Uang Gopek 64

1.4K 130 19
                                    

Hallo maaf uang gopek baru aku post lagi.

Maaf juga semakin garing ceritanya.

NB : untuk bahasa sundanya, kalau ada yang salah mohon dikoreksi ya, itu aku ngegunain bahasa sehari-hariku di sini.

Terimakasih untuk yang masih baca uang gopek, bersedia ngasih vote sama nyempatin berkomentar.

Happy reading!

***

"Daritadi gue perhatiin loe ngelamun mulu, kenapa Yo, ada masalah?" Tanya Gabriel. Yang merasa khawatir pada sahabat sekaligus teman sebangkunya itu, karena sejak duduk di bangkunya sampai sekarang waktu menunjukkan saatnya istirahat, Rio melamun terus. Dia juga nggak ngajak Gabriel ngobrol sejak pagi. Padahal biasanya selalu saja ada yang mereka bahas, namun hari ini, ah bukan hari ini saja, tapi kemarin pun demikian pemuda itu jadi lebih banyak diam.

Masihkah masalah Ify yang marah pada pemuda itu?

"Yel, Ify pindah ke Garut. Gadis itu juga pindah sekolah. Gue pingin nyusul ke sana, tapi nggak ada satupun yang bisa memberitahu gue di mana alamat rumah nenek Ify, gak Alvin, gak Sivia, gak Shilla mereka semua nggak tahu." Akhirnya Rio memutuskan untuk bercerita. Nada bicaranya terdengar putus asa.

"Agni?"

"Daritadi pagi gue tungguin di gerbang, gadis itu nggak nongol juga. Kemungkinan nggak masuk, atau ikut pindah bareng Ify." Ujar Rio masih dengan nada putus asanya.

Gabriel menatapnya kasihan.

"Terus, gimana?"

Rio menggeleng ditanyai seperti itu oleh Gabriel. Karena sungguh Rio juga nggak tahu akan bagaimana ini, pada siapa Rio bertanya alamat Ify, bahkan pembantu dan tukang kebun Ify pun sepertinya ikut dibawa pindah oleh keluarga Ify, eh atau sebenarnya Ify nggak punya pembantu dan tukang kebun ya? Halah, nggak penting masalah itu. Yang penting itu sekarang bagaimana caranya Rio bisa mengetahui alamat rumah Ify di Garut, pada siapa Rio harus bertanya, nggak mungkin kan pada cicak di dinding yang saat ini tengah meledek kegalauannya itu?

"Kalian masih di sini rupanya." Seseorang menghampiri Rio dan Gabriel, dia adalah Cakka. Pemuda itu duduk di sebuah bangku kosong -yang kemungkinan penghuninya sedang istirahat, tepat di depan Rio dan Gabriel.

"Si Rio galau lagi, Ify mendadak pindah sekolah dan pindah kota." Gabriel yang menjawab pertanyaan Cakka tersebut. Karena Rio hanya diam saja. Pemuda itu berpikir keras mengenai bagaimana caranya agar bisa mendapatkan alamat rumah nenek Ify, dan kira-kira siapakah orang yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan gadis itu?

"Ke mana?" Tanya Cakka penasaran, lah, sampai pindah segala gara-gara takut nanti ketahuan  sama siswa-siswi yang lain, sungguh kekanak-kanakkan, sama kayak sepupunya -Agni. Eh Agni lagi, Agni lagi, batin Cakka tak habis pikir, kenapa sih harus inget terus?

"Garut katanya," masih Gabriel yang menyahut pertanyaan yang diajukkan Cakka.

"Garut? Tempat tinggal neneknya Agni?"

Rio reflek menoleh kaget ketika mendengar pertanyaan Cakka. Pemuda itu kini memfokuskan pandangannya pada Cakka. Menatap sahabatnya itu dengan serius.

"Loe tahu nenek Agni di Garut?"
Tanya Rio cepat, Cakka mengangguk mengiyakan, "Dia pernah cerita kalau punya nenek di kota Garut."

"Bagus. Loe tahu nama daerahnya?" Rio bertanya tak sabar.

Merasa lola pada otaknya, dirinya kan, punya sobat yang notabennya mantan pacar sepupu Ify -Agni. Kenapa nggak kepikiran sih?!

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang