"Loe gak mau nyamperin mereka Yo?" Tanya Gabriel yang dijawab Rio dengan gelengan kepala, pemuda itu berusaha memecah keheningan yang terjadi diantara mereka -Rio, Cakka dan dirinya yang sedang duduk-duduk saja di meja kantin tanpa memesan makanan apapun.
Karena Gabriel amat bosan melihat kegalauan dua sahabatnya tersebut. Rio dan Cakka dua teman karibnya itu daritadi lebih banyak diam sambil memperhatikkan meja paling pojok di mana tempat Ify dan kawan-kawan sedang bersenda gurau bersama.
Kenapa nggak disamperin aja ketimbang dilihatin terus?
Ada apa sih dengan mereka, terutamanya ada apa dengan Rio? Cakka sih Gabriel tahu, pemuda itu galau gara- gara ketemu lagi sama mantannya, dan mendapati dirinya masih memiliki rasa pada sang mantan tersebut. Tapi bagaimana dengan Rio? Ada masalah apa pemuda itu sampai-sampai udah mirip orang yang lagi sakit gigi -males ngomong?
Ditanya tadi mau memesan apa, cuman menggelengkan kepalanya saja tanpa menjawab. Alhasil, Cakka dan Gabriel mengikuti Rio, ya, menghargai sih walaupun perut lapar masa sih teman lagi galau kita enak-enakan menikmati sepiring siomay, kan nggak setiakawan banget.
"Apa ini gara-gara mobil loe disita nenek Sari Yo? Udah lah jangan dipermasalahin. Cuman seminggu ini juga, gue siap deh antar jemput loe." Ujar Gabriel menghibur. Masih berusaha supaya Rio mau mengeluarkan suaranya.
"Bukan. Sekarang itu udah nggak jadi masalah lagi buat gue."
"Terus?"
"Ify."
"Ify, kenapa Ify? Gadis itu yang ternyata provokasi nenek Sari?"
Rio menggeleng.
"Terus, apa? Yo, loe kalau cerita yang bener biar orang yang denger kayak gue nggak penasaran."
"Gab, please, loe kayak cewek deh rempong gitu sama masalah Rio."
Kali ini Cakka menyahut. Pemuda itu daritadi sembari ekor matanya memperhatikkan sang mantan -Agni, diam-diam juga mendengar percakapan Gabriel dan Rio, dan sumpah kekepoan Gabriel itu udah mirip cewek-cewek rempong yang suka mengurusi masalah orang lain, dan Cakka merasa risih.
"Ah peduli amat. Habisnya si Rio gak bener ceritanya, setengah-setengah. Gue heran dia daritadi diam terus kalau lagi ada masalah ngomong, siapa tahu kan gue bisa ban...
"Ify. Dia benci sama gue." Potong Rio yang masih diam-diam melirik Ify di meja paling pojok. Gadis itu juga terlihat diam sama seperti dirinya. Mungkinkah Ifynya itu masih merasa sakit hati atas makian Angel tadi?
"Lah, emang dari pertama kali kalian bertemu Ify udah benci ya sama loe karen loe udah ngrampok uang gopeknya? Terus kenapa?" Tanya Gabriel heran. Sumpah ya, si Rio bikin keki ceritanya setengah-setdngah bikin penasaran.
"Ini bencinya beda. Dia nyesel udah ketemu gue. Semua ini gara-gara gara-gara Angel yang maki-maki dia. Tadi pagi..."
Dan mengalirlah cerita Rio, tentang Angel yang sudah ikut campur dengan urusannya dengan Ify, tentang pembelaan Angel pada dirinya yang menyebabkan Ify sakit hati, tentang Ify yang dimaki Angel, tentang Ify yang menangis karenanya dan tentang Ify yang mengatakan kalau gadis itu menyesal bertemu serta mengenalnya.
"Loe belum bilang perasaan loe yang sebenarnya sama dia? Harusnya di kesempatan itu loe berusaha jujur sama Ify. Siapa tahu Ify jadi nggak marah." Usul Gabriel.
"Nggak terlalu kecepetan ya? Kita baru aja kenal masa gue langsung tiba-tiba bilang suka sama dia. Entar gue dikira playboy lagi, yang dengan mudah tertarik sama cewek padahal baru aja kenal." Rio merasa ragu dengan saran Gabriel, apalagi melihat kondisi hubungan mereka selama ini, dirinya kan tidak menunjukkan ketertarikkan pada Ify, terus tiba-tiba bilang suka pada gadis itu, ya mana percaya,yang ada gadis itu berpikir Rio hanya berniat mempermainkannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.