"Mama senang kamu berubah pikiran Fy gak jadi tinggal sementara sama nenek."
Sandra, mama Ify yang saat ini tengah duduk di samping suaminya berujar, mengutarakan ke senangannya atas keputusan Ify yang tak jadi menetap sementara di rumah ibunya di Garut.
Ify yang tengah menikmati pemandangan di luar lewat kaca mobil di sampingnya hanya bergumam menimpali.
Iya, Ify jadinya mengikuti kata hatinya, balik ke Bekasi sesuai permintaan si perampok uang gopek alias Rio Gunawan pagi harinya. Gak tahu deh, si hati maunya apa, tiba-tiba aja ngebujuk Ify buat nurutin permintaan si perampok uang gopek. Haduh, gawat deh jangan-jangan udah kena virus baper. Gimana ya?
"Ini semua gara-gara kak Rio tan, kita harus berterimakasih sama anak teman tante itu." Ujar Agni yang merasa senang juga karena Ify tak jadi menetap di Garut. Kan Agni jadi ada temennya di Bekasi. Sama si Ify juga bisa bayar hutang janjinya. Ituloh yang Ify janji mau ngabulin satu permintaan Agni kalau Agni waktu itu ngalah nyuci piring waktu di rumah nenek Ida. Akan Agni tagih nanti.
Ify hanya diam saja karena gadis itu juga sebenarnya tidak tahu akan menimpali bagaimana.
"Oh iya ya, emangnya apa sih yang Rio omongin Fy? Tiba-tiba aja kamu jadi langsung berubah pikiran? Padahal bujukan papa sama mama kamu gak gubris, giliran Rio langsung deh berubah pikiran."
Mama kembali mengajukan pertanyaan pada puterinya yang sejak tadi hanya diam saja.
Ify berdehem malu, "Gak ada yang spesial kok, Ifynya aja yang berubah pikiran mau pulang, pasti capek bakal disuruh-suruh sama nenek," dusta Ify. Ya, masa sih ngomong klau Ify berubah pikiran gara-gara ungkapan cinta si perampok uang gopek, malu dong!
"Loh emang siapa yang nyangka Rio ngomong yang spesial? Mama cuman tanya ngomong apa, cieee pasti ada sesuatu ya yang Rio ucapin ke kamu?"
Muka Ify merah padam, Agni di sampingnya menyenggol bahu Ify pelan sambil senyam-senyum gak jelas pada Ify. Menggoda.
"Tahu ah, Ify mau tidur aja." Ujar Ify pura-pura memejamkan mata, sial emang digoda kaya gitu, salah mulutnya dia juga sih malah ngejawab kaya gitu jadinya digodain.
Kemudian yang terdengar selanjutnya adalah godaan-godaan sang mama serta Agni untuk Ify. Gadis itu sendiri tak menghiraukannya, dan lebih memilih memejamkan mata cantiknya sepanjang perjalanan menuju kota Bekasi.
***
"Sebentar lagi pasti bakalan ada peresmian hubungan, mantap lah makan-makan di kantin Yel,"
Cakka memecah keheningan di dalam mobil yang sudah sunyi sejak tadi karena penghuninya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Iya lah, gue udah gak sabar makan sepuasnya." Sahut Gabriel sambil nyengir pada Rio yang sibuk menyetir. Pemuda itu hanya berdecak malas, giliran gratisan aja pada semangat, belum tentu juga kan, tapi mudah-mudahan sih segera, Amiin.
"Nenek jadi penasaran deh Yo, gimana kamu ngebujuk Ifynya? ayo cerita!" Nenek Sari yang duduk di belakang kemudi bersama Cakka berujar penasaran. Wanita berusia 50 tahun tersebut tidak menyangka jika cucu yang sangat disayanginya itu berhasil membujuk Ify untuk pulang lagi. Memangnya apa yang dikatakannya sehingga Ify luluh?
"Rahasia dong nek, yang boleh tahu cuman hanya Tuhan, aku dan Ify aja." Jawab Rio dengan senyum terkulum dibibirnya.
Sejujurnya Ia sendiri tidak menyangka bahwa pagi harinya setelah ia dan Ify bicara, Ify mendadak memutuskan untuk kembali ke Bekasi. Perasaannya senang tentu saja, namun juga benaknya bertanya-tanya, kenapa Ify berubah pikiran ya? Apa mungkin Ify juga punya perasaan yang sama dengannya?
"Berat banget dah bahasa loe Yo, bawa-bawa Tuhan segala." Komentar Gabriel.
Rio tertawa kecil menanggapinya.
"Palingan juga si Rio bilang sayang sama Ify, makanya langsung luluh tuh si Ify." Ujar Cakka sok tahu.
Rio mesem gak jelas, tahu aja nih si Cakka.
"Wadau langsung tancap gas aja. Syukur si Ify gak jantungan Yo, sabar napa,"
"Urusan hati mana bisa disabarin Yel. Ya, nggak Cak?"
"Lah, ngapa tanya gue?" Cakka heran juga soalnya urusan hati Cakka mah berantakkan sama si Agni.
"Oh iya, nenek mau tanya sama kalian deh, kenapa Agni ngejatuhin gelas waktu itu. Apa ada diantara kalian yang jadi penyebabnya?" Tanya nenek Sari pada ketiga pemuda tampan di sekelilingnya.
Cakka mingkem. Sadar, dia lah sasaran pertanyaan nenek Sari barusan meski sang nenek sendiri tidak mengajukan pertanyaan padanya melainkan pada siapa saja yang ada di mobil mewah milik Rio ini.
"Tanya Cakka nek," Gabriel yang menyahut.
Reflek nenek Sari menoleh kepo pada pemuda di sampingnya.
Cakka tersenyum kikuk.
"Urusan anak muda nek biasa. Kapan-kapan Rio ceritain." Rio yang berkata kemudian. Karena sadar jika Cakka terlihat enggan membahas kisah cintanya di depan nenek Sari. Pasti malu dong.
Lagian, si nenek kepo banget deh, udah tua juga. Maaf ya nek
"Oh ya udah, jangan sampai ya diantara kalian ada yang punya masalah sama calon cucunya nenek, sama kerabatnya juga, bisa-bisa gagal nenek jadi keluargaan sama Ify."
Nenek Sari mengingatkan, jangan sampai salah satu teman cucunya ini punya masalah sama Agni, gimana nanti kalau Agni ngeracunin otak Ify buat gak terima cintanya Rio? Kan angan-angan nenek punya cucu semenyenangkan Ify akan sirna?
'Dih udah PD aja si nenek mau keluargaan sama Ify, emangnya Ify mau sama Rio?' Dumel Cakka dan Gabriel dalam hatinya masing-masing.
Tapi meskipun mendumel mereka mengangguk juga. Lagipula mau ngapain nyari masalah sama Agni, sekiranya pikir Gabriel. Kalau Cakka sih bukan mau nyari masalah tapi mau nyari kebersamaan kalau sama Agni.
NB : MOHON MAAF baru sempat lanjut, segini lagi. Idenya hanya segini 😂😂.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
TeenfikceLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.