Satpam rumah profesi Rio pada sore ini, sebel banget, bete juga nangkring di rumah sendirian. Terus juga ia tak sempat ikut latihan basket padahal besok pertandingan akan dilakukan. Hal ini dikarenakan sang mama yang menyuruhnya pulang cepat tadi dan memerintahkan Rio untuk sementara jadi satpam rumah, sialnya mang Udin, satpam mereka dipindah tugaskan ke kantor papanya untuk sementara waktu, sedangkan bi Ima pembantunya sedang pulang kampung.
Mama bilang, sore ini akan ada seseorang yang mengantar paket berisi kue brownies kesukaan neneknya. Untuk siapa pengirimnya, mama hanya bilang anak teman mama, itu saja, selebihnya yang bisa Rio ceritakan adalah penderitaan Rio yang bete abis nungguin tuh pengirim yang nggak dateng-dateng padahal mamah bilang pengirim akan datang pada pukul Empat sore, namun, sekarang jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah Lima sore, itu artinya Rio sudah menunggu sekitar Tiga puluh menit lamanya, duduk termangu di depan televisi, membolak-balik chanelnya secara asal karena bosan tak ada acara televisi yang menarik perhatiannya.
"Gak on time banget sih tuh kurir gue keburu jamuran nunggu. Lagian, mama kenapa pake acara shoping segala bareng nenek Sari kalau tahu bakal ada kiriman," gerutu Rio kesal. Sedikit-sedikit pemuda itu melirik ke arah pintu tak sabar, kapan bel di baliknya akan berbunyi? Satu jam, satu minggu, satu bulan, atau satu tahun? Halah lama intinya.
'Kasihan nenek Sari minta ditemenin perawatan, kan dia habis dari negri orang.' itu alasan yang diajukan sang mama ketika tadi Rio menolak untuk cepat pulang. Iya, nenek Sari baru saja pulang ke Indonesia, setelah merantau ke negara Thailand untuk liburan. Lagian, memang apalagi yang harus dilakukan orang terlanjur kaya seperti neneknya itu di usianya yang menginjak umur Lima Puluh Lima tahun kalau bukan menikmati hidup? Uang banyak, mau mengunjungi negara mana saja tinggal ngomong sama papa Rio pasti diiyain.
Untung saja neneknya itu masih terlihat kuat dan sehat, masih terlihat muda juga hobinya perawatan sih. Bukannya insyaf inget umur, eh malah ngurusin dunia mulu, sorry ya nek, habisnya Rio lagi bete.
---
Ify memandang takjub sebuah bangunan di depannya. Gila. Ini rumah apa istana? Gede banget.
Sebenarnya gadis itu bete setengah hidup soalnya baru saja pulang sekolah langsung disuruh nganterin pesanan pelanggan mamanya. Huh! Tapi apalah daya, jadi anak harus nurut takut durhaka, takutnya entar kalau durhaka dikutuk jadi batu kayak Malinkundang itu loh! Ih ngeri, belum merried, masih pengen hidup.
Mama Ify memang bisnis jualan kue via online tapi disekitar kecamatan Jati sari, kota Bekasi saja. Dan untuk kali ini Ify kebagian nganterin ke daerah perum kenanga. Perum yang menurut desas desus penghuninya pengusaha sukses semua. Nggak aneh pelanggan mama yang ini juga rumahnya gede banget.
Rupanya tanpa sadar kaki Ify telah melangkah ke halaman rumah yang tadi sejenak dipandanginya. Heran kok rumah segede gini nggak ada satpamnya? Gerbangnya saja tidak digembok, 'Apa enggak takut maling nyusup ya?' Pikir Ify heran.
Saat sampai di depan pintu mendadak perasaannya tak menentu, kenapa ya? Memang siapa penghuni rumah ini? Ragu-ragu gadis itu menekan bel yang berada di samping pintu.
Ting.. Tong..
Suara bel berbunyi tentu saja. Sejenak Ify membalikkan badannya sembari menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya.
Cklek..
"Kenapa lama banget sih.... ELO!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.