Uang Gopek 17

1.7K 126 0
                                    


Sial. Sial. Sial.

Kenapa harus ketemu teman si cewek tarzan itu sih? Siapa tadi namanya Shilla ya? Halah lupa-lupa ingat lagi Rio, nggak penting juga.

Yang jelas sekarang ia dalam keadaan bahaya, bahaya apa? Ituloh, takut si teman Ify bilang sama tante Sonia terus tante Sonia malah laporan sama mama Rio, Rio yakin deh bukan hanya telinga Rio yang jadi korban, tapi uang jajan Rio bakal dikurangin, motor Rio juga pasti disita, terus Rio make apa ke sekolah? Ya kali jalan kaki gempor dong, atau kalau naik angkot males suka banyak ibu-ibu yang berangkat ke pasar.

'Oke, tenang, tenang dan tenang Rio, kalau aja itu kejadian, loe cuma bilang kalau uang gopek itu jatuh di depan kaki elo, terus elo pungut deh, plus harus melakukan pembelaan kalau itu bukan salah elo, uang itu yang nyamperin elo, oke, iya, seperti itu cukup.' Batin Rio.

Sejak meninggalkan halaman rumah Ify, hati Rio tidak tenang, bahkan sampai kini ia sampai di depan rumahnya pun masih belum tenang tuh hati. Dipandanginya pintu rumahnya sendiri dengan ragu-ragu, tekan bel nggak ya?

Cklek...

Tiba-tiba saja pintu terbuka dari dalam, membuat Rio mengelus dada karena kaget.

Nenek Sari menatap Rio bingung tepat ketika beliau membuka pintu dan mendapati cucu tampannya itu malah terkaget-kaget melihatnya, kenapa cucunya itu?

"Mau kemana nek?" tanya Rio yang sudah bisa mengontrol rasa kagetnya.

"Mau JJS, ah berhubung kamu di sini ayo temani nenek JJS," balas nenek Sari yang membuat Rio mengernyit tidak mengerti, JJS apa itu?

"JJS, apaan tuh nek?" tanya Rio kayak orang bego. Nenek Sari menepuk jidatnya, haduh perasaan di sini yang anak muda siapa sih? Dia atau cucunya ini? Masa nggak tahu JJS, nggak gaul sis!

"Jalan-Jalan Sore, aduh Rio kamu masa nggak tahu sih istilah itu? Itu tuh suka dipakai cowok buat ngajak pacarnya jalan-jalan di sore hari. Ah, iya nenek lupa kamu kan jomblo, jadi pantes nggak tahu." kata nenek Sari tak habis pikir sambil geleng-geleng kepala. Rio cemberut dibuatnya.

"Nenek kan yang ngelarang Rio pacaran, makanya Rio jomblo sampai saat ini." kata Rio tak terima. Kan neneknya ini yang melarang Rio jangan pacaran dulu sebelum mapan, kok sekarang malah ngeledek sih?

Sejujurnya Rio tinggal milih mau sama siapa, banyak banget yang pastinya pengen jadi pacar Rio, tapi takut ketahuan nenek dan dimarahin jadilah hingga detik ini ia jomblo. Bukan nggak laku dengar itu, enak saja, muka ganteng gini nggak laku? Malu sama kucing.

"Oh iya yah nenek lupa. Bagus deh Yo, lagian ngapain punya pacar, nggak baik buat pendidikan kamu, kamu harus mapan dulu pokoknya, awas ya, kalau kamu ketahuan punya pacar nenek akan hukum kamu," kata nenek Sari mengancam, Rio bergidik ngeri dibuatnya.

"Iya nek," Rio mengangguk patuh, lagipula belum ada seorang gadis yang menyentuh hatinya, belum ada sama sekali.

"Ah keburu magrib, ayo temani nenek Yo," ajak nenek tak sari tak sabar.

"Tapi ini?" tanya Rio sambil memperlihakan kantung kresek yang dibawanya.

"Udah bawa aja, kita makan di jalan, ayo cepat sekali-sekali kamu berbakti sama nenek, jangan mentang-mentang nenek udah tua kamu malu jalan sama nenek keliling komplek perumahan ini." nenek Sari berkata tak sabar, Rio akhirnya pasrah saja ditarik oleh neneknya itu.

JJS? Jalan-jalan sore? Gabriel tahu tidak ya istilah itu? Pasti tidak, temannya itu juga kan jomblo.

Tapi, hati Rio masih tidak tenang, sekalipun kini nenek Sari mengoceh tak penting sambil menggandeng tangannya, pikirannya masih tertuju pada

Apakah teman cewek tarzan itu akan mengadukan perbuatan Rio pada tante Sonia?

Kalau iya, bagaimana?

Pusing!

Rio mulai tidak mengerti, mengapa takdir menggelindingkan uang gopek milik si cewek tarzan tepat di depan kakinya? Dan, mengapa ia malah mengambil uang gopek itu? Bahkan sampai mati-matian mempertahankannya, ini kenapa? 

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang