siswa di depan pintu yang tak lain adalah Rio dan juga sobatnya yang beliau ketahui sebagai murid baru.

Kepindahan Cakka memang segala sesuatunya di urus papa Rio, para guru pun sudah mengetahui informasi ini  sehingga pak Budi pada saat mendapati Rio dan orang yang baru beliau lihat langsung mempersilahkan mereka masuk tanpa banyak berkata, wong beliau sudah tahu kalau itu murid baru yang didaftarkan papa Rio.

Pak Budi keluar ruangan sementara Cakka dan Rio mulai memasuki ruangan tersebut setelah tadi mengucapkan terimakasih pada Pak Budi yang sepertinya baru saja ada urusan dengan kepala sekolah.

Sesampainya di dalam mereka di sambut kepala sekolah dengan senyum sopan nya. Beliau memberikan beberapa wejangan  serta memberitahukan di mana kelas Cakka berada.

Huh, ternyata Cakka berbeda kelas dengan Rio dan Iel. Nasib deh harus beradaptasi dengan teman-temannya yang baru, Cakka mengeluh dalam hati. Dirinya menyesal tidak meminta ayah Rio untuk mengurus kelas nya juga supaya bisa satu kelas dengan Rio dan Iel.

***

Agni baru saja mendaratkan tas selempangnya di meja membuat Sivia yang sedang mengutak-ngatik ponselnya mengelus dada karena kaget. Gadis itu melirik Agni sebentar. Agni nyengir. Sivia geleng-geleng kepala sebagai respon  kelakuan tanpa rasa bersalah sepupu Ify tersebut. Kemudian gadis itu kembali menunduk sibuk dengan ponselnya.

"Lagi chat sama siapa Siv?" Tanya Agni sambil melongokkan kepala ke arah ponsel Sivia. Kepo lah ya, soalnya gadis itu sampai gak sadar pas Agni udah ada di sampingnya tadi. Sama pacar ya?

"Hehe kak Alvin." Jawab Sivia sambil cengengesan.

"Kak Alvin? Kakak sepupu gue kan?" Tanya Agni heran. Kak Alvin sepupunya?

Sivia mengangguk, tapi tak mengalihkan fokus serta pandangannya yang masih setia menatap ponsel canggih dalam genggaman tangannya.

"Kok bisa? Katanya kemarin bukan pacar?" Tanya Agni lagi, kepo Agni kumat, Sivia udah Agni anggap sahabat sih jadi yang berhubungan sama gadis itu pasti Agni kepo maksimal, apalagi ini berkaitan sama kakak sepupunya, kak Alvin.

Sivia kembali mengalihkan pandangannya pada Agni gadis itu tersenyum malu-malu menatap Agni. Ah, iya yah kan kemarin-kemarin si Agni nyangka mereka pacaran terus disangkal kak Alvin, dan hari ini Sivia bilang lagi chat sama kak Alvin, jelas dong menimbulkan tanda tanya besar di kepala cantik sahabat barunya ini.

"Gue juga enggak tahu tiba-tiba semalam kak Alvin nge chat gue, katanya sih kontaknya dari Ify." Jawab Sivia salah tingkah. Duh, rasanya gimana ya, ini tuh yang diajak ngomong adik sepupunya orang yang Sivia sukai loh ya terus tahu mereka lagi chat an sekarang otomatis agak malu juga.

"Oh iya, ciee Sivia bakal jadi kerabat gue nanti." Balas Agni menggoda Sivia.

Pipi Sivia memerah tanpa permisi digoda seperti itu, jiahh belum juga jadian cuma chat an doang kok, Agni ini ya suka ngaco, tapi nggak bisa dipungkiri sih Sivia senang kalau itu memang jadi kenyataan hehe Sivia mulai ngarep.

"Cuma chat an doang Ag, belum nembak." Balas Sivia salah tingkah lagi.

"Belum nembak? Ngarep bakal ya haha." Sahut Agni sambil tertawa. Lucu juga ya ngegoda orang yang lagi salah tingkah gini.

Pipi Sivia tambah memerah bak kepiting rebus, sial, si Agni malah semakin menjadi.

"Ya enggak gitu juga Ag, tapi iya sih hehe." Jawab Sivia sambil cengengesan kembali.

Jawaban jujur Sivia membuat Agni tergelak, dasar tadi aja so so an nyangkal pada kenyataannya emang ngarep kan? Kak Alvin emang ganteng wajar lah Sivia sampai naksir gitu.

Mengingat hal itu Agni meringis dalam hati, diam-diam Agni merasa iri pada Sivia dan juga Ify mereka mendapatkan lelaki baik, ya meskipun kak Rio pernah selingkuh sih, tapi Agni lihat kak Rio itu cuma khilaf aja sesungguhnya pemuda itu teramat mencintai Ify kelihatan dari tatapan matanya saat menatap sepupunya tersebut.

Sementara  kak Alvin Agni tahu betul meski kurang dekat dengan kakak sepupunya itu, jangan ditanya dia tipe cowok yang setia bahkan sangat menghargai perempuan, ah intinya mereka beruntung jika sampai berjodoh dengan kedua laki-laki tersebut.

Agni melirik Sivia lagi, terakhir kali jawaban jujur gadis itu tidak sempat Agni balas karena terlanjur melamun, dan sekarang sahabat barunya itu sibuk dengan dunianya kembali seperti tadi, berchat ria dengan kakak sepupu Agni, kak Alvin.

Ah, kapan ya Agni juga dipertemuin dengan laki-laki baik seperti kak Rio dan kak Alvin?


Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang