"Fy, tadi nenek Sari telpon katanya kalau kamu udah pulang sekolah main ke sana, ada yang ingin nenek Sari berikan sama kamu." Ujar sang mama ketika Ify hendak mengambil botol air minum di dalam kulkas.
"Nenek Sari ma, telpon Ify?" Tanya Ify heran, kemudian setelah berhasil membawa botol air minum dari dalam kulkas, gadis itu mendekat ke arah mama Soniaa yang sedang mengiris bawang merah untuk bumbu masakan.
"Iya, emangnya mau ngasih apa Fy? Beberapa kali ke sana kalian jadi dekat sampai-sampai nenek Sari mau ngasih sesuatu sama kamu?" Tanya mama balik, sama mama juga heran, kok nenek Sari mau ngasih sesuatu sama anaknya ya, apa beberapa kali ke sana mereka jadi dekat? Terus kira-kira bakal ngasih apa? Mama Sonia jadi penasaran tingkat akut.
"Ah nggak kok, cuman biasa aja gak terlalu dekat. Cuman emang kita sering ngobrol sih, Ify juga gak tahu apa yang mau dikasih nenek, tumben-tumbenan nenek ngasih Ify sesuatu padahal baru kenal," Balas Ify sambil berpikir 'Apalagi setelah gue bohongin nenek, ah iya apa mungkin nenek mau ngasih hukuman? Oh my god, jangan sampai, gue bukan cucunya ya yang mesti dihukum gara-gara berbohong.' Tambah Ify dalam hatinya. Panik. Duh, gimana kalau nenek mau ngasih sesuatu itu hukuman? Nenek kayaknya tipe wanita yang suka menghukum orang yang salah, agak-agak nakutin gitu, tapi masa juga, Ify kan bukan si perampok uang gopek yang notabennya adalah cucunya, Ify jadi kepikiran.
"Ya udah ke sana gih, bawa aja kue brownies ke sukaan nenek sebagai oleh-oleh." Suara mamah berhasil mengalihkan pikiran aneh Ify tentang sesuatu dan hukuman yang kemungkinan akan diterimanya setelah sampai di rumah perampok uang gopek.
"Ya udah deh, entar Ify mau mandi dulu." Ucap Ify akhirnya.
Gadis itu kemudian beranjak dari dapur ingin menuju kamarnya untuk membersihkan diri terelebih dahulu sebelum berkunjung ke rumah nenek Sari.
"Eh Fy, suruh Agni makan, tadi dia langsung ke kamarnya dan belum turun-turun."
Seru mama setengah berteriak menghentikkan langkah Ify yang kini sudah menaiki tangga menuuju kamarnya.
"Iya, entar Ify panggilin." Ify menyahut.
Hemzz pasti si Agni lagi galau ketemu mantan yang dihindarinya selama ini tadi di sekolah, iya sih, siapa yang nggak bakalan galau tingkat akut kalau kita sengaja jauh-jauh menghindar bahkan sampai rela hijrah ke luar negri demi menghindari seseorang yang nggak mau kita temui lagi itu, eh malah ketemu lagi sama si orang itu di tempat persembunyian kita, Ceritanya kan mau move on, kalau ketemu terus gimana bakal berjalan lancar? Yang ada gagal terus-gagal terus.
Kasihan juga Agni, Ify males ah jatuh cinta, entar aja kalau udah gede dan nemu yang pas, takut aja udah cinta setengah mati tiba-tiba mesti putus terus ngalamin gagal move on kayak Agni, kan kasihan hati.
***
Ify kini tengah berdiri di depan rumah Rio kembali sesuai permintaan nenek Sari yang menelpon mamanya tadi. Sambil menenteng plastik yang isinya kue brownies kesukaan sang nenek, gadis itu menekan bel pintu rumah mewah di hadapannya dengan keadaan hati tak tenang. Masih kepikiran dengan panggilan dadakan nenek Sari kepada dirinya yang katanya ingin memberikan sesuatu, apa ya? Sepanjang perjalanan Ify bertanya-tanya sesuatu itu kira-kira apa, apakah benda berharga atau hukuman seperti yang ada di otak Ify sejak tadi? Ah jadinya nebak-nebak deh.
Dua kali gadis itu menekan bel pintu rumah di hadapannya, hingga akhirnya pintu yang terbuat dari jati tersebut terbuka dan menampilkan wajah Rio yang mendadak terkejut karena mendapati tamu yang ternyata adalah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.