PAGI ini Ify, Agni serta om Dirga kembali sudah duduk manis di meja makan, menunggu tante Sonia yang tengah memasak Ayam goreng untuk menu sarapan mereka pagi ini.
Om Dirga sembari membaca koran, Agni kali ini sedang mengutak-ngatik ponselnya, sementara Ify gadis itu sedang berpikir.
Ify merasa tak bersemangat pagi ini berangkat sekolah, walaupun tadi mama Sonia sudah memberinya lima keping uang receh, seharusnya itu bisa membuat hati Ify gembira namun nyatanya tidak, dalam pikiran gadis itu berkecamuk tentang ketakutan yang akan terjadi hari ini. Jujur, ia takut dilabrak lagi seperti kemarin. Siapa ya hari ini yang akan melabrak? Pokoknya Ify berjanji jika hari ini ada lagi yang melabraknya, Ify akan mengakhiri semuanya, biar deh urusan uang gopek mah belakangan.
Ting... Tong..
Suara bel berbunyi, entah siapa yang bertamu pagi-pagi begini, huh, kayak yang gak tahu waktu aja, mikir dong, orang kalau masih pagi pasti kalau nggak belum bangun lagi sibuk masak atau beres-beres rumahnya.
"Biar gue aja," ujar Agni sambil berdiri, Ify yang hendak berdiri mengurungkan niatnya kemudian gadis itu duduk manis kembali sambil meneruskan aktifitasnya, melamun.
***
Rio kini tengah berdiri di depan pintu rumah gadis pemilik uang gopek alias Ify namanya. Pemuda itu memiliki maksud menjemput gadis tersebut sebagai pacar boongannya. Ya, ini memang inisiatif Rio nggak ada tuh keterpaksaan atau sebangsanya.
Kemarin saat gadis itu bilang kalau ia akan mengakhiri sandiwara ini jujur hati Rio tak tenang, karena ya Rio masih menginginkan sandiwara ini berlanjut, semalaman Rio berpikir tentang apa yang terjadi padanya, mengapa ia tak ingin gadis itu pergi dari hari-harinya ternyata ia menyukai gadis aneh itu, ah ya, julukan pertama bagi Ify dari Rio, aneh, karena waktu itu Ify terlihat aneh di mata Rio, bawa uang gopek sih ke sekolah.
Pagi ini, dengan kesadaran jika dirinya menyukai gadis pemilik uang gopek itu Rio berinisiatif menjemputnya, seperti pacar pada umumnya yang tiap pagi menjemput kekasihnya untuk berangkat bersama ke sekolah. Mungkin, ini salah satu cara Rio melakulan pendekatan pada gadis itu, supaya gadis itu mengurungkan niatnya untuk mengakhiri semua yang terjadi pada mereka beberapa hari yang lalu ini.
Rio tidak tahu kapan ia mulai menyukai gadis itu, yang pemuda itu tahu kini adalah ia tak ingin gadis itu mangkir dari hari-harinya.
Cklek
Pintu dibuka seseorang dari dalam rumah yang menampakkan wajah Agni di baliknya, hah, sayang bukan si gadis pemilik uang gopek itu yang buka, Rio membatin dengan perasaan kecewa.
"Eh elo kak? Mau jemput Ify ya?" Ujar Agni.
"Iya Ag, sekolah kan hari ini dia?" Jawab dan tanya Rio.
"Iya, yuk masuk dulu kita lagi sarapan." Ujar Agni lagi.
"Nggak deh Ag, gue nunggunya di mobil aja ya," tolak Rio halus.
"Eh nggak boleh gitu, ayo deh jangan malu-malu, ya walaupun om sama tante gak tahu loe pacarnya Ify, tapi kan enggak sopan ngebiarin loe nunggu di mobil. Ayo!" Ujar Agni kali ini tak ingin dibantah. Gadis itu berbalik tanpa menutup pintu membiarkan Rio yang masih terlihat ragu, mengikutinya atau tidak.
Dan, pada akhirnya Rio mengikuti Agni, ah biarlah nanti akan bagaimana di dalam sana, lagian kan entar bisa alesan pesan kue, pikir Rio sambil berjalan mengekori Agni yang lebih dulu masuk kembali ke dalam rumah Ify ini.
***
"Fy, kamu kenapa? Daritadi papah perhatiin lagi ngelamun, uang gopek kamu ada yang maling lagi?" Tanya om Dirga sambil menatap Ify heran, soalnya dari tadi puteri semata wayangnya ini ngelamun terus om Dirga perhatiin, kan jadinya om Dirga khawatir takut kenapa-napa.
"Eh, enggak kenapa-napa pah, cuma lagi ada pikiran aja tentang pelajaran." Alibi Ify sembari tersenyum palsu pada ayahnya yang hanya mengangguk-ngangguk maklum kini, yah namanya juga anak sekolah wajar pusing tentang pelajaran.
"Jangan melamun di tempat makan begini Fy, eh, ada tamu Ag, ayo sini nak Rio sarapan bersama," sahut om Dirga yang setengah kaget kenapa anak Manda Arista tiba-tiba datang dan mengekori Agni ke meja makan, jadi tadi nak Rio yang bertamu? Terus ngapain ya malah ngikut ke meja makan, kalau cuma pesan kan tadi juga bisa sama Agni bilangnya, bukan om Dirha pelit loh nggak mau ditumpangi anak orang sarapan, cuma aneh aja gitu.
Ify yang mendengar nama Rio reflek menoleh ke arah belakang, mata gadis itu terbelalak lebar mendapati Rio yang mengekori Agni. Hey, mau ngapain perampok uang gopek itu pagi-pagi ke sini? Apa mau ngajak bareng ceritanya? Duh, kan Ify mau mengakhiri segalanya kenapa sekarang pemuda itu berlagak menjadi pacar yang baik yang menjemput pacarnya untuk bareng ke sekolah, apa ini sebagai salam perpisahan?
Rio ikut duduk di meja kosong sebelah Agni terhalang satu meja dengan Ify, daritadi pemuda itu tidak menatap gadis tarzan yang sudah bisa dipastikan menatap kaget ke arah dirinya. 'Gue itu cuma mau berperan sebagai pacar yang baik buat elo, supaya elo nggak jadi mengakhiri semuanya,' batin Rio.
"Nah, kak Rio ini ceritanya mau ngajak bareng kita om, kebetulan dia ini kakak kelas kita, dan dia akrab banget sama kak Alvin, kak Alvin yang minta tolong sama kak Rio, soalnya kan kak Rio yang suka bawa mobil ke sekolah, untuk mengantisipasi sih om kemarin aja angkot yang kita tumpangi malah mogok di tengah jalan, untung ada kak Rio lewat, kalau enggak udah pasti telat deh." Ujar Agni panjang lebar, berbohong.
'Tuhan, maafin Agni ya barusan Agni bohong, Agni kan udah janji gak akan bocor soal hubungan mereka ke orang tua Ify, jadinya tadi juga terpaksa berbohong,' batin Agni berbicara penuh sesal.
Sementara Ify hanya menganga mendengar kebohongan Agni. Ya Tuhan, gadis itu sampai mengarang cerita bawa-bawa kak Alvin lagi, hadeuh deket darimana coba si perampok uang gopek ini sama kak Alvin, tapi ada bagusnya juga sih, gak bilang jujur kan papah bakal curiga kalau sampai tahu mereka -Ify dan Rio pacaran, orang papa tahu kalau si cowok yang kini tengah tersenyum canggung ke arah papanya itu maling uang gopek milik puteri semata wayangnya!
"Maaf ya nak Rio Ify sama Agni malah jadinya ngerepotin kamu, oh iya bagaimana kabar mama kamu?" Tanya om Dirga tak enak hati, sambil menatap Rio yang tersenyum canggung ke arahnya.
"Alhamdulillah baik om, iya om tidak apa-apa lagipula saya juga suka sendirian gak ada temennya, kalau ada mereka berdua kan jadi rame." Balas Rio sopan.
'Pinter banget aktingnya tuh cowok, pura-pura sopan padahal aslinya tukang maling,' batin Ify sebal yang mendengar jawaban kakak kelasnya itu.
"Loe beruntung Fy punya cowok kayak kak Rio, baik, sopan, ganteng, kaya raya, cuman satu aja sih kurang setia," bisik Agni pada Ify.
Ify yang mendengar pujian Agni tentang betapa beruntungnya dirinya mempunyai pacar seperti Rio rasanya ingin muntah saja, hey, bagaimana cowok rese yang maling uang gopeknya itu bisa dibilang baik dan sopan? Yang ada dia itu rese karena mungut uang gopek Ify dan nggak mau ngembaliinnya, mana nerapin undang-undang lagi yang isinya bikin gondok orang.
"Gue pasti bakal bahagia setiap waktu kalau aja punya pacar kayak kak Rio." Ucap Agni lagi masih berbisik.
'Andai loe tahu yang sebenarnya Ag, kalau dia cuma pacar boongan gue,' batin Ify.
Ify tak menanggapi ocehan Agni, gadis itu melirik Rio dan juga papanya yang mulai terlibat percakapan, maksudnya apa sih pemuda itu so akrab begini sama papa Ify?
Duh, mama mana lagi, lama banget goreng ayamnya? Gerutu Ify lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.