"Aaaaa, apa kabar? Miss you sekaliii."
Ify berteriak kegirangan ketika memasuki kamar Debo, dan menemukan kakak sepupunya tersebut sedang membereskan sejadahnya sehabis menunaikan ibadah sholat Maghrib.
Debo yang mendengar seruan seseorang langsung berbalik, mata pemuda itu sukses melebar karena kaget dengan kedatangan sepupunya -Ify.
Kenapa sepupunya itu ada di rumahnya? Kalau punya riwayat penyakit jantung pasti deh Debo collapse di tempat. Kedatangan sepupu jauhnya tersebut sangat mengejutkan, tanpa memberi tahu terlebih dahulu, tahu-tahu saat ini nyengir tanpa dosa di depannya.
Debo mengucek matanya beberapa kali, benarkan itu Ify? Sepupunya dari Bekasi? Bukan bayangannya kan?
"Aa ini beneran Ify, kaget banget sih, biasa aja kali." Ify bersuara kembali, gadis itu kini sudah berdiri di hadapan Debo yang masih menatap kaget ke arahnya.
"Kok kamu ada di sini Fy?" Debo sudah berhasil mengontrol rasa kagetnya kini, pemuda itu bertanya penasaran pada sepupunya yang masih nyengir itu.
"Salam dulu deh," bukannya menjawab Ify malah mengambil tangan Debo, lalu diciumnya tangan tersebut. Debo lebih tua darinya, akan sangat tidak sopan jika Ify tidak mencium tangan pemuda itu sebagai awal pertemuan kembali mereka setelah sekian lama tidak bertatap muka.
"Iya, Ify juga bakal tinggal di sini loh A hehe." Jawab Ify setelah berhasil melepaskan tangan Debo.
"Hah? Maksudnya apa? Tinggal? Mamah papahmu mau pindah Fy?" Tanya Debo kaget mendengar penuturan Ify.
Maksudnya, Ify sekeluarga ingin pindah dari kota Bekasi ke kampung Kamayangan gitu ya? Ada apa? Bukankah papa Ify bekerja di kota?
"Enggak kok, cuman sementara waktu Ify pindah ke sini, lagi ngasingin diri dari kota. Mamah papah tetap di Bekasi, cuman Ify aja." Ujar Ify menjelaskan.
"Loh, kok gitu? Ada apa? Tumben, biasanya kamu mah paling males kalau ke sini." Sindir Debo.
Ify nyengir lagi, "Hehe iya, iya, sekarang lagi khilap aja pengen tinggal di kampung, lagi kangen sama nenek." Balas Ify berbohong, tanpa memberitahukan alasannya mengapa mendadak gadis itu ingin tinggal di kampung neneknya tersebut, padahal kan, biasanya paling susah disuruh menginap barang sehari aja, pengen suka cepat-cepat pulang.
Debo jadi curiga. Kenapa sepupunya itu? Apa bertengkar dengan orang tuanya? Atau sedang ada masalah dengan teman-temannya?
"Kamu lagi nggak ada masalah kan?" Tanya Debo penuh selidik.
Sesaat Ify terdiam, kemudian gadis itu menggeleng sambil tersenyum manis, "Enggak kok A, serius, cuman pengen cari suasana baru aja." Jawab Ify berbohong.
Debo merasa tak puas dengan jawaban Ify, "Beneran?" Tanya pemuda itu sekali lagi yang dibalas anggukan mantap oleh Ify.
Ify belum siap cerita, nanti sajalah waktu di sini masih banyak dan Aa Debo pasti siap mendengar kapanpun.
"Ekhemzzz" deheman seseorang yang tengah berdiri di tengah-tengah pintu terbuka mengalihkan perhatian Ify dan Debo yang tengah berbincang tadi.
Untuk kedua kalinya Debo melebarkan matanya karena kaget mendapati kedatangan seseorang yang kini mulai menghampirinya.
Agni. Itu Agni kan? Sepupu satunya lagi yang tinggal di Aussy itu?
Kenapa Agni juga ada di rumahnya? Bukankah gadis itu berada di Aussy? Wah jangan-jangan ada sesuatu nih, sehingga mendadak keluarga berkumpul di rumah Debo, apa orang tua Agni juga ada di sini?
"Aa, hey, masih inget ka Agni kan? Tos lami teu pendak, sono pisan Agni. (kakak, hey, masih ingat sama Agni kan? Udah lama nggak ketemu, rindu banget Agni."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.