Uang Gopek 67

1.3K 152 33
                                    

Hallo, uang gopek baru kembali lagi, setelah sekian lama saya anggurin gara-gara kehabisan ide, ini juga serius makin garing, untuk yang masih minat aja ya silahkan di baca 😀😀.

***

Prangggg!!!

Suara pecahan gelas yang membentur lantai terdengar memekakan telinga, membuat semua orang yang sedaritadi berbincang secara reflek menoleh terkejut ke arah sumber suara.

Nenek Ida, Debo, tante Sonia serta om Dirga dengan tergesa menghampiri seseorang yang menjatuhkan gelas tadi, Agni.

Sementara Agni sang pelaku pemecahan gelas tersebut merasa kaget luar biasa ketika mengetahui salah satu dari empat orang tamu Ify adalah Cakka, mantan kekasihnya, sehingga gadis itu tanpa sadar menjatuhkan nampan yang berisi gelas kaca di tangannya.

"Ya ampun Agni kunaon nepi ka murag kitu -ya ampun Agni kenapa sampai terjatuh seperti itu?"

Nenek Ida yang pertama kali menegur, setelah berada di hadapan Agni sambil ikut berjongkok membantu Agni memungut pecahan gelas yang berserakan di lantai.

"Maaf," cicit Agni merasa bersalah.

"Gak papa, sini biar Aa yang bawa buat dibuang." Debo mengambil alih nampan yang dipegang Agni, Agni memberikannya dengan tangan yang gemetaran, masih kaget cuy, tiba - tiba aja lihat si mantan kekasih, kan gak siap!

"Ayo duduk dulu di kursi, kamu pasti masih kaget." Ujar tante Sonia sembari membantu Agni untuk berdiri. Agni menurut saja ketika dipapah tante Sonia lalu disuruh duduk di sofa. Ekor matanya melirik Cakka yang juga tengah menatapnya lekat-lekat. Duh, bikin malu aja sih, kenapa coba make mecahin gelas segala di depan mantan, ketahuan begonya kan?!

"Agni nggak papa?" Nenek Sari yang bertanya sambil menatap Agni khawatir. Agni menggeleng, "Enggak nek, cuman kaget aja," balas Agni sambil memaksakan seulas senyum.

"Syukur deh, kamu pasti kaget kan lihat nenek ada di sini? Maaf ya, malam-malam lagi, si Rio pengen ditemenin kasihan kalau gak ditemenin orang tua ada apa-apa di jalan kan repot," Ujar nenek Sari merasa bersalah, dikiranya Agni mecahin gelas karena kaget akan kedatangannya, padahal bukan sama sekali, Agni tuh kaget lihat si mantan kekasih, bukan nenek Sari. Buat apa coba kaget lihat si nenek?

"Bukan kok nek, Agni lagi ngelamun aja tadi, maaf ya ngagetin," alibi Agni.

"Oh syukur deh, oh iya kenalin nih dua teman Rio, Cakka sama Gabriel, mereka juga sama kaya nenek ikut nganter."

Lagi Agni menatap Cakka untuk kedua kalinya setelah tadi menghindari kontak mata dengan pemuda itu. Gadis itu mendadak terdiam, sama halnya dengan Cakka, mereka menciptakan keheningan yang ditatap bingung oleh penghuni ruang tamu lainnya.

"Kita udah kenal kok nek, Agni sama kayak Ify, adik kelas kita." Gabriel yang dengan sigap menjawab, memecah keheningan yang diciptakan oleh Agni dan juga Cakka.

"Iya sudah kok nek." Cakka menambahkan sambil tersenyum.

"Oh begitu ya, ya bagus lah kalau sudah mengenal." Ujar nenek Sari tanpa merasa curiga dengan hubungan Cakka dan juga Agni yang terasa kaku.

Sementara Agni duduk dengan gelisah di tempatnya. Keadaan ini membuatnya tak nyaman. Dirinya hanya diam tak bersuara. Sedangkan yang lainnya sudah terlibat percakapan seru lagi antar orang tua. Terutama nenek Sari yang banyak menceritakan kehidupannya, nenek, om dan tantenya hanya menimpali sesekali.

'Kenapa lagi Cakka harus ikut-ikutan kak Rio menyusul Ify, apa pemuda itu juga berniat menyusul Agni?' Pikir Agni kepedean. Bisa aja kan gitu? Ngapain coba repot-repot ikut kalau ada nenek Sari yang menemani kak Rio kalau gak ada udang di balik batu? Kalau gitu ceritanya, mungkin nggak sih mereka balikan?

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang