Uang Gopek 34

1.5K 146 3
                                    

Istirahat time.

Bel baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu. Bu Ira selaku Guru yang mengajar bahasa Indonesia tadi sudah keluar kelas. Dengan cepat Ify memasukan buku ke dalam tasnya. Lapar mament mau cepat-cepat nangkring di kantin keburu penuh. Mana tadi ngantuk lagi aduh nggak ada temennya si Shilla pake sakit segala lagi.

Ify kemudian bangkit dari bangkunya, tapi baru saja gadis itu akan melangkahkan kakinya, dirinya dikejutkan dengan kedatangan si pacar boongannya yang sedang celingukan di pintu kelas. Heh, mau ngapain dia ke kelas Ify? Jangan bilang dia mau ngajak Ify ke kantin? What the?

Beberapa orang yang masih di dalam kelas Ify terbengong-bengong menyadari kehadiran Rio, sebagian dari mereka menatap Rio terpesona, dan sebagian lagi menatap Rio heran, kenapa kakak kelas mereka ini datang ke kelas mereka, memangnya mau apa dan sedang mencari siapa?

Keheranan mereka terjawab sudah ketika si kakak kelas yang paling ganteng itu menghampiri Ify yang mematung di tempatnya.

'Mampus! Dia malah nyamperin gue? Maunya apa sih dia? Kenapa dia malah jadi meranin perannya sebagai pacar boongan gue? Kan waktu itu dia nggak terima malah nyuruh gue ngaku sama nenek Sari kalau gue cuma boong waktu itu.' Batin Ify merutuk.

"Yang, yuk ke kantin bareng!" ajak Rio sambil menggandeng tangan Ify.

Semua orang yang masih ada di kelas menganga kaget melihat pemandangan mengejutkan di depan mereka tersebut. Ify, teman sekelas mereka pacaran dengan kakak kelas yang menurut sensus kesiswaan paling ganteng seantero sekolah ini? Benarkah itu?

Sial, rencana apa sih yang mau dilakuin cowok perampok uang gopek ini? Sengaja ya mau pengumuman biar Ify jadi bahan gosip di sekolah ini? Ify jadinya kesal. Gimana ya ini, mana sekarang pun teman-teman sekelasnya jadi tahu. Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi saat ini?

Rio tersenyum puas, dalam hati pemuda itu senang luar biasa bisa membuat si cewek tarzan kebingungan seperti ini. Ya meskipun Rio juga bingung, kenapa lagi-lagi ia bertindak aneh seperti ini, di sini di kelas gadis tarzan itu masih banyak orang yang belum ke kantin yang otomatis akan tahu hubungan palsu mereka dan nantinya akan menjadi gosip. Tetapi, hati Rio yang menyuruh semua ini, bahkan tadi Rio mengabaikan ajakan Gabriel untuk ke lapangan basket demi memuaskan hatinya ini.

Dan astaga, tangannya malah menggandeng tangan gadis tarzan itu? 'Kok gue centil begini ya? Aneh sih gue tuh kayak meranin peran cowok gadis itu dengan sungguh-sungguh, apa karena gue emang udah bener-bener baper sama kisah boongan ini? Kok ini jadi keterusan ya? Halah bingung yang jelas hati gue nyuruh ke sini tadi terus ngajak gadis itu ke kantin sambil gandeng tangannya.'

'Gue seneng lihat gadis itu kesal, tapi gue juga agak baper sama kisah ini, jadi sebenarnya perasaan gue itu gimana, kenapa ngebingungin gini ya?' Batin Rio jadi bingung sendiri.

"Kenapa diem aja? Yuk, aku udah laper kamu kan janji tadi mau makan di kantin bareng aku." Kata Rio lagi. Sumpah, sekarang mulut Rio jadi suka ngalor ngidul so romantis, bikin yang mendengarnya pingin muntah aja.

'Heissshh kapan gue bilang gitu?' Batin Ify tak terima. Tapi, nggak mungkin banget dia nyangkal di sini, oke Ify juga akan memainkan perannya. Lagipula teman-temannya sudah terlanjur melihat bukan?

"Ya udah, aku juga laper bey." Balas Ify sambil pura-pura tersenyum manis ke arah Rio. Entah deh itu panggilan Ify dapat dari mana, yang jelas keluar gitu aja dari mulutnya tanpa diperintah.

Teman-teman sekelasnya kini membuka mulut mereka lebar-lebar mendengar perkataan Ify yang menjelaskan jika mereka -Rio dan Ify, memang beneran pacaran. Kok bisa sih? Sejak kapan? Bukannya Rio anti cewek ya? Kok mendadak jadi pacar Ify?

Rio mulai melangkah ke luar kelas, diikuti Ify yang masih digandengnya, mereka berdua meninggalkan berjuta pertanyaan untuk para penghuni kelas Ify yang kini masih terbengong-bengong karena baru saja menyaksikan drama paling mengejutkan sepanjang masa tersebut.

Biarin deh mereka dengan pertanyaannya masing-masing.

"Lepasin tangan gue!" Kata Ify pada Rio yang masih saja menggandeng tangannya padahal mereka sudah berada di luar kelas kini. 'Ketagihan ya megang tangan gue?' Batin Ify.

Rio segera melepaskan tangan gadis itu, "Bukannya ini yang loe mau? Gue yang jadi pacar elo?" Balas Rio sinis.

Ify terdiam. Itu sih cuma buat balas dendam aja sama nenek Sari kalau beneran kayak gini Ify ogah!

"Jangan macam-macam sama gue, sekarang lihat kan elo malah kena batunya." Kata Rio memperingati.

Ify membalas tatapan Rio kini, gadis itu menatap Rio dengan berani "Oh, ya, gue nggak ngerasa gitu kok, gue emang kesal karena elo so romantis, tapi bukan berarti saat ini loe berhasil membuat gue ngerasa jatuh, lagian gue bertahan kayak gini cuma gara-gara Agni tahu," kata Ify. Padahal mah selain itu juga Ify keseringan reflek, apalagi manggil kakak kelasnya ini dengan sebutan bey, serius itu di luar pikirannya.

"Oh sepupu loe itu ya? Jadi, loe nggak mau dia tahu? Bagus. Gue akan beritahu yang sebenarnya sama dia kalau kita nggak pacaran dan semuanya cuma settingan loe doang." Balas Rio, membuat Ify terbelalak kaget mendengarnya.

Apa? Rio akan jujur pada Agni dan Agni akan tahu semuanya? Lalu akan mengejek Ify habis-habisan? Nggak, itu nggak bisa terjadi Agni pasti akan mojokin Ify banget. Oh Tuhan, bagaimana ini?

"Takut kan elo?" Tanya Rio tersenyum puas di depan gadis itu. Padahal Rio cuma nakut-nakutin aja, lagian Rio juga belum mau sandiwara ini berakhir, entah lah Rio rasanya menikmati peran ini.

"Gue mohon sama elo jangan bilang sama Agni kalau semua ini settingan. Apapun yang loe minta gue bakalan kabulin." Jawab Ify memelas. Rio tertegun dibuatnya. Kasihan juga.

"Okelah. Tapi loe harus ngaku kalah sama gue dulu dan ngehormatin gue sebagai kakak kelas elo." Balas Rio akhirnya.

Ify menghela napas lega, cuma itu? Kecil lah, ya walaupun males sih ngaku kalah, eh mereka kan nggak lagi ngadain permainan kok jadi ngaku kalah ya? Ah sekarep pemuda itu deh, masih untung Ify nggak disuruh jadi babu kayak di cerita-cerita.

"Oke, gue kalah sama elo dan gue akan manggil lo kakak mulai sekarang nggak cuma nama doang kayak waktu itu. Puas?" Jawab dan tanya Ify keki.

Rio lagi-lagi tersenyum puas mendengarnya, "Nah gitu dong. Dari dulu kek,"

"Dan, apa bisa loe ngembaliin uang gopek gue? Gue kan udah ngaku kalah sama elo?" Tanya Ify yang teringat nasib uang gopek miliknya yang masih berada di tangan pemuda itu sampai sekarang.

Rio menggeleng tegas. "No. Gue kan udah bilang kalau gue punya undang-undang, kalau apa yang udah ada di tangan gue jadi milik gue sepenuhnya, dan orang lain nggak bisa mengambilnya lagi, apa loe lupa?" Balas Rio yang terdengar menyebalkan di telinga Ify.

Lagipula, uang gopek itu merupakan harapan untuk menahan gadis itu, ya walaupun gadis itu bilang ia bertahan dalam kepura-puraannya karena sepupunya, tapi entah kenapa Rio merasa jika gadis tarzan itu masih sangat berharap uang gopek miliknya dikembalikan. Dan masih akan berusaha mengambilnya dari Rio.

Ify berdecak sebal. "Loe egois." Kata Ify, gadis itu kemudian berjalan meninggalkan Rio yang segera menyusulnya.

Egois, iya Rio emang egois, ah bukan Rio, tapi hatinya lebih tepatnya. Entah sejak kapan ini semua terjadi, Ify tiba-tiba hadir lalu menciptakan sandiwara yang terpaksa Rio ikutin. Jangan salahin Rio kalau pada akhirnya Rio nggak mau sandiwara ini berakhir karena baper, Ify yang memulainya karena elo yang memulainya.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang