Uang Gopek 22

1.7K 131 1
                                    


Sore ini, setelah pulang sekolah Ify kembali ada di depan pintu rumah Rio Gunawan. Jika kemarin gadis itu datang ke sini dengan penuh tekad ingin membalas Rio Gunawan supaya merasakan akibatnya karena berani macam-macam dengan Ify -dengan mencuri uang gopek milik gadis itu, tapi hari ini berbeda, Ify datang lagi ke sini demi mendapatkan kembali uang gopek miliknya yang dicuri pemuda so berkuasa itu.

Seperti biasa untuk menutupi keheranan mamanya -kenapa Ify mendadak jadi rajin mengantarkan pesanan, padahal biasanya malas, gadis itu berdalih hanya ingin membantu mamanya seperti kemarin. Mama memang tidak curiga, tapi beliau jadinya khawatir, takut banget kalau Ify kesurupan gara-gara jadi baik begini, soalnya katanya Ify itu aneh, biasanya suka marah kalau disuruh, lah dua hari ini mendadak menawarkan diri tanpa diperintah dahulu. Haduh, bukannya senang malah nyangka kerasukan gimana sih mama Ify ini?

Ting... Tong...

Ify menekan bel pintu rumah di depannya tersebut. Agak gugup karena nantinya ia harus mengakui kebohongannya kemarin pada neneknya Rio. Gimana ya kalau neneknya Rio marah? Terus dia berhenti beli kue sama mama Ify? Kan kasihan juga kalau mama Ify kehilangan pelanggannya. Selain itu juga, gimana kalau nenek Sari ngaduin kelakuan Ify sama mamanya, mama pasti bakalan marah sama Ify, mama kan gak suka kalau anaknya suka bohong, apalagi sampai ngebohongin orang tua seperti ini. Pasti Ify bakalan dimarahin mama, duh, gimana kalau uang jajan Ify dipotong gara-gara ini?

Apa Ify gak jadi aja kali ya ngakunya? Tapi, kalau Ify gak ngaku, Rio Gunawan gak akan ngembaliin uang gopeknya. Terus selamanya Ify gak akan pernah tenang, karena salah satu uang gopek miliknya berada di tangan orang yang tidak seharusnya.

Ify jadi bimbang, diterusin atau enggak? Kalau diterusin banyak resikonya, kalau enggak uang gopek yang selama ini di usahakannya tak akan pernah didapatkannya.

Sesaat Ify menggigit bibirnya, lalu tiba-tiba terbayang wajah mamanya yang sedang marah. Nakutin, Ify jadi terkesiap, enggak, enggak, Ify nggak siap kalau nanti saat dia pulang harus mendapati wajah garang mamanya, Tuhan apa yang harus Ify lakukan?

Apa mungkin sebaiknya Ify cari jalan lain ya untuk mendapatkan uang gopek itu? Cara ini terlalu mengerikan.

Ah iya, Ify sebaiknya nggak ngelakuin ini. Sebaiknya ia memikirkan cara lain untuk merebut kembali uang gopek miliknya dari tangan Rio Gunawan.

Oke, Ify putuskan, Ify gak akan ngaku sama nenek Sari, gak papa deh uang gopeknya masih ditahan cowok so berkuasa itu, yang penting Ify gak dimarahin mamanya. Biar aja nenek Sari nyangka Ify pacarnya Rio, toh ini terakhir kali Ify ke sini, dan Ify gak akan ke sini lagi. Sebenarnya Ify janjinya kemarin terakhir kalinya Ify menginjakkan kakinya di halaman rumah Rio Gunawan, tapi karena tadinya hari ini rencananya Ify akan jujur pada nenek Sari tentang kebohongannya kemarin, jadinya Ify harus memutuskan lagi kalau hari ini lah hari terakhir Ify datang ke sini dan bukan kemarin.

Cklekk..

Pintu dibuka. Membuat Ify resah, takut nenek Sari yang buka, kalau nenek Sari takut aja Ify diajak masuk dulu terus ngobrol kayak kemarin, entar ditanya ini, itu, tentang Rio Gunawan, kan Ify gak tahu apa-apa. Haduh, gini nih resikonya ngebohongin orang, gak tenang seriusan.

Tapi, Ify bernapas lega ketika pintu terbuka dan mendapati wajah entah siapa yang kini tersenyum padanya, "Mau nyari siapa ya neng?" Tanyanya sopan.

"Mau nganterin ini bu, pesanan nenek." Jawab Ify sambil menyodorkan kantung kresek pada wanita paruh baya yang ada di hadapannya tersebut. Hah, untung saja, kayaknya pembantu di rumah ini deh. Tapi gak tahu juga kalau bibinya Rio, eh tapi kan nenek Sari gak punya anak lagi selain mamanya Rio, papanya Rio juga katanya anak tunggal jadinya nggak mungkin dong Rio punya bibi, ya jadi kesimpulannya wanita di depannya ini adalah pembantu di rumah ini.

"Oh iya, nyonya lagi ke supermarket, makasih ya neng." Ucap wanita paruh baya tersebut sambil menerima kantung kresek yang Ify berikan tadi.

Untung, nenek lagi pergi, dan sepertinya Rio Gunawan pun belum datang jadinya di rumah ini hanya ada pembantunya saja.

"Iya bu sama-sama. Kalau gitu saya pamit." balas Ify.

"Iya neng." Balas wanita paruh baya tersebut.

Ify mulai berbalik, gadis itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan wanita paruh baya tadi yang saat ini tengah memperhatikan kepergiannnya tersebut.

Mungkin Ify memang tidak seharusnya jujur hari ini pada nenek Rio, buktinya keadaan pun membuat nenek Rio tidak ada di rumahnya hari ini. Ya sudahlah, jalan lain sepertinya sudah menanti Ify untuk mendapatkan uang gopeknya kembali suatu saat nanti.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang