Uang Gopek 70

898 118 4
                                    

"Apaan tuh?"

Shilla yang baru sampai di bangkunya menatap penasaran pada kotak kecil yang tengah dipandangi Ify lamat-lamat di bangkunya.

Tanpa menoleh Ify berujar, "Gak tahu dari si perampok uang gopek," masih dipandanginya kotak kecil pemberian dari Rio tersebut dengan pikiran bertanya-tanya, isinya apaan ya?

Mau buka? Takut dikerjain. Kalau nggak dibuka penasaran juga. Kotaknya kecil tapi berat cuy, makanya Ify jadi curiga.

"Wuihhhh cieee dikasih kak Rio. Buka aja ih, siapa tahu surat cinta haha," Shilla malah meledek. Ify manyun.

Tapi, gadis itu menuruti apa yang diperintahkan Shila. Pelan tapi pasti pita sudah lolos Ify lepaskan dari si kotak. Kemudian dengan penuh antisipasi gadis itu membuka kotak tersebut, matanya sukses membola ketika netranya mendapati setumpuk uang gopek di dalamnya.

ASLI, INI BENERAN?

"Wuahhh uang gopek, banyak amat, eciieee tahu aja si akang kesukaan eneng, jadinya si eneng luar biasah bahagia," Shilla memberikan komentarnya setelah tahu isi dari kotak tersebut.

Ify ditempatnya menatap takjub setumpuk uang gopek yang terdapat di dalam kotak.

Asli, ini beneran? Serius gitu ya si perampok uang gopek ngasih ini?

Jelas, ini bikin Ify luar biasa bahagia.

"Kayaknya kak Rio serius deh ini sama elo." Ujar Shilla tiba-tiba serius.

Ify menatapnya, "Menurut loe gitu ya?"

Shilla mengangguk, "Kalau cuman ngerjain, tadi isinya nggak bakalan barang yang paling loe anggap berharga kan? Bisa aja bangkai kecoa, cicak atau tikus, gue sih nangkepnya gitu, saran aja, jangan dianggurin gitu aja sayang haha,"

Ify terdiam mendengar perkataan Shilla. Benar juga, pikirnya menyetujui apa yang Shilla paparkan barusan.

"Kak Rio manis juga ya, baru tahu gue. Nggak seperti yang kita kira."

Shilla kembali berargumen. Gadis itu memang tahu apa yang tengah terjadi pada Ify dengan kakak kelasnya yang kerennya kebangetan itu. Dikasih tahu Ify sih semalam, curhat habis-habisan tuh bocah sama Shilla. Shilla jadi sempat merasa bersalah pada kakak kelasnya tersebut, kemarin waktu ditanya kan judes. Ya namanya juga lagi sebel sama orangnya.

Tiba-tiba saja sekelebat bayangan  wajah Rio muncul di benak Ify setelah penuturan Shilla yang mengatakan jika kakak kelasnya tersebut manis, hemmm iya manis juga sih ternyata orangnya, ganteng juga Ify akuin.

Perasaan Ify tiba-tiba saja berdesir aneh.

Apa mungkin, Ify benar-benar sudah jatuh cinta pada pemuda itu?

Hemmzz jadi malu mengakuinya, dulu benci sekarang malah jadi cinta, gimana ya?

***

"Eh, gue ke toilet dulu ya Siv, loe duluan aja. Ntar gue nyusul," Agni berujar sembari tergesa membereskan peralatan menulisnya.

"Ok." Sivia menyahut.

Selanjutnya yang terjadi, Agni segera bangkit dari duduknya meninggalkan Sivia yang mulai tenggelam dengan ponselnya.

***

"Agni,"

"Cakka,"

Gumam keduanya lirih tepat ketika mereka berpapasan di koridor kelas sebelas. Di mana Agni yang hendak menuju toilet sementara Cakka yang hendak ke kantin menyusul Rio dan Gabriel yang telah lebih dulu ke sana.

Mereka kemudian sama-sama diam di tempat. Bingung euy papasan sama mantan di koridor begini.

Koridor sepi menjadi pendukung suasana canggung tersebut. Agni kemudian berdehem pelan, "Eung, sorry gue mau lewat, mau ke toilet."

Kikuk, Cakka memberikan jalan pada Agni.

Pemuda itu kemudian berbalik, menghadap punggung Agni yang mulai berjalan "Ayo kita balikan Agni." Serunya lantang.

Membuat langkah Agni replek terhenti seketika mendengar seruan Cakka tersebut.

"Gue sadar, kalau loe amat teramat berharga dalam hidup gue." Tambah Cakka lagi. Karena Agni tak kunjung merespon. Gadis itu masih membelakanginya tanpa bergerak sedikitpun. Diam aja kayak patung. Noleh kek, hargain gue, batin Cakka mendumel.

"Loe sadar ini di mana?" Agni menjawab sinis sambil berbalik menghadap Cakka.

Cakka mulai bingung dengan pertanyaan Agni, ya jelas lah di koridor, ngapa tanya, anak kecil juga tahu ini koridor!

"Koridor, emang kenapa?"

"Loe tahu ini koridor, dan ngajak gue balikan di tempat kayak gini gitu, gak romantis tahu," Agni mencibir.

Serius ya mantannya ini loh ngajak balikan gak mikir di koridor, bukannya di restoran atau di taman yang lebih spesial biar romantis ckck.

"Sama aja ngajak balikan. Mau nggak? Gue yakin sih mau." Ujar Cakka dengan percaya dirinya. Kelihatan kok dari mata Agni kalau mantannya itu masih ngarep sama Cakka tadi ituloh natap Cakka tanpa kedip.

"Gak mau kalau ngajak balikannya di sini. Gue duluan, bye." Setelah berkata demikian Agni berbalik, kemudian gadis itu lari terburu-buru menuju toilet.

Gilaa, udah gak kuat gengs pingin ke kamar mandi, si Cakka pake ngedrama dulu lagi ah, batin Agni sebal.

Cakka melongo, "Jadi, gue ditolak gitu ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri

Ya Tuhan, cewek tuh ribet ya, di ajak balikan di koridor aja salah, padahal sama aja perasaan.

Cakka nggak habis pikir.

***

"Fy, disuruh ka Angel ke taman belakang."

Nisa teman sekelas Ify menghampiri Ify.

"Ka Angel Nis, ada apa?" Tanya Ify kaget sekaligus khawatir. Duh, mau apalagi tuh kakak kelas, apa sekarang mau nyuruh Ify ngejauhin si perampok uang gopek gitu?

"Ngapain dia nyari loe? Wah, jangan ditemuin deh, takut." Shilla memberi saran di samping Ify. Tuh kakak kelas kan yang bikin Ify mau menetap di Garut kemarin-kemarin, mau ngapain lagi dia?

"Iya sih, tapi kalau gak ditemuin lebih takut lagi. Temenin gue yuk Shill," pinta Ify dengan wajah memelas. Takut gengs sendirian mah, bisa-bisa koleps di tempat kalau si kak Angel macam-macam. Makanya cara terbaik tuh ngegeret Shilla, sobatnya itu kan pemberani, jadi kalau kak Angel ngapa-ngapain mereka, Shilla bisa melawannya.

"Beneran nih mau ditemuin?" Tanya Shilla agak bimbang juga mau nemenin Ify, eung sedikit takut sih, gimana kalau mereka bawa ember, gunting, telur dan kawan-kawan buat nyerang mereka, kan ngeri juga.

Ify di tempatnya mengangguk mengiyakan, "Mudah-mudahan mereka nggak seberingas kakak kelas di novel-novel deh. Yuk, ah kasihan udah nunggu."

Ify mulai bangkit dari duduknya. Shilla pun kemudian melakukan hal yang sama.

Dalam hati gadis itu berdoa. Semoga gak terjadi apa-apa.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang