Uang Gopek 6

2.4K 174 1
                                    

Di balkon kamarnya, seorang cowok sedang membolak-balik uang gopek yang kini digenggamnya, siapa lagi kalau bukan Rio Gunawan. Sepinya malam tak membuatnya kesepian duduk sendirian di balkon kamarnya.

"Kenapa ya, ada yang aneh sama hati gue, kenapa sekuat tenaga gue mempertahankan uang gopek ini, padahal menurut akal yang sehat cuma uang gopek, nggak berharga sama sekali, buat apa coba gue uang gopek kayak gini? Uang di dompet gue aja merah sama biru, nggak ada tempat buat uang receh kayak gini." gumam Rio sembari terus memperhatikkan uang gopek hasil curiannya dari Ify itu. Matanya memicing curiga, jangan.. Jangan...

"Iya, jangan-jangan uang gopek ini ada peletnya lagi?" gumamnya lagi, pasalnya dia merasa aneh, hatinya enggan sekali mengembalikkan uang gopek itu pada pemiliknya, Ify. Mungkin si Ify naruh jampi-jampi di uang gopek itu kali ya, soalnya entah kenapa sejak uang gopek itu Rio pegang, tangan Rio nggak mau ngelepasinnya.

Pemuda itu menggeleng.

Tidak mungkin, Ify tidak kelihatan seperti cewek yang kagum padanya, malahan mungkin gadis itu tidak tahu siapa Rio, sepopuler apa Rio, sekaya apa Rio, buktinya tadi dia berani mengatai Rio. Selama ini, tak ada satu orang pun yang berani mengatai Rio di sekolah, entah mengapa padahal Rio juga bukan preman, kalau dirasa-rasa para siswa-siswi segan padanya.

"Nggak mungkin banget, pelet nggak zaman, lagian masa sih Ify tukang ke dukun? Nggak mencerminkan banget." sudah ketiga kalinya Rio bergumam, matanya sibuk memperhatikkan uang gopek di tangannya dengan sangat fokus, sampai-sampai tak sadar jika sedari tadi mama Manda memperhatikkannya. Dan mungkin melihat kelakuan Rio yang ngomong sama uang gopek.

"Darimana dapet uang gopek itu hemz?" tanya sang mama yang akhirnya memutuskan mengagetkan Rio, sebelum terlambat, takut anak gantengnya itu kesambet.

Rio tersentak kaget karena suara sang mama yang bertanya padanya penuh selidik. Kemudian pemuda itu nyengir tanpa dosa. Sejak kapan mamanya di situ? Apa dia mendengar ucapan Rio tadi?

"Oh, ini, nemu di koridor mah," jawab Rio seadanya, tidak mengatakan yang sebenarnya pada sang mama kalau uang yang digenggamnya itu adalah hasil rampokan dari adik kelas. Bisa-bisa kuping Rio dijewer lagi, kan mama nggak pernah ngajarin anak tercintanya untuk ngerampok, itu nggak baik katanya.

'Maaf ya mah, Rio kali ini ngelanggar, kata hati Rio yang bilang entah kenapa apapun caranya kalau Rio harus mempertahankan uang gopek yang kini Rio genggam,' batin Rio menyesal pada mamanya.

Mama Manda menatap anak kesayangannya dengan curiga. Nemu di koridor? Kenapa langsung dipungut? Walaubagaimanapun jawaban anaknya tidak masuk akal menurut mama Manda sendiri.

"Oh, bukan hasil nyolong punya orang kan? Soalnya tadi mama denger kamu bilang mempertahankan?" tanya mama lagi, masih curiga. Rio menggaruk tengkuknya pelan. Jangan bilang tadi mamanya juga dengar ia menyebut nama Ify? Hah, kalau sampai dengar bahaya kalau laporan sama nenek Sari Rio lagi mikirin cewek, nenek Sari kan pengen lihat Rio sukses dulu, baru katanya punya pacar.

"Tentu bukan mah, ini uang gopek nemu di koridor tepat di depan kaki Rio." sahut Rio beralibi. Lagipula Rio nggak sepenuhnya berbohong, toh sebenarnya uang gopek itu jatuh di depan kakinya terus dia pungut deh.

"Terus kamu pungut gitu?" tanya mama tak percaya dengan kelakuan Rio, masa sih uang gopek dipungut, kayak nggak pernah dikasih uang jajan aja sama mamanya. Malu-maluin.

"Aduh mamah kepo banget sih, kasihan kan dia tergeletak manis tanpa ada yang mungut di koridor, ya udah, Rio pungut aja, lumayan buat beli permen Tiga biji." Rio kembali beralasan.

Mama Manda menganga tak percaya, ya Tuhan, bahkan Rio bisa membeli permen sekarung, kenapa anaknya jadi terlihat menyedihkan seperti itu, sampai harus mungut uang gopek di koridor sekolah?

"Sejak kapan kamu doyan uang gopek, dikasih uang dua puluh ribu aja ngomel-ngomel pengennya yang biru sama yang merah?" mama Manda masih bertanya penasaran, dia tahu betul sifat Rio, anak satu-satunya itu selalu berfoya-foya, tidak pernah ingin hidup susah, dan sekarang mungut uang gopek? Bukankah itu tidak bisa dipercaya?

"Sejak hari ini mama sayang, Rio jadi doyan uang gopek, nah, kalau mama punya uang gopek, sekarang kasih Rio aja ya, lumayan, ya udah berhubung ini udah malam, anak sekolah nggak baik begadang takut ketiduran pas besok di tengah-tengah pelajaran, Rio pamit tidur yah mama sayang." kata Rio pamit, lebih baik ia beralasan ingin tidur, daripada bohong terus, bisa-bisa dosanya numpuk.

Mama Manda memandang punggung Rio yang naik turun, ada apa dengan anaknya itu? Tadi ketahuan ngomong sendiri sambil mandangin uang gopek, dan sekarang malah menyuruh mama manda untuk memberikkan uang gopek jika ada dan itu untuk dibelikan permen, sungguh aneh.

Mama Manda menggelengkan kepala mengusir rasa khawatirnya, Rio jelas-jelas baik-baik saja, malah mungkin bagus anaknya itu berubah menjadi lebih ngirit. Mungkin seperti itu.

Rio kini sudah berbaring di atas kasurnya, sementara mama Manda memperhatikan putera semata wayangnya tersebut sambil terus menenangkan pikiran buruknya gara-gara tadi melihat anaknya itu ngomong sama uang gopek.

'Tidak apa-apa Manda, Rio pasti baik-baik saja.' Ujar mama Manda dalam hatinya berusaha mengendalikkan keresahan hatinya yang berpikiran buruk tentang kelakuan aneh Rio tersebut. Wanita itu kemudian berjalan menuju pintu, sesekali ekor matanya memperhatikkan Rio yang kini sudah mulai terlelap.

Anaknya, Rio Gunawan, permata hatinya itu pasti baik-baik saja.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang