Uang Gopek 51

1.7K 129 14
                                    

Pagi ini kembali seperti biasa, Ify, om Dirga dan juga Agni duduk bersama di meja makan menunggu tante Sonia yang tengah memasak nasi goreng untuk menu sarapan mereka kali ini.

Om Dirga seperti biasa sibuk dengan korannya. Ify serta Agni sedang memainkan ponselnya.

"Fy, pagi ini kak Rio bakal ngejemput gak?" Tanya Agni di sela-sela aktifitasnya yang tengah berselancar di dunia maya dengan ponsel canggihnya.

"Gak tahu." Sahut Ify acuh. Lah, emang iya kan Ify tuh gak tahu apa si perampok uang gopek itu mau ngejemput atau enggaknya, soalnya kan kemarin aja tiba-tiba aja datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, bisa aja kan hari ini juga gitu.

"Kalian masih marahan gara-gara kemarin? Ayolah Fy jangan gitu dong, kak Rio bukannya ngebelain gue kok."

"Bukan ngebelain? Jelas-jelas kemarin kenyataan nya kayak gitu kan, sampai-sampai dia nyangka gue nyari perhatian lagi." Potong Ify sewot. Si Agni ini ya, udah jelas kemarin si Rio itu nyalahin Ify, dan malah ngebela dirinya yang kenyataannya bukan siapa-siapanya Rio.

Agni terdiam. Iya juga sih ya, tapi kan si Ify gak perlu lah sampai semarah ini, Agni jadinya nggak enak. Ah, bukan itu aja sih Agni jadinya hari ini harus ngangkot kalau kak Rio gak ada ngejemput, males cuy, entar desekan sama ibu-ibu lagi. Kak Rio lagi kenapa pagi ini belum datang juga ya? Hemmzzzz mereka emang kayaknya beneran marahan deh.

Ting... tong..

Bel pintu rumah berbunyi, entah siapa gerangan di baliknya, mungkin si perampok uang gopek pikir Ify.

Agni bernapas lega, gadis itu yang mengira bahwa itu si pacar Ify -Menurutnya, menyenggol bahu sepupunya tersebut, kemudian berbisik, "Kali ini giliran elo ya Fy, gue lagi males bangun." Alibi Agni, bukannya males Agni sengaja biar Ify sama kak Rio saling tatap muka dipagi hari yang cerah ini. Siapa tahu mereka jadi baikan kan? Ah, siapa sih yang enggak ngarep ketika kita bertamu ke rumah pacar, si pacar yang bukain pintu supaya kita bisa saling lempar senyum? Semua orang pasti pengennya gitu, yang namanya lihat pacar, yang awalnya males-malesan pasti jadi rajin banget. Kelakuan Agni sih dulu waktu pacaran sama Cakka hehe.

Ting.. tong...

Untuk kedua kalinya bel pintu rumah berbunyi.  Om Dirga yang sedang membaca korannya mengangkat wajah merasa terganggu dengan suara bel tersebut, lalu menatap kedua anak gadis di depannya.

"Mau papa aja yang buka?" Tanya om Dirga sedikit kesal kenapa kedua anak gadis didepannya ini bergeming ditempatnya masing-masing ketika ada yang bertamu bukannya bukain pintu. Bukannya apa-apa om Dirga lagi PW baca koran, kenapa sih anak dan keponakannya ini gak mau ngerti, masa iya om Dirga yang harus bukain?

"Ify aja pah." Sahut Ify, sebelum bangkit dari kursinya gadis itu sempat melirik Agni yang pura-pura sibuk dengan ponselnya.

Sial. Tuh anak yang satu, biasanya dia kan, kenapa mendadak jadi Ify sih hari ini, mana Ify lagi bete lagi arrggh!

Ini lagi pasti si perampok uang gopek, awas aja ya Ify bakalan semprot tuh cowok penganggu satu. Berani-beraninya dia ngajak Ify berangkat bareng, padahal kemarin udah nuduh Ify suka nyari perhatian lagi, hey, siapa yang nyari perhatian, dia tuh yang malah maksa mau berangkat bareng dengan pagi-pagi datang ke rumah Ify.

Ify siap-siap membuka pintu, dalam hati gadis itu sudah mempersiapkan omelan yang luar biasa panjang untuk orang yang ada dibalik pintu saat ini. Gadis itu kemudian memutar kenop, lalu menariknya sehingga pintu mulai terbuka dan menampilkan wajah orang yang sedari tadi berdiri dibaliknya.

Heh, ternyata pak RT.

Loh Ify kira si perampok uang gopek. Untung aja tadi belum ngomel, bahaya kan marah-marah di depan pak RT, batin Ify merasa beruntung, padahal Ify sudah siap menyemprot si perampok uang gopek kalau-kalau yang berdiri di balik pintu itu kakak kelas yang notabennya adalah pacar boongannya tersebut.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang