Uang Gopek 36

1.5K 147 6
                                    


Ify merasa risih karena semenjak tadi ia sampai di kantin? ditemani Rio yang berjalan di sampingnya semua orang menatapnya dengan intens. Bahkan beberapa siswi menatapnya tajam dan sinis.

'Aishhhh, ini pasti gara-gara gue jalan bareng si perampok uang gopek deh, kenapa sih emangnya? Pada cemburu ya? Kenapa, loe-loe pada gak bisa jalan sama cowok rese di samping gue ini?' Batin Ify mendumel.

Dan kenapa lagi si perampok uang gopek itu dengan cueknya malah terus ngintilin Ify, gak ngerasa apa ya sekarang lagi dilihatin banyak orang?

Ify tidak berani melihat orang-orang yang mungkin sedang bergosip ria membicarakan dirinya dan Rio. Gadis itu terus saja berjalan menuju meja kosong di paling pojok.

Mau mojok ya Fy? Heh nggak, enak aja ini tuh gara-gara gak ada tempat lagi tahu.

Rio sebenarnya sadar apa yang dilakukannya saat ini, benar-benar hal konyol yang sudah pasti tak akan dilakukannya pada gadis manapun. Yang benar saja ngintilin cewek di kantin begini, tapi ini karena gadis itu si pemilik uang gopek ya jadinya Rio begini -mungkin. Pemuda itu mengikuti kemana saja gadis di sampingnya ini melangkah, lagipula kan mereka rencananya akan makan bareng, bukan mereka sih tapi Rio yang memaksa gadis itu untuk makan bersamanya di kantin.

Ify berhenti, Rio pun melakukan hal yang sama.

"Kenapa, kita mau duduk di sini yang?" Tanya Rio heran.

"Heh, gak usah so romantis deh gak ada yang denger juga. Biasa aja gak usah panggil-panggil gitu enek gue dengernya." Balas Ify jutek. Iya loh, Ify benci sama panggilan itu apalagi keluar dari mulut cowok rese di sampingnya ini. Pingin muntah dengernya. Lagian posisi mereka saat ini tidak memungkinkan orang mendengar percakapan mereka, wong ini paling pojok juga.

"Loe sengaja ya milih meja paling pojok begini, hayooo, loe mau berduaan sama gue gitu? Kondisinya pas banget kayak orang lagi pacaran beneran, mojok berdua apalagi kalau sambil suap-suapan udah deh romantis banget." Komentar Rio yang malah menggoda Ify.

Ify melotot mendengarnya. Ish nggak sudi dirinya ngelakuin itu! Ify membatin. Heran deh kenapa cowok disampingnya ini malah jadi alay begini? Apa dia sengaja atau memang sifat aslinya gitu ya?

"Iuh,  nggak sudi ya gue mojok sama elo. Lagian ini gara-gara penuh nggak ada lagi. Kalau loe nggak mau out aja sana, nggak ada yang nyuruh juga buat loe duduk bareng gue di sini." Balas Ify tak terima. Wey, mojok sama cowok rese di depannya ini? Yang benar aja, kayak nggak ada cowok lain lagi.

Lah, emang loe nggak punya cowok kan Fy? Iya sih, tapi kan ada kak Alvin!

"Ya habisnya loe mencurigakan. Kita cuma berdua, mana ini bangku pas banget lagi buat orang pacaran." Balas Rio cuek sambil duduk di bangku yang ada di depannya tersebut. "Loe yang pesen ya, gue nasi goreng aja sama bakwan, minumnya es teh manis satu." Kata Rio lagi.

Lagi-lagi mata Ify melotot mendengarnya. Hey, dia nyuruh-nyuruh Ify kayak pembokat begini. Ify gak terima.

"Loe punya tangan dan kaki kan?" Tanya Ify menahan kekesalannya, Rio yang bingung hanya mengangguk, yaiyalah orang gila juga tahu kali, orang daritadi Rio jalan make kaki ke kantin aneh deh gadis tarzan itu.

"Terus?" Balas Rio heran juga. Ngapain juga gadis itu nanyain hal yang udah jelas-jelas ada jawabannya di depan matanya sendiri, loe nggak buta kan? Jelas-jelas loe pasti ngelihat kaki dan tangan gue yang berfungsi sebagaimana seharusnya, batin Rio berbicara.

"Terus kenapa loe nyuruh gue? Ambil aja sendiri, gue bukan pembokat loe." Kata Ify kesal.

"Kan elo pacar gue." Balas Rio santai.

"Boongan, kalaupun pacar yang ada cowok yang mesenin ceweknya bukan sebaliknya." ralat Ify tak terima.

"Oh, loe mau kayak di cerita-cerita ya, oke, loe mau apa?"

Heh?

Serius tuh? Cowok itu mau mesenin gue? Ah, nanti malah gue dikerjain lagi. Batin Ify yang malah curiga.

"Malah bengong lagi, loe mau pesen apa? Cepetan, mungpung gue lagi baik hati nih, tapi bayar sendiri ya, sorry loe nya bukan pacar gue beneran sih, kalau iya mah jangankan cuma sepiring siomay, seluruh isi kantin sama meja dan bangkunya kalau loe minta gue bayarin." Kata Rio mulai ngalor ngidul.
Yang benar saja buat apaan semua itu?

Lagi. Rio dibuat bingung sama hati dan mulutnya. Ngapain lagi dia mau-maunya mesenin gadis tarzan itu, memangnya Rio siapanya gadis itu? Bodyguard bukan, pembokat juga bukan, pacar apalagi, hadeuh otak Rio mulai koslet.

"Loe nggak akan ngerjain gue kan?" Tanya Ify curiga. Ya, jaga-jaga aja sih Ify takutnya nih cowok pura-pura baik ada udang di balik batu, kan bahaya kalau sampai Ify kena jebakannya, dia bakalan seneng udah ngerjain Ify.

Rio berdecak "Lo tuh ya negatif thinking mulu sama gue, apa gue ada tampang-tampang rese sampai-sampai gue mau berbuat baik aja loe curigain?" Tanya Rio tak habis pikir.

Iya sih, dari tampang mah loe cakep gak ada sama sekali tampang-tampang rese, tapi loe malah maling uang gopek gue jadinya walaupun loe sebenarnya gak ada tampang-tampang rese di mata gue loe tetep aja kelihatan nyebelin, coba loe ngembaliin uang gopek gue pasti deh di mata gue yang ada loe kelihatan ganteng bukan rese, eh loe apaan sih Fy, malah muji cowok perampok uang gopek ini lagi, Ify membatin.

"Kalau gak mau ya udah," ucap Rio sambil berdiri. Kemudian cowok itu mulai melangkahkan kakinya melewati Ify, kalau gak mau ya udah, Rio mah lapar jadinya mau cepet pesen aja.

"Gue sepiring siomay aja sama es teh manis." Kata Ify pelan saat Rio melewatinya. Pemuda itu kemudian memberhentikkan langkahnya sambil menyahut, "Oke." Jawabnya sebelum kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju tempat di mana makanan bisa di pesan.

Ify terdiam di tempatnya berdiri kini. Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Bagaimana mungkin keadaan seperti ini bisa ia dan si perampok uang gopek miliknya itu alami, bukankah kemarin-kemarin yang terjadi diantara mereka adalah permusuhan yang seharusnya sampai sekarang belum menemui titik perdamaian? Namun, apa kini, musuhnya itu malah memesankan makanan untuknya di kantin? Sungguh benar-benar tak disangkanya.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang