Hari ini kesempatan yang paling tepat untuk melapor pada nenek Sari kalau Ify pacar Rio. Mungpung Rio lagi tanding basket dan sudah bisa dipastikan kalau pemuda itu tak akan ada di rumah. 'Lihat saja Rio Gunawan kalau loe nggak mau ngembaliin uang gopek gue maka pada saat pulang hari ini loe akan terima akibatnya. Loe bakalan dihukum karena punya pacar. Dan saat itu gue bakal ketawa sekencang-kencangnya menyaksikan loe menderita.' Ify tertawa setan dalam hati. Pokoknya rencananya harus berhasil. Kalau dia nggak mau ngembaliin uang gopek miliknya setidaknya dia bisa balas dendam pada cowok rese itu."Ify, nonton pertandingan basket yuk!" Ajak Shilla yang berbicara sambil membereskan bukunya, beberapa menit yang lalu bel pulang baru saja berbunyi. Beberapa murid sudah meninggalkan area kelas menuju lapangan. Yap, hari ini akan diadakan pertandingan basket yang tentu saja diketuai oleh Rio Gunawan. Satu jam lagi pertandingan itu akan dilaksanakan, dan kemungkinan para siswa sudah banyak memenuhi lapangan.
"Aduh gimana ya, gue disuruh mama buat nganterin pesanan lagi nih. Loe sama Sivia aja deh," alibi Ify. Sorry ya teman gue punya misi hari ini dan gue nggak mungkin ngasih tahu ke kalian. Misi penting nih. Pengen sih nonton kak Alvin main basket, tapi apalah daya hanya hari ini kesempatan yang tersisa kapan lagi coba Rio gunawan nggak ada di rumah? Kan cuma hari ini.
"Yah, kan biasanya elo suka semangat lihat kak Alvin, emang mama elo ngggak bisa apa nyuruh kurir yang lain?" Sivia masih mencoba membujuk. Kurang asik sista kalau teriak teriak gaje cuma berdua. Apalagi Ify suka yang paling heboh pokoknya kalau ada Ify mereka lengkap deh.
"Gue harus jadi anak penurut guys. Jujur kalau durhaka gue takut dikutuk jadi kodok" alibi Ify lagi. Aduh dua sahabatnya ini membuatnya harus berbohong makin banyak deh dosa gue. Sampai gue bawa bWa kodok lagi. Mama gue emang nggak nyuruh buat hari ini, tapi gak ada alasan buat ngeyakinin dua orang yang masih menatapnya memohon itu, Shilla dan Sivia sahabatnya.
"Udah ya gue duluan, byeee" pamit Ify sambil berlari tak ingin di bujuk lagi. Bisa bisa semakin banyak alasan semakin ketahuan lagi, berabe kalau mereka tahu.
"Yahh Shill kita cuma berdua. Eh tapi nggak biasanya ya Ify kayak gini. Biasanya pasti ngebujuk mamanya supaya nyuruh orang aja kan demi nonton sepupu tercintanya. Curiga gue. Jangan jangan ada udang di balik batu lagi yang nggak boleh kita tahu" racau Sivia sambil memandangi kepergian Ify yang berlari.
"Hmmm... iy juga ya aneh. Tapi kemarin kan mereka berantem mungkin Ify masih sebel sama kak Alvin yang nggak mau ngebantuin dia ngambil balik uang gopek nya. Jadi hari ini ngehindar kayak gitu lah" jelas Shilla menebak nebak. Mungkin itu alasamnya. Ify kalau marah nakutin, bisa berhari hari mungkin ini juga kali ya yang nyebabin gadis itu milih nganter pesanan mamanya dari pada nyemamgatin Alvin.
"Ah, pusing juga ya. Ya udah kita capcus aja yuk ngurusin si Ify cuma ngabisin waktu aja. Takut lapangan keburu penuh" Sivia menarik tangan Shilla menuju lapangan. Bisa bisa nanti nontonnya di balik pohon jambu lagi gara gara nggak kebagian tempat. Apalagi yang main si Rio pangeran kece sudah dipastikan akan banyak para siswi yang menonton. Nggak kebayang sumpah lapangan bakalan dipenuhi teriakkan alay dari fans si pencopet uang gopek milik Ify itu.
***
"Ma, hari ini ada pesanan dari tante Manda nggak?" Tanya Ify langsung pada mamanya yang sedang membereskan dapur.
Mama Sonia mengernyit heran, ada angin apa anaknya yang baru pulang langsung nanyain pesanan, wah ada musuh dalam selimut nih, apa hubungannya tante? Habisnya tante curiga pulang-pulang, belum naruh tas, eh udah nanyain pesanan, biasanya juga malas kalau dipanggil 'Ada apa sih mah, kan baru pulang' kata kata itu yang setiap harinya jadi lagu andalan Ify kalau kalau dipanggil pas mau menaiki tangga sehabis pulang sekolah. Tetapi, hari ini what happen? Ngapain nanyain pesanan.
"Mama, Ify nanya apa ada pesanan dari tante Manda kayak kemarin. Kalau ada biar Ify yang nganter." eh, belum terjawab mengenai kebingungannya tentang Ify yang tiba tiba nanyain pesanan sekarang ditambah lagi dengan anak semata wayangnya tersebut menawarkan diri ingin mengantarkan pesanan ada apa ini? Biasanya paling nggak mau kalau disuruh bahkan suka berdebat dulu, eh, sekarang nggak ada angin apalagi hujan Ify anak semata wayangnya ingin mengantarkan pesanan.
"Fy, kerasukan jin mana tiba-tiba mau nganterin pesanan. Jangan bilang dari pohon beringin di perempatan lagi. Astaga, eling Ify eling." sang mama menatap Ify penuh curiga. Ya Tuhan, jangan jangan anaknya ini kerasukan jin pohon beringin tiba-tiba jadi aneh gini.
"Ya ampun, mama ngomong kemana aja. Ify baik-baik aja amit-amit kerasukan jin. Ify cuma mau jadi anak baik yang mau bantu orang tuanya. Selama ini kan mama ngurusin Ify sampai Ify tumbuh jadi gadis cantik nan imut kayak gini, jadi hari ini, Ify mulai sadar harusnya Ify itu jadi anak yang berguna bagi orang tua Ify dengan membantu mereka misalnya." jelas Ify panjang lebar. Aduh maaf ya mama, sebenarnya di balik sifat Ify hari ini ada udang di balik batu, eh.
"Beneran? Nggak modus kan?" Tanya mama Sonia tak percaya pandangannya menyelidik menatap anak perempuannya yang kini tersenyum manis ke arahnya. Ify harus meyakinkan mamanya dan hari ini dia harus bisa mengantar pesanan ke rumah tante Manda.
"Iya mama. Ada nggak? Mungpung Ify insyaf nih, sore ini juga Ify anterin." balas Ify dengan semangat Empat Lima.
"Sebenarnya ada mang Dadang sih tapi mama menghargai kebaikan kamu hari ini. Ya sudah kamu antarkan kue ini ke tempat tante manda ya." kata sang mama akhirnya. Membuat senyum di wajah Ify mengembang. Yes! Hari ini ia akan menjalankan misinya. Rio Gunawan bersiap-siaplah, apa yang akan terjadi saat pulang nanti. Mungkin uang jajan dikurangin, motor disita, kartu atm di blokir, hp disita atau nggak dianggap cucu lagi, heh tapi kasihan juga yang terakhir terlalu tragis. Biar ah, siapa suruh ngelawan Ify, umur boleh aja lebih muda tapi otak jangan harap!
Ify senyam-senyum sendiri membuat mama Sonia di depannya kembali memandang aneh anak perempuannya itu. Tuh kan, ada yang nggak beres dengan Ify hari ini.
"Ify mama sekali lagi tanya sama kamu, kamu beneran nggak kerasukan jin kan Ify? Dari tadi kamu aneh terus barusan kenapa senyam-senyum sendiri. Bikin mama khawatir aja," omel mama Sonia pada Ify.
Bego. Bego. Bego. Haduh ngapain lagi pake ngelamun. Batin Ify merutuk.
"Tenang mama tercinta tidak terjadi apa apa dengan Ify. Ify tadi cuma ngebayangin cowok ganteng yang Ify temuin di angkot waktu pulang. Dia gantengnya nggak ketulungan jadi keinget terus makanya Ify senyam-senyum tadi." bohong Ify. Tuhan maafkan Ify banyak sekali kebohongan yang Ify lakukan hari ini. Padahal di angkot mana ketemu cowok ganteng yang ada juga aki-aki tua, giginya ompong terus bawa ayam, oh tidak jangan ingatkan Ify lagi tentang penghuni angkot tadi. Menyebalkan.
"Oh gitu. Jadi ceritanya anak mama udah gede ya, udah mulai ngelirik cowok ganteng. Nggak kerasa waktu berlalu begitu cepat anak perempuan mama kini mulai mengenal cinta." kata mama Sonia terharu. Waktu berlalu begitu cepat Ify kini sudah tumbuh dewasa.
"Ah mama Ify masih tujuh belas tahun, masih kecil cuma kagum doang kok. Ya udah keburu sore. Ify nganter pesanan dulu ya, Ify pamit. Assalamualaikum." pamit Ify. Sebelumnya gadis itu menyempatkan diri mencium tangan bundanya, mau jadi anak baik harus gitu, iya kan?
"Waalaikumsalam," balas mama Sonia pelan. Ifynya yang dulu masih merengek minta dikepangin rambutnya kini sudah berumur tujuh belas tahun.
'Waktu rupanya kou berlalu terlalu cepat hingga putriku sudah tumbuh dewasa aku baru menyadarinya hari ini.' Batin mama Sonia sambil memandangi kepergian Ify mengantar kue pesanan sahabat karibnya, Manda Arista.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uang Gopek
Teen FictionLewat uang gopek, Ify dan Rio saling jatuh cinta. Pengen tahu kisahnya? Cek yuk di sini! Cover by @Hyderia ☺?.