Uang Gopek 66

1.5K 143 18
                                    

Maaf baru update lagi, ide baru muncul huhu.

Terimakasih untuk yang sudah berkomentar, vote serta menungu uang gopek.

Maaf bila ceritanya semakin garing, apalah daya, idenya cuman segini 😂😂.

Selamat membaca.

***

"Mba, ada kontrakkan ga?" Gabriel bertanya ditengah-tengah perjalanan menuju rumah nenek Ify. Sedari tadi pemuda itu meresahkan tempat menginap yang belum ada kejelasan sampai sekarang, duh, please nggak mau tidur di mesjid.

"Gak ada di sini mah, rumah masing-masing."

"Duh, gimana dong Yo, gue serius nggak mau tidur di masjid. Kalau udah selesai pulang lagi ya, jangan lama-lama di sananya."

"Tergantung Ifynya. Kalau dia pulang baru kita pulang." Putus Rio seenak jidatnya.

Sontak Gabril melebarkan matanya, "Yang benar aja Yo, si Ify belum tentu langsung mau pulang, gimana kalau nggak mau balik lagi ke Bekasi, loe mau nunggu juga? ckck"

"Iya," Rio menjawab dengan cuek. Gabriel lagi-lagi melebarkan matanya, tak habis pikir dengan apa yang ada di kepala Rio, yang benar saja nunggu si Ify mau balik lagi itu kapan, gimana kalau akan selamanya menetap di sini? Ya kali harus ikutan menetap di kampung ini juga?

"Loe sinting. Sumpah ya, mau nunggu si Ify ikut balik gak mau gue. Pokoknya kalau besok gak mau balik juga tuh si Ify, loe harus anterin gue dulu balik, baru ke sini lagi, tunggu deh tuh si Ify sampai ubanan." Ujar Gabriel keki.

"Loe tuh ya Iel berisik banget." Komentar Cakka, yang akhirnya mengeluarkan suaranya setelah tadi hanya terdiam mendengarkan omelan sahabatnya tersebut.

Gabriel mendengus, "Alah, loe ngomentarin gue karena ada udang di balik batu, kalau gak gara-gara si mantan loe itu, loe pasti bakal ngoceh kayak gue."

"Tuh, loe tahu, lagian itung-itung pengalaman, jadi tahu kan kota Garut kayak apa,"

Lagi, Gabriel mendengus, "Pengalaman juga nggak harus sampai tempat tinggal nggak ada kejelasan kali. Pokoknya besok gue mau pulang kalau si Ify masih nggak mau balik."

"Iel, kamu itu ya, lihat nenek nih, sekali-kali ngedukung sahabat, kasihan Rio, dia sedang memperjuangkan cintanya. Sebagai sahabat, kalau gak bisa bantu, ngedukung aja cukup." Nenek Sari melerai perdebatan kecil antara sahabat cucunya tersebut. Membuat Gabriel diam akhirnya. Kalau nenek Sari udah mengeluarkan suaranya, Gabriel gak berani lagi deh ngomel.

"Nenek, kok tahu aku cinta sama Ify?" Tanya Rio yang sadar kalau perkataan nenek Sari tadi terasa mengejutkan, kok neneknya tahu sih kalau dirinya suka sama Ify? Kan, Rio nggak pernah tuh cerita.

"Feeling aja, nenek juga pernah muda Yo, kalau kamu pikun. Gelagat kamu itu ketahuan banget kalau kamu naksir Ify, sampai bela-belain nyusul ke kampung gini."

Rio nyengir, kelihatan banget ya?

"Iya, hehe. Jadi, nenek ngerestuin kan?"

"Emangnya Ify mau sama kamu? Belum tentu juga kan, jangan mikirin restu dulu, siapin aja hati kamu, ditolak jangan sampai nangis." Nenek Sari memperingatkan, cucunya mungkin boleh bilang cinta, tapi si yang dinyatain cintanya mau nggak tuh? Kemarin saja Ify waktu dijodohin nggak mau, apalagi sekarang udah dibikin sakit hati sama cucunya tersebut. Nenek Sari jadi nggak yakin sekarang ngejodohin mereka, cucunya Rio selalu bikin masalah sama Ify, nggak akan berhasil kalau gitu ceritanya.

"Nenek kok gitu sih ngomongnya, bukannya ngedoain. Yah nenek emangnya Rio cewek yang bakal nangis kalau ditolak." Ujar Rio tak terima. Ditolak tuh bukannya nangis, tapi usaha, dan kalau sampai Ify menolaknya, lihat saja Rio akan berusaha sekeras mungkin untuk meluluhkan hati gadis itu, sekalipun pindah ke kampung ini, akan Rio jabanin. Demi cintanya pada Ify.

Uang GopekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang