Rio menaruh kantung kresek secara asal di meja makan, lama menunggu, terus yang datang bikin bete, si cewek tarzan yang kekeuh banget mertahanin uang gopek miliknya, padahal cuma uang gopek, tuh cewek nyampe rela permaluin dirinya tadi di depan teman-teman Rio, ckck Rio benar-benar tak habis pikir sama cewek yang satu itu, ada gitu yang kayak gitu? Adalah tuh orang baru aja pulang dari rumah Rio, namanya Ify nggak tahu deh kalau nama panjangnya, Rio bukan bapaknya.
Dilirik lagi kantung kresek berwarna putih yang tadi di simpannya, entah apa yang membuat Rio jadi duduk di meja makan tersebut untuk kemudian memandangi sang kantung kresek dengan penuh minat.
Perut rampingnya menyenandungkan lagu 'aku ingin itu, untuk dicerna usus yang ada di dalamku, aku ingin itu' sial! Pemuda itu merutuk dalam hati, perutnya tanpa diminta penasaran dengan rasa kue brownies dan sudah tidak tahan lagi ingin mencicipinya, walaupun satu gigitan saja.
Ragu-ragu pemuda itu membukanya, ah, daripada mati berdiri karena pensaran bagaimana sih rasa dari kue brownies yang dibawa cewek tarzan itu, dia nggak peduli kalau nanti neneknya marah karena kue kesukaannya berkurang Satu potong, 'Cuma satu potong ya nek, Rio nyobain dikit aja,' batin Rio meminta maaf.
Tadinya sih cuma satu potong. Tapi, ternyata tanpa disadarinya kue brownies milik neneknya TINGGAL CUMA KOTAK DUSNYA DOANG, isinya? Habis dilahap mulut Rio tak tanggung-tanggung.
Mampus.
Rio kelabakan, kue brownies pesanan neneknya habis tak tersisa, yang nangkring sekarang di depannya hanya kantung kresek dan juga kotak dus sebagai pelindung dari kue brownies tersebut. Ia dibutakan dengan rasa lezat dari kue itu sampai-sampai tidak menyadari kalau kue itu bukan miliknya. Aishhhhh.. Ini semua gara-gara cewek tarzan itu, dia penyebab utamanya, kalau bukan dia yang ngantar Rio juga nggak bakal penasaran sama rasanya, pokoknya gara-gara cewek tarzan itu.
Apa yang harus ia katakan pada neneknya? Ya Tuhan, kenapa tadi tidak ada alarm peringatan sih kalau Rio harus segara menghentikkan aksinya memakan kue brownies itu, kan sekarang dia jadi bingung mau bagaimana? Kue abis, mau pesen lagi nggak mungkin, Rio nggak punya nomer ponsel cewek tarzan itu, 'arrrrgggghhhhh pusing!!' batin Rio prustasi.
Ting... Tong...
Suara bel berbunyi membuat Rio tersentak kaget.
Sial.
Di balik pintu itu pasti terdapat dua makhluk yang siap memarahi Rio karena ulahnya yang membabat habis makanan punya orang tanpa tersisa satu potongpun. Bagaimana ini? Kuping Rio rasanya tidak sanggup jika diberi wejangan sama dua orang sekaligus, satu saja dari mamanya membuat telinganya panas, apalagi ditambah dengan neneknya, yang bawel pake banget.
Ting... Tong..
Suara bel kembali berbunyi. Rio bimbang, buka atau tidak ya? Kalau dibuka ia harus siap dengan konsekuensinya, kalau enggak? Masa sih dua orang itu nginep di luar?!
Buka aja deh.
Perasaan tak tenang menyelimuti hati Rio seiring kakinya melangkah menuju pintu.
Cklekk...
"Lama banget sih Yo." semprot mamanya saat Rio baru saja membukakan pintu.
Rio nyengir gak jelas dibuatnya, waduh, dibukain pintu lama aja udah nyemprot kayak tadi, gimana kalau tahu kue brownies kesukaan neneknya malah Rio habisin? Alamat telinga Rio jadi korban deh ini.
"Iya nih Yo, nenek kepanasan, emang kamu habis ngapain, oh, iya, kiriman udah kamu terima kan?" tanya sang nenek sambil mengibas-ngibaskan tangan, kegerahan mungkin, neneknya memang tidak tahan kalau harus berlama-lama di luar rumah, panas katanya, takut gosong.
GLEK
Rio meneguk ludah. 'Aduh, gimana nih?' Batin Rio bingung. Kedua orang di depannya menatap Rio meminta penjelasan.
"Eng, jadi gini, tadi ternyata yang nganterin itu temen Rio, orangnya ngeselin, Rio sebel banget sama dia, terus karena rasa sebel itu Rio jadi penasaran sama rasa kuenya, awalnya Rio cuma ingin tahu rasanya, makanya nyobain satu potong, eh, lama kelamaan tangan Rio nggak berhenti ngambil aja terus sampai habis, dan sekarang yang tersisa hanya kantung kresek dan juga kotak dusnya, kalau kue browniesnya udah dimakan cacing-cacing di perut Rio, maaf nek, habisnya kue browniesnya enak banget, lidah Rio juga..."
"JADI MAKSUDNYA KAMU MAKAN ITU KUE SAMPAI HABIS?" tanya sang mama keras memotong ucapan Rio. Membuat Rio dan nenek Sari menutup telinga mereka rapat-rapat.
Rio nyengir lagi, sedangkan sang mama melotot marah ke arahnya. Bagaimana tidak marah, kue itu bukan untuknya, tapi untuk nenek Sari yang baru pulang dari Thailand. Bukan, bukan masalah kuenya yang membuat mama Manda berteriak tadi, tapi, kelakuan Rio yang memakan apa yang bukan miliknya.
"Iya ma, maafin Rio ya, Rio nggak sengaja.." kata Rio merasa bersalah, mama Manda masih dengan tatapan marah nya memandang Rio. Membuat pemuda itu menunduk, haduh, mama benar-benar marah..
"Mama nggak mau tahu, kamu harus beli lagi dan sekarang ambil ke rumah teman mama itu, nggak ada penolakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.