Uang Gopek 3

2.7K 179 1
                                    

"Gimana udah ketemu sama kak Alvinnya?" tanya Shilla pada Ify yang baru saja duduk di sebelah gadis itu. Di meja kantin paling pojok, tempat mereka biasanya menghabiskan waktu istirahat, untuk bergosip dan juga menyantap makanan favorite mereka.

Seharusnya kini mereka bertiga, bersama Sivia, namun sahabat yang satunya itu tidak dapat hadir di kantin hari ini dikarenakan harus ke perpustakaan mencari bahan untuk tugasnya, tugasnya, tugas apa? Nggak tahu tuh nggak nanya, lagian kalau sama Sivia Ify emang nggak sekelas, baru deh kalau sama Shilla, iya mereka berdua sekelas, bahkan satu bangku dibagi berdua.

Seperti biasa kantin selalu terlihat ramai jika sudah memasuki jam istirahat seperti ini, semua meja hampir terisi penuh oleh siswa-siswi yang sedang menyantap makanan mereka.

Tiba-tiba pandangan Ify berhenti pada es teh dingin yang nangkring dengan manis di meja, punyanya Shilla ditemani sepiring siomay yang err bikin ngiler. Hanya saja, dikarenakan tadi capek habis jalan dari lapangan, yang jadi incaran mata Ify ya, segelas es teh manis dingin, mau ngambil langsung, kata mama nggak boleh nggak sopan walaupun punya sahabat juga.

"Udah ambil aja, nggak usah so jaim gitu," suara Shilla membuat Ify nyengir kuda, tahu aja nih sobat sehidup sematinya itu, kalau Ify kepingin es teh manid dingin miliknya. Emang ya, sobat itu kaya peramal bagi kita, dia bakalan tahu kalau kita lagi sedih, senang, bahkan terkadang juga dia tahu apa yang kita inginkan. Contohnya Shilla barusan, tahu aja kalau Ify menginginkan es teh manis dinginnya

"Huhu thank you Shilla sayang, loe emang sobat pengertian." kata Ify sambil mengambil es teh manis dingin milik Shilla tersebut secepat kilat. Diteguknya es teh manis dingin tersebut sampai habis, membuat Shilla di tempatnya geleng-geleng kepala tak habis pikir. Untung aja Ify sahabatnya, kalau orang lain mana rela es teh manis dingin favoritnya yang belum disentuhnya sama sekali diminum orang. Tuh es teh manis dingin kan dibeli pake uang bukan daun, rugi dong entar kalau dikasih secara cuma-cuma.

"Loe tahu? Masa kak Alvin nggak percaya sama apa yang gue bilang, kalau kakak kelas bernama Rio Gunawan maling uang gopek gue." Ify berkata setengah kesal sambil menaruh gelas kosong tadi ke tempatnya semula. Gadis itu sendiri sudah menceritakan perampokan yang dilakukan Rio Gunawan pada sahabatnya ini pada saat jam pelajaran kosong tadi pagi.

"Gimana ya Fy, gue juga sebenernya nggak percaya, orang gila pun pasti nggak bakal percaya, cowok sepopuler kak Rio, setampan kak Rio, sekaya kak Rio, maling uang gopek punya adik kelas, kan nggak mungkin banget Fy." Ungkap Shilla jujur. Gadis itu menghentikkan acara menyantap siomay di depannya.

Shilla tidak ingin berbohong kalau ia juga sanksi terhadap apa yang Ify katakan tadi pagi di kelas, kalau kak Rio Gunawan merampok uang gopek milik sahabatnya di koridor sekolah. Ya, seluruh warga sekolah ini tahu, Rio Gunawan itu populer, kece, tampan, kaya juga, masa sih doyan sama uang gopek? Kan buat apaan?

"Shill, elo juga nggak percaya? Ya Tuhan, ada apa ini, kenapa dengan kalian? Seistimewa apa sih Rio Gunawan?" tanya Ify tak habis pikir, enggak kakak sepupunya, ngak sahabatnya tak percaya kalau Rio Gunawan merampok uang gopek miliknya. Padahal fakta berbicara seperti itu, cowok itu maling uang gopek Ify, hah, sebel kuadrat!

"Ify, dengerin gue berdasarkan sensus kesiswaan pada Tiga tahun terakhir hingga sekarang Rio Gunawan tercatat sebagai siswa paling ganteng, paling berprestasi, paling kaya, paling keren, banyak banget siswi yang naksir sama dia." kata Shilla berlebihan. Membuat Ify menganga. Seperti itukah, sampai Tiga tahun kebelakang Rio Gunawan tercatat yang paling tampan, paling kaya juga oleh masyarakat SMA ini? Ify benar-benar tidak percaya, padahal menurut Ify gantengan juga kak Alvin kakak sepupunya daripada si Rio itu, emang sih kakak sepupunya itu nggak sepopuler Rio, cuman ya, pada katarak kali ya penghuni SMA ini, sampai-sampai mengkategorikan Rio seperti itu. Pantas saja cowok itu sombong tadi sama Ify. Dan ya ampuun, masalah kegantengan juga ada sensusnya? Ify tidak percaya.

"Ah, cuma gitu doang, nggak ada yang spesial, cuma tampang sama kekayaan, kalau dia bisa nyiptain kapal baru deh bisa dibilang orang yang mengagumkan, lah ini, kegantengan itu relatif bakal berubah pas udah tua, kekayaan juga bakal habis termakan waktu." timpal Ify masih tak mau menerima keistimewaan Rio. Mau populer kek, ganteng kek, kayak kek, yang jelas dia udah nyuri uang gopek Ify, dan Ify nggak terima.

"Ya, ya, capek deh gue ngejelasinnya sama elo, udah terlanjur nggak suka sih sama tuh cowok. Lagian elo cuma uang gopek, udah lah relain aja kenapa sih?" Shilla bertanya tak habis pikir dengan pemikiran Ify, cuma uang gopek? Kenapa sih relain aja kali itung-itung beramal kan?

Ify mendengus. Udah tahu Ify sayang sama uang receh, masih nanya lagi si Shilla, astaga, kenapa hari ini penghuni dunia ini terlihat menyebalkan sekali, menganggap uang gopek itu bukan uang yang berharga, padahal tanpa mereka sadari Seratus Ribu juga nggak bakal jadi Seratus Ribu kalau kurang gopek.

"Shilla, dengerin gue ya cantik uang seratus ribu bla... Bla.. Bla..." Ify mulai mengoceh sana sini tentang berharganya uang gopek menurutnya.

Shilla cukup pusing dengan petuah Ify tersebut, pasalnya ia bukan tipe orang yang menganggap jika uang gopek itu berharga, buat beli pulsa aja nggak cukup sama sekali, apalagi buat beli baju nggak banget, yoi nggak?!

Ashilla Nada Sundari, sahabat sekaligus teman sebangku Ify ini hanya mengangguk-ngangguk saja ketika Ify memaparkan betapa berharganya uang gopek.

'Terserahmu aja Fy, gue gengsi bawa uang gopek itu.' Kata Shilla dalam hati.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang