Uang Gopek 59

1.2K 98 7
                                    

"Eh loe temennya Ify kan ya, Shilla?"

Rio berseru ketika baru saja seorang gadis yang diketahuinya bernama Shilla -Sahabat Ify, lewat di hadapannya yang sedang menunggu Gabriel di depan gerbang.

Shilla menghentikkan langkahnya, "Iya kak, kenapa?" Tanya Shilla kebingungan. Aduh, kenapa musuh Ify ini malah nyegah dirinya, apa mau ngelabrak Shilla karena temannya Ify? Jangan sampai, Shilla gak mau punya urusan sama kakak kelas apalagi makhluk model kak Rio yang sedikit menyebalkan ini.

"Oh, nggak papa teman loe si Ify udah datang?" tanya Rio.

Shilla berucap syukur dalam hati karena Rio hanya bertanya tentang Ify, untung deh tidak melabrak dirinya, gadis itu sudah deg-degan tak karuan.

"Nggak tahu kak, bukannya suka sama kakak ya sekarang Ify berangkatnya?" Tanya Shilla heran juga kenapa kakak kelasnya ini bertanya perihal Ify yang sudah datang atau belumnya, bukannya beberapa hari yang lalu mereka berangkat bersama?

"Hari ini nggak, mobil gue lagi disita nenek."

Iya, hari ini Rio memang tidak berangkat bersama Ify, mobilnya disita nenek Sari entah karena alasan apa, karena terjadi begitu saja, pagi-pagi saat ayam tetangga baru berkokok nenek Sari sudah membuka pintu kamar Rio, lalu membangunkan Rio yang masih bergelung di alam mimpi dan menagih kunci mobil. Rio yang bingung pun memberikan kunci mobil tersebut, tanpa tahu kalau pada akhirnya akan disita. Rio pikir nenek hanya akan meminjamnya karena ingin ke suatu tempat tapi ternyata neneknya malah berujar dengan tegas, "Seminggu ini, kamu ngangkot ke sekolah, itu hukuman buat kamu karena udah mempermalukan nenek dengan mencuri uang gopek milik anak gadis orang." Yasalam dengan ucapan neneknya itu, selain menerima Rio tak punya pilihan lain, karena setelahnya pun nenek Sari langsung berbalik pergi dari kamar Rio tanpa mendengarkan protesan Rio terlebih dulu. Alhasil, tadi pagi dirinya menebeng pada Gabriel karena tidak mau naik angkot, bukan apa-apa sih, suka dilihatin ibu-ibu yang mau ke pasar, mungkin karena kadar kegantengannya yang tak bisa ditolak kali ya, hemzzz entahlah hanya ibu-ibu yang senang memperhatikkan Rio dan Tuhan yang tahu jawabannya.

Rio yang melihat sahabat Ify, memutuskan bertanya apakah pacar bohongannya itu sudah tiba di sekolah atau belum, kalau sudah Rio akan menanyakan racun apa yang diberikan gadis itu pada neneknya sehingga neneknya tersebut melakukan hal yang kejam pada Rio, iya, penyitaan kendaraan bagi Rio adalah hal terkejam yang pernah nenek Sari lakukan seumur hidupnya pada cucu satu-satunya itu. Dan semua itu karena provokasi Ify. Rio tidak akan marah, karena ya gimanapun juga sekarang pemuda itu sadar mencintai Ify, masa sih marah sama orang yang kita cintai karena hal sepele?

"Nggak tahu ya kak, kayaknya belum, Ify suka agak siangan kalau berangkat."

"Oh gitu ya, pemalas kayaknya tuh cewek."

Ucap Rio seenak jidatnya, Shilla bingung jadinya harus menganggapi apa.

"Ada lagi yang mau ditanyakan kak?" Tanya Shilla yang sudah jengah berada di depan gerbang bersama Rio, apalagi sudah mulai banyak siswa yang berdatangan yang memperhatikkannya.

Tiba-tiba sebuah angkot berhenti di depan mereka, lalu keluarlah Ify dan Agni dari angkot tersebut.

Ify dan Agni baru saja turun dari angkot, pandangan Ify langsung tertuju pada dua makhluk yang sedang memperhatikannya. Loh, ngapain si perampok uang gopek sama Shilla berduaan di depan gerbang? Ify bertanya-tanya dalam hati.

Dan Ify merasa ada yang aneh dengan hatinya, terkesan tak suka, 'Enggak, enggak, gue bukan cemburu kan, cuman gue tuh gak suka kalau sobat gue deket-deket sama musuh gue, gitu aja' ujar Ify mengingatkan pada dirinya sendiri kalau perasaan aneh itu bukan karena dirinya cemburu, dirinya tidak menyukai Rio, camkan itu.

"Nah, akhirnya e, eh yang kamu datang juga udah aku tungguin dari tadi, maaf ya gak bisa jemput, mobilku disita nenek gara-gara kemarin ada yang provokasi nenek supaya menghukum aku. Sedih deh jadinya, ngebiarin kamu harus desek-desekkan sama ibu-ibu tadi di angkot." Ujar Rio yang hampir keceplosan tadi memanggil Ify dengan sebutan elo, gimanapun juga ada Agni harus masih pura-pura.

Sial. Si perampok uang gopek menyindirnya, pikir Ify, 'Jadi nenek Sari menghukum cowok itu? Yuhuuu rasain, gak sia-sia kemarin gue datang ke sana.' Batin Ify tertawa senang.

"Iya kak Rio sebel deh gue harus desek-desekkan di angkot. Ih, semua ini gara-gara si orang provokasi itu deh jadinya kak Rio gak bisa jemput kita. Siapa sih kak? Kalau ketemu gue bejeg-bejeg deh. Kesel gue."

Ify diam, heh, 'Gue tuh sembarangan loe mau bejeg-bejeg gue.' Ify mendumel di dalam hati.

Rio melirik Ify sembari tersenyum miring, Ify memalingkan mukanya ditatap Rio seperti itu. Sial. Pemuda itu sengaja pasti menyindirnya tadi supaya Ify merasa kalau itu ditujukkan untuknya. 'Please, kemarin gue nggak memprovokasi nenek Sari deh, ngobrol biasa aja, entah si nenek kenapa malah menghukum si perampok uang gopek.' Gerutu Ify dalam hati.

"Ya nggak bisa sepenuhnya nyalahin si provokasi dong, bisa aja kan kak Rio yang buat salah. Bey, kamu sabar ya, mungkin nenek Sari ngehukum kamu itu supaya kamu nggak ngelakuin kesalahan itu lagi."

Sindir Ify balik, tak terima dirinya tadi disebut provokasi, karena dirinya sendiri tidak melakukan hal demikian.

"Eh Ify, kok loe malah ngebelain si provokasi sih, bukannya pacar loe yang loe belain. Si provokasi pasti udah meracuni otak nenek Sari kan kak, gak tahu diri banget." bukannya Rio yang menyahut tapi malah Agni yang berkata sewot.

Rio sendiri kebingungan karena malah jadi berantem seperti ini. Sementara Shilla hanya terdiam bego karena tidak mengerti sama sekali dengan ucapan ketiga orang di depannya.

Ify panas mendengar tuduhan tidak benar Agni tersebut. "Loe kalau gak tahu apa-apa jangan seenak jidat dong ngomong, kita nggak tahu siapa yang salah di sini." Sahut Ify sedikit emosi dibilang tak tahu diri, karena dirinya sadar ucapan Agni ditujukkan untuk dirinya, meski Agni menunjukkan perkataan tersebut untuk si provokasi bukan untuk dirinya. Agni nggak tahu apa-apa. Sepupunya itu tidak bisa berkomentar mengenai hal ini.

"Emangnya loe tahu?" Tanya Agni skeptis.

Ify diam, sial, di sini kan dirinya tidak tahu apa-apa kenapa malah terkesan tahu si provokasi tersebut, waduh gawat.

"Eh udah kok malah berantem sih, nggak papa Ag, itung-itung gue mandiri juga." ujar Rio yang baru mengeluarkan suara menengahi perdebatan Ify dan Agni sebelum terjadi pertumpahan kata, eh.

"Iya sih kak. Ya udah deh terserah elo juga." Ucap Agni akhirnya.

Rio mengangguk-ngangguk, kemudian pemuda itu menatap Ify,"Yang, ada yang ingin aku bicarain sama kamu. Ikut aku bentar ya, biar Agni sama Shilla ke kelasnya. Gue pinjem Ify dulu ya Ag, Shill." Ucap Rio meminta izin pada kedua sahabat Ify.

Bagaimanapun juga kan tadi Ify berangkat bareng Agni, jadi Rio meminta izin pada dua orang yang kini mengangguk tanda memperbolehkannya berbicara privasi dengan Ify.

Ify mengernyit heran, apalagi memangnya yang akan dibicarakan si perampok uang gopek padanya. Apakah perihal penyitaan kunci mobil yang dilakukan nenek Sari, aduh tolong dong, serius Ify gak memprovokasi ataupun meracuni nenek Sari supaya menghukum si perampok uang gopek, kenapa mesti disalahin begini.

"Ayo yang di taman belakang!" Ajak Rio lagi.

Ify tersadar dari alam lamunannya. Oke, baik apapun nanti yang akan pemuda itu bicarakan akan Ify sahuti, kalau sampai ngajak perang mulut, baik, Ify siap meladeni.

"Gue ke sana dulu ya." Pamit Ify yang diangguki Agni dan Shilla.

Gadis itu kemudian mulai mengkuti Rio tanpa mengeluarkan suara sepatah katapun. Nanti juga bakal tahu kalau udah di taman apa sebenarnya tujuan pemuda itu ingin bicara berdua dengan Ify.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang