"Hoi kak, loe nggak denger gue panggil barusan."
Agni mensejajari langkah Rio ketika pemuda itu tidak menyahut juga saat dipanggil olehnya.
Tadi sehabis dari toilet, Agni mendapati Rio berjalan lesu ke arah kantin, dipangil dua kali, hanya saja si kakak kelasnya itu tak menggubris, ya Agni susul aja.
"Ya, kenapa Ag?" Rio menoleh malas pada Agni yang berjalan di sampingnya. Duh, males ngomong, kayak orang lagi sakit gigi aja. Bete man!
"Muka loe kenapa? Kusut amat," Agni jadi heran mendapati wajah kakak kelasnya yang biasanya sumringah, eh sekarang udah kayak baju belom disetrika. Kusut gengs!
Rio menggeleng. Masih males ngomong.
"Ah, bohong, pasti ada apa-apa. Ify?" Tebak Agni tepat sasaran. Dilihatnya Rio mengangguk membenarkan.
Mereka masih berjalan beriringan di koridor kelas sepuluh area angkatan Agni tentu saja.
Lah, si Ify ngapain lagi nih? Pikir Agni.
"Wah, kenapa lagi tuh bocah? Perasaan penuuuh amat drama hidupnya." Komentar Agni heran juga sih Ify tuh maunya apa, kenapa lagi bikin kakak kelasnya ini galau, padahal tadi pagi baik-baik aja perasaan mereka.
"Dia nggak mau gue traktir di kantin, malah alasan mau ke perpustakaan," adu Rio persis seperti bocah Sekolah Dasar yang lagi ngadu sama emaknya ketika habis diganggu teman sekelasnya.
"Heh, seriusan tuh si Ify gak mau ditraktir? Kok, tumben," Agni mulai berpikir, Ify kenapa ya bukannya senang mau ditraktir sama gebetan eh gak mau.
"Gue ngerasa kok dia jadi ngehindarin gue ya, apa dia gak suka gue deketin kayak gini?" Ujar Rio lesu. Miris banget, kasihan.
"Apa gue nggak ganteng Ag, sampai Ify gak suka balik sama gue?" racau Rio lagi.
Agni jadi menoleh pada Rio karena pertanyaan pemuda itu. Diperhatikannya wajah kakak kelasnya itu dengan lamat, ganteng kok, malah sama Cakka aja gantengan Rio, si Ify mungkin katarak kalau sampai gak suka balik kak Rio gara-gara kurang ganteng.
"Eng, ganteng sih, ya gak tahu juga sih di mata Ify. Loe tiap hari kasih aja atuh uang gopek pasti seneng itu bocah satu." Agni memberi saran. Sekaligus menghibur juga, ya siapa tahu kan membantu, si Ify tuh kalau lihat uang gopek kayak lihat dollar, hijau amat matanya.
"Tadi juga udah, tapi malah jadi ngehindar. Apa gara-gara gue kasih uang gopek ya jadi beda gitu?" Rio bertanya prustasi. Serius ya sepanjang jalan menuju kantin tadi Rio berpikir keras kenapa Ify seakan menghindarinya, apa mungkin gara-gara Rio ngasih uang gopek tadi pagi, jadi gadis itu sebel lagi sama Rio karena Rio pernah ngerampok uang gopeknya? Asli Rio pusing.
"Gak tahu juga sih, mungkin juga iya, mungkin ada alasan lain, gue kurang paham sama Ify, kita sepupuan tapi gak deket, jadinya gak paham juga karakter Ify gimana. Eh, loe mau denger kabar bahagia gak?"
"Kabar bahagia? Apaan?" Tanya Rio penasaran, eh apaan tuh, ada hubungannya sama Ify tercintahh gak?
"Cakka ngajak balikan gue. Tadi pas sebelum gue ke toilet. Gak romantis sih dikoridor gini ngajaknya. Tapi ya gue seneng juga sih hehe." Agni senyum-senyum gaje.
Yaelah, keluh Rio dalam hatinya, kabar bahagia apaan, itu mah kabar bahagia buat Agni doang, Rio mah gak peduli juga mereka mau balikan atau enggk, tapi... bakal ada untungnya juga sih, otomatis si Agni bakal keseringan bareng Cakka nggak bakal jadi obat nyamuk diantra mereka. Hemmzz bener juga kabar bahagia.
"Oh, syukur deh," komentar Rio singkat.
"Iya, eh btw....
Dan, yang selanjutnya terjadi adalah Agni yang mengajukan beberapa pertanyaan pada Rio tentang Cakka, Rio hanya menanggapinya dengan malas.
Ni orang, kagak tahu ya gue lagi galau, malah sengaja pamer kebahagiaannya, untung sepupu Ify, kalau bukan? Udah Rio anggurin aja dari tadi. Batin Rio merutuk sebal.
***
Pulang sekolah
"Eh iya haha bener tahu, gue juga males sama dia tukang gos... eh, kak, loe ada di sini." Shilla menghentikkan ucapannya ketika netranya tak sengaja menatap Rio yang tengah bersandar pada dinding kelas mereka.
Ify di sampingnya menoleh cepat pada seorang pemuda yang disapa Shilla dengan sebutan kak barusan.
Loh, si perampok uang gopek, ngapain di depan kelas Ify?
"Mau ngajak Ify pulang bareng." Sahut Rio sembari tersenyum kepada Ify yang tengah menatapnya dalam diam.
Tuh kan Ify mah diam mulu. Kenapa sih, ngomong kek, kan Rio jadinya tengsin.
Shilla ber oh ria membalas ucapan Rio. Gadis itu kemudian menyenggol lengan Ify, sambil berbisik, "Tuh pangeran udah jemput" katanya sambil terkikik menggoda.
"Apaan sih, jangan mulai deh," Ify balas berbisik malas.
"Eng, kak, eh, Rio maksud gue, gue ngangkot aja deh bareng Agni. Takut ngerepotin." Tolak Ify merasa tak enak.
Tuh kan, tuh kan, Ify tuh lagi ngehindarin Rio, kenapa sih? Batin Rio bertanya-tanya.
"Agni sama Cakka. Mereka udah balikan lagi. Daripada sendirian, sama gue yuk, jangan nolak please, gue nggak bakal macem-macem kok." Pinta Rio memelas. Ayolah, Rio nggak bakal gigit kok cuman nganterin doang, kok Ify sampai segitunya sih.
"Ikut aja Fy, kasihan," bisik Shilla pelan sehingga hanya Ify yang mendengarnya.
"Eng iya deh, Shill loe mau ikut bareng?"
Rio tersentum cerah, tapi sedetik kemudian pemuda itu was was juga karena ajakan Ify pada sahabatnya yang bernama Shilla, dih, jangan ikut please, loe cuman bakal ganggu aja Shill, teriak Rio resah, tentu saja dalam hatinya, mana berani dia nolak di depan Ify. Nanti tambah bete lagi sama Rio.
"Nggak ah, gue sama Sivia aja. Udah gih sana pulang, kasihan kak Rio udah nungguin dari tadi." Usir Shilla. Yang paham banget kalau saja dia ikut Ify pulang bareng, kak Rio pasti gak suka. Sama dia juga bakal jadi obat nyamuk ntar.
"Yah, beneran nih?" Tanya Ify lagi. Masih berharap dia nggak cuman berduaan sama si perampok uang gopek, kikuk gengs, ntar mau ngobrol apa lagi, ah gak tahu ah, intinya tuh Ify pingin Shilla ikut biar ada temen ngobrol nanti, tapi Shillanya nolak, hadeuuh..
"Huum, udah sana!" Usir Shilla lagi.
Ify manyun, "Iya, iya, gue duluan kalau gitu." Akhirnya Ify pamit juga, percuma juga deh maksa. Gak bakal mau, ya udin sih nanti mah urusan nanti ajalah.
"Duluan Shill, yuk Fy cabut!"
Anggukan dari Ify serta acungan jempol dari Shilla membawa langkah kaki mereka, Rio dan Ify, berjalan ke tempat parkir.
Rio dengan wajah bahagianya, sementara Ify dengan wajah bingungnya, keduanya berjalan beriringan ditemani tatapan-tatapan ingin tahu dari beberapa penghuni sekolah ini.
Jadi, gosip bener ya, rupanya mereka pacaran? Benak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.