Uang Gopek 71

868 116 0
                                    

"Eung permisi kak, kenapa ya manggil saya?" tanya Ify takut-takut ketika gadis itu sudah sampai di taman belakang bersama Shilla.

Angel mendongak, gadis itu hanya sendirian kali ini.

"Eh, elo udah datang, sama teman loe ya, siapa?" Ujar Angel sambil mengarahkan dagunya pada Shilla, minta diperkenalkan.

"Shilla kak," Ify menyahut. Angel mengangguk-ngangguk.

"Salam kenal Shilla," ucap Angel ramah, tersenyum ke arah Shilla.

"Iya kak, salam kenal juga." Sembari mengangguk mengiyakan Shilla menjawab sapaan Angel. Hemzz, baik juga si kakak kelasnya ini, nyapa gue segala, batin Shilla, hilang sudah rasa takut menghadapi kakak kelasnya ini.

"Eung, Ify gue nyuruh loe ke sini mau minta maaf." Angel menjeda ucapannya, gadis itu menghempaskan napas pelan kemudian melanjutkan lagi, "Maaf sama sikap gue kemarin ya sama elo. Gue nggak tahu yang sebenarnya. Gue cuman nggak suka aja ada junior yang kurang ajar sama senior. Apalagi Rio salah satu teman gue, jadinya gue gitu sama loe." Ujar Angel merasa bersalah.

Hah, minta maaf? Serius ini, jadi kakak kelasnya itu bukan mau ngelabrak Ify gitu, ya?

"Apa, kakak suka sama kak Rio?" Tanya Ify was-was. Ini kakak kelas ngebelainnya segitunya sih, kayak naksir gitu, gak mau si perampok uang gopek direndahin juniornya, gimana ya kalau beneran naksir, hati Ify gimana dong nasibnya?

"Hah, naksir, haha enggak lah, gue mah cuman nganggap Rio temen, soalnya dia emang baik sama gue. Nggak perlu khawatir. Gue ngundang loe ke sini bukan buat nyuruh loe ngejauhin Rio kok." Canda Angel yang sadar mungkin adik kelasnya ini takut kalau dirinya dipanggil untuk disuruh menjauhi Rio. Padahal mana berani dia, lagi pula Angel mah nggak naksir Rio, Angel malah senang Rio suka sama seseorang, selama ini kan pemuda itu datar-datar aja karena dilarang pacaran neneknya.

Ify di tempatnya malu luar biasa, kok pikiran Ify kebaca sih sama kakak kelas di depannya ini. Tengsin atuh euy!

"Enggak gitu juga sih hehe." Ify nyengir malu merespon.

"Ah, gue paham kok. Eh, btw dimaafin kan Fy?" Tanya Angel.

Ify mengangguk, "Iya kak santai aja dimaafin kok, aku juga wajar, salah aku juga sih kurang sopan."

"Makasih ya Fy, loe baik juga. Pantes si Rio suka. Btw, gue udah ditunggu nih sama dua sohib gue di kantin. Duluan ya Fy, Shill," Angel pamit. Perempuan itu melenggang pergi dari hadapan Ify dan Shilla sambil melambaikan tangan, tanda perpisahan.

Ify dan Shilla di tempatnya menghembuskan napas lega. Untung aja cuman minta maaf, padahal hati mereka udah ketar-ketir daritadi.

***

"Eh, sorry loe lihat Ify?

Tanya Rio pada dua gadis teman sekelas Ify yang duduk paling depan dekat pintu masuk. Mereka tengah mengobrol.

"Tadi ke taman belakang, disuruh kak Angel. Gak tahu mau ngapain." Sahut salah satu dari mereka, entah bernama siapa, Rio nggak tahu.

"Angel?" Tanya Rio agak terkejut sekaligus khawatir. Kenapa teman seangkatannya itu meminta Ify untuk menemuiny? Aduh, gawat, gimana kalau Ify jadi mau pindah lagi gara-gara si Angel?

"Iya kakak kelas,  teman kakak." Dengan sabar si gadis kembali menjawab pertanyaan bernada khawatier Rio. Perasaan yang namanya Angel satu deh di sekolah ini, dan sudah dipastikan kakak kelasnya ini tahu, wong temannya juga.

" Oh oke. Makasih ya, gue permisi dulu."

Setelahnya Rio melesat ke arah taman belakang.

***

"Fy, Angel ngomong apa tadi?" Tanya Rio yang sudah sampai di taman belakang. Pemuda itu mendapati Ify dan Shilla yang tengah mengobrol. Angelnya mana?

"Hah, eh, enggak, tadi cuman minta maaf aja. Kok bisa tahu gue ada di sini?" Tanya Ify kikuk. lebih ke kaget sih, kenapa tiba-tiba aja perampok uang gopek ada di sini?

"Eng, kata temen loe. Syukur deh, jangan berubah pikiran lagi ya, jangan jauh-jauh dari gue lagi," ujar Rio tulus. Mata teduhnya menatap Ify dalam. Ify ditempatnya terdiam, dengan jantung berdegup kencang, perasaanya menghangat mendengar perkataan Rio barusan.

Rio ini ya bisa aja deh bikin anak orang meleleh gini, gimana ya?

"Ehem," Shilla berdehem, menginterupsi kegiatan saling tatap Rio dan Ify.

"Gak sadar ya di sini ada gue?" sindir Shilla, Rio nyengir. Elah ini bocah satu ganggu aja lagi romantis-romantisnya juga tadi.

"Sadar dong. Oh iya kantin bareng yuk, gue yang traktir." Rio cari muka.

"Wah, boleh tuh ide bagus. Ya Fy, ikut kak Rio? Lumayan gratis haha." Shilla menyahut sambil tertawa senang. Gratis cuy, lumayan hemat uang jajan, bisa buat beli pulsa.

"Eng gue lagi mau ke perpus kak, kalau Shilla mau, ajak aja dia." Tolak Ify beralasan. Malu sih, apalagi ditraktir, mending nyari alasan aja buat gak ikut. Lagian kan Rio siapanya dia sampai harus traktir dia dan Shilla, Ify tuh nggak mau sampai manfaatin pemuda itu, tadi dikasih uang gopek aja udah gak enak walau hati senang sekarang ditraktir lagi, jadian aja belum kan?

"Yah, kok gitu," Rio berujar dengan nada kecewanya. Ify ini gimana sih, gak ngerti ya kalau Rio tuh mau pedekate, kok rasanya kayaknya ngehindarin sih?

"Hehe iya maaf, lain kali aja. Shilla loe kalau mau ikut aja, gue ke perpus dulu deh ya, takut keburu bel," Ify pamit kikuk, ah mending ngacir deh cepet-cepet habisnya mau alasan apa lagi, udah gitu kasihan juga lihat tampang kusutnya Rio. Gimana ya, belum siap aja lah masih kaku gengs sama si Rio.

"Eh, tunggu Fy, gue ikut loe aja deh," Shilla mulai mensejajari langkah Ify. Lah, ikut Ify ajalah, masa iya dia mau makan bareng gebetan teman. Apa kata orang nanti? Dikira Shilla pagar makan temen lagi.

"Kak, kita duluan, makasih atas tawarannya, sorry nggak bisa. Mungkin lain waktu," ujar Shilla sambil menoleh sebentar pada Rio.

Rio hanya tersenyum masam. Ketika dua gadis yang tadi tengah berbicara dengannya itu meninggalkannya sendirian di taman yang sepi ini.

Hemm, gagal deh, serius ya kecewa berat, serasa ditolak gitu.

Ify kenapa sih loe susah dideketin, apa loe masih benci gue? Batin Rio galau.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang