Uang Gopek 29

1.6K 150 2
                                    

SAAT ini, Ify dan Agni sudah sampai di rumah mereka. Sepanjang perjalanan Agni terus saja mengoceh tidak jelas, menyerukkan ketidakrelaannya kalau Ify punya pacar ganteng dan kaya raya. Kalau saja gadis itu tahu bahwa semua itu hanya kebohongan belaka yang sengaja Ify ciptakan, akan bagaimana ya?

"Sumpah ya Fy gue masih merasa mimpi loe dapet cowok cakep plus ganteng kaya kak Rio itu." Kata Agni lagi dan lagi.

Kuping Ify bosan mendengarnya. Daritadi ya itu aja yang diomongin. Duh, gimana kalau kuping Ify jadi lebar gara-gara denger ocehannya yang itu-itu mulu?

Mereka sudah berada di depan pintu. "Ya gimana dong Ag, kayak gitu faktanya mau loe percaya atau enggak juga Rio tetep pacar gue." Ucap Ify tak mau lah dia kalah, si Agni ini ya, dia tuh ngeremehin orang banget makanya Ify juga gak boleh kalah walaupun harus berbohong.

Ify membuka pintu rumah. Kemudian ia dan Agni memasuki rumah tersebut.

"Tapi loe jangan bilang-bilang sama mama ya Ag, gue mohon please!" ucap Ify lagi sambil menatap Agni penuh harap.

Agni memandangnya curiga.

"Kenapa?" Tanya Agni curiga.

'Loh bukannya nanti tante Sonia bakalan senang kalau anaknya punya pacar ganteng kaya lagi?' pikir Agni heran.

"Ya jangan aja ya, entar besok gue traktir deh di kantin." Jawab Ify mencoba bernegoisasi. Agni masih dengan pandangan curiganya.

'Ih kenapa sih kok Ify nggak mau bilang, apa mereka sengaja backstreet? Kok Ify gitu sih nggak minta izin dulu pacaran, kan gimana pun juga restu orang tua itu perlu,' ujar Agni dalam hatinya.

"Ah nggak mau ah, sebelum loe bilang alasannya." Balas Agni kukuh, sorry ya Agni nggak mempan disogok traktiran untuk menyembunyikan hal yang penting.

"Ih gue nggak bisa bilang Ag, pokoknya jangan bilang ya Ag, please!" Ify kembali memohon.

"Ify kita tuh jangan nyembunyiin sesuatu dari orang tua bisa kualat entar." Ucapan Agni menasehati. Ify membenarkan ucapan Agni tersebut, bener sih, tapi kan mama Ify tahunya selama ini nggak punya pacar mana bisa tiba-tiba ngaku punya pacar, mana si Rio lagi anak sahabatnya. Mama pasti curiga dan kebohongan Ify pasti kebongkar saat itu juga.

"Iya Ag gue tahu. Atau gini deh entar gue kenalin loe sama cowok cakep plus ganteng yang kaya juga seperti Rio." Ify masih mencoba merayu. Mendengar hal itu Agni langsung menoleh ke arah Ify, apa Ify tadi bilang? Mau ngenalin Agni sama cowok cakep plus kaya seperti pacarnya. 'Nah kalau kayak gitu Agni mau banget!' Batin Agni senang.

"Oke deh, tapi janji ya kenalin gue sama cowok cakep plus kaya seperti cowok elo. Biar gue gak kalah sama elo nantinya." Ucap Agni setuju akhirnya.

Ify hanya mengangguk pasrah, 'Lah gue harus ke mana nyari cowok kayak gitu? Kira-kira temen sekelas gue ada gak ya?' Ify berpikir.

Masalah uang gopek belum kelar, malah datang lagi masalah yang lainnya, harus nyariin Agni pacar, pusingnya hidup Ify saat ini.

***

Rio memasuki rumah, langkah kaki pemuda itu membawanya sampai ke dapur, entah karena apa.

Di meja makan nenek Sari sedang melahap kue brownies yang dibawa gadis tarzan tadi, eh sepupunya ding. Kan yang tadi Rio lihat sepupunya gadis tarzan yang nentang kresek putih si gadis tarzan yang membawa motornya.

Rio menghampiri nenek, mau minta tuh kue, soalnya Rio juga suka kue brownies tersebut. Tahu kan dulu aja sampai habis satu dus gara-gara saking lezatnya rasa kue buatan ibu gadis tarzan itu.

"Nenek... Rio boleh nggak minta kuenya?" Tanya Rio sambil duduk di samping nenek Sari.

Nenek Sari menoleh ke arah Rio "Maaf ya Rio cuma ada satu bungkus. Untuk soal ini nenek nggak bisa bagi-bagi. Kalau kamu mau kamu bisa pesen lagi sama mamanya Ify." Kata nenek Sari sambil berusaha menjauhkan si kotak kue brownies dari pandangan Rio. Bukannya nenek pelit sama cucu sendiri nggak mau bagi-bagi tapi kan cuma ada satu, dan hari ini nenek Sari berencana untuk menghabiskan semuanya.

"Yah, nenek pelit." Keluh Rio. Nenek Sari nggak peduli terus aja makan kue brownies tanpa memperdulikan tatapan ngiler Rio.

"Oh iya, kamu juga pelit, kata Ify selama kalian jadian kamu nggak pernah traktir di kantin, nggak pernah beliin Ify pulsa apalagi ngajak Ify nonton di bioskop." Kata nenek Sari menimpali.

What?

Rio menganga mendengar perkataan nenek Sari. Sial. Gadis tarzan itu mengarang cerita lagi menyudutkan Rio.

Sial. Sial. Sial.

Rio kesal bukan main, gila ya tuh cewek sampai segitunya balas dendam, duh Rio harus memikirkan cara juga nih buat ngebales gadis itu, tapi apaan, buntu ide mament!

"Emangnya tadi nenek sama dia ngebahas apa aja?" Rio jadinya kepo, kalau gadis itu berani memojokannya di depan sang nenek seperti itu, kemungkinan banyak juga cerita yang gadis itu karang tentang Rio, gimana kalau dia menjelek-jelekkan Rio?

"Banyak. Oh iya Rio kok kamu jadi cowok nggak romantis banget sih kata Ify kamu nembak dia di halte, nggak bisa apa sambil nyanyi atau di cafe yang lebih elit dikit. Duit kamu kan banyak masa nggak muat buat nyewa cafe sehari aja."

Apalagi ini? Ya Tuhan dosa apa Rio sampai dijelek-jelekkan seperti ini oleh gadis tarzan itu. 'Nembak di halte, ya kali gue gak modal, kalau nanti gue punya pacar ya pasti lah bakalan nembak di tempat romantis,' batin Rio protes.

Gadis itu benar-benar sinting!

"Malu-maluin kamu Rio." Kata nenek Sari lagi. Serius ya cucunya ini bikin malu, masa sih nembak cewek di halte kayak gak ada tempat yang lain aja. Padahal uang jajan suka dikasih lebih dari sekedar banyak sama Manda. Suka dikemanain tuh uang?

"Biar beda dari yang lain nek. Kan jadinya entar Ify bakalan inget terus." Kilah Rio.  Yeah, bohong aja deh, lagian udah terlanjur kan ngapain nyangkal lagi yang ada entar disalahin.

Kehadiran gadis pemilik uang gopek itu kesialan bagi Rio. Namun, Rio juga menyadari satu hal hidupnya tak membosankan lagi seperti dulu.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang