Uang Gopek 15

1.7K 143 1
                                    

Gak ada penolakan.

Kata itu yang mengantarkan Rio untuk sampai di depan pintu rumah minimalis yang saat ini dipandanginya. Sang mama berkata dengan tegas, tidak membutuhkan kata bantahan dari mulut tampan Rio. Jadi Rio bisa apa? Selain menganggukkan kepala, memangnya apalagi yang harus pemuda itu lakukan? Dia salah tentu saja, memakan apa yang bukan miliknya, mamanya pasti kecewa akan hal itu, coba saja tadi pemuda itu berinisiatip menelpon sang mama terlebih dahulu untuk meminta kue brownies tersebut sebelum memakannya, mungkin ceritanya akan lain jika saja ia melakukan hal tersebut. Ini semua gara-gara cewek tarzan itu, dialah penyebab utamanya, memangnya siapa lagi? Karena dia kan Rio penasaran dan akhirnya memutuskan untuk makan tuh kue brownies padahal bukan untuknya? Pokoknya Rio nggak akan ngembaliin uang gopek milik gadis itu, gara-gara dia Rio dimarahin mamanya.

Rio menghela napas, dipandanginya pintu jati tepat di hadapannya dengan malas, malas jika nanti yang buka si cewek tarzan, kalau mamanya atau papanya sih Rio nggak masalah.

Tangannya terulur, bermaksud menekan bel yang berada tepat di samping pintu.

"Mau cari siapa ya?" tanya sebuah suara dari belakang yang berhasil mengagetkan Rio.

Astaga!

Rio kaget setengah mati mendengar pertanyaan dari seseorang yang entah siapa, tepat di belakangnya. Pemuda itu kemudian berbalik, dan mendapati seorang pria paruh baya yang tersenyum ramah ke arahnya.

'Sepertinya, ayah cewek tarzan yang baru pulang kantor.' Pikir Rio, terbukti sekali wajahnya kelelahan dan di tangannya menentang sebuah tas hitam, mirip seperti ayah Rio yang baru pulang kantor.

"Mau cari siapa nak?" tanyanya lagi, masih dengan senyum ramahnya. Ah, rasanya Rio tidak bisa menyimpulkan jika pria paruh baya yang kini tengah menatapnya itu adalah ayah dari si cewek tarzan, masa sih anak sama ayah sifatnya beda 180 derajat? Ayahnya ramah, kok anaknya kayak tarzan gitu? Siapa yang bakal percaya coba?!

"Eng, ini benarkan rumah tante Sonia Om, yang jualan olshop kue brownies itu?" tanya Rio hati-hati, takut salah juga, kan malu.

"Iya, ada perlu apa ya nak?" tanyanya lagi, diam-diam Rio menghela napas, syukurlah kalau benar, dia ternyata cukup ahli mencari alamat seperti ini, hemzzz otaknya memang tidak bisa diragukan lagi.

"Gini loh om, sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Rio Gunawan, anaknya dari ibu Manda Arista yang suka pesan kue di sini, nah, kebetulan saya mau pesan lagi kuenya, apa bisa?" jawab Rio penuh harap, ia benar-benar berharap kalau bisa memesan lagi, kalau tidak bisa, mamanya pasti akan memarahi Rio, bahkan mungkin tidak akan mau berbicara padanya.

"Rio Gunawan?" tanya pria paruh baya di depannya setengah kaget, tak percaya. Rio mengangguk heran, kok kayak orang yang kenal sama dia ya? Perasaan ketemu aja baru kali ini deh, batin Rio heran.

Om Dirga -pria paruh baya yang menyapa Rio tadi, sedikit kaget, tak menyangka jika anak muda yang kini menatapnya heran itu bernama Rio Gunawan, bukankah Ify -anaknya, pernah bercerita jika uang gopek miliknya dirampok sang kakak kelas dengan nama yang sama seperti pemuda di hadapannya ini? Mungkinkah dia orang yang diceritakan putrinya? Tidak mungkin, memangnya dunia sempit apa, Rio Gunawan, nama itu cukup populer, dan tidak mungkin kalau pria di hadapannya ini adalah orang yang dimaksud puteri semata wayangnya itu, Mungkin Rio Gunawan yang lain,' pikir om Dirga sambil geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan pikiran konyolnya, mana mungkin sekali pemuda tampan di depannya ini mencuri uang gopek milik anaknya, lagi pula Manda Arista kan orang kaya, sungguh tidak masuk akal jika orang kaya maling uang gopek?

Rio kembali dibuat heran, Tadi kayak kaget denger nama gue, sekarang malah geleng-geleng kepala sendiri, kenapa ya?' Rio kembali bertanya dalam hati.

"Ah, maaf nak, karena ini sudah sore, jadi om harus bertanya dulu sama istri om, ayo masuk nak!" ajak om Dirga pada Rio yang masih diliputi rasa heran akan sikap pria paruh baya yang kini tengah membuka pintu rumahnya tersebut.

Aihh ngapain sih bingung sama sikap ayahnya si cewek tarzan? Yang perlu dikhawatirkan adalah nasib kuenya, apa bisa mesen lagi? Sebenarnya Rio bisa sih beli ke tempat lain, tapi Rio nggak suka curang kayak gitu, kalau mama nyuruh ke sini ya harus ke ke sini jangan nyeleweng, maklum Rio bercita-cita jadi anak penurut.

"Duduk nak, om panggilin istri om dulu," kata om Dirga yang membuyarkan lamunan Rio.

Eh, udah sampai di ruang tamu aja. Rio tak sadar ternyata kakiknya sudah melngkah di bawah kesadarannya, dan kini pria itu berada di ruang tamu rumah cewek yang nggak disukainya, si cewek tarzan. Kalau ketemu gimana? Males banget, terus juga gimana kalau nanti si cewek tarzan bilang sama orang tuanya kalau Rio maling uang gopek miliknya? Gawat. Tuhan, kalau bisa jangan ketemu ya, Rio takut kalau mama si cewek tarzan tahu bakal laporan sama mamanya, kan, dimarahin lagi deh, aduh bego kenapa tadi ia tidak berpikir dulu sebelum sampai di sini?!

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang