51. Sweet Jam

2.9K 396 29
                                    

"Hujan mulu..."

Kulirik Veranda yang sedang menggumam pelan sambil menatapi pemandangan di luar jendela mobil.

Wajahnya terlihat sendu, dengan kedua lengan yang mendekap dada menahan dingin. AC mobil tetap kubiarkan menyala memang, supaya pernapasan kami tetap nyaman dengan seluruh jendela mobil yang tertutup rapat.

"Kan emang lagi musimnya," sahutku menimpalinya.

Kuambil jaketku yang tergeletak di jok belakang dan kusampirkan di depan tubuh Veranda.

"Hampir tiap sore sih, jadi bosen..."

Aku tersenyum tipis mendengarnya yang tiada henti memprotes jatuhnya hujan yang hampir setiap hari.

"Ya kan gapapa. Tiap sore justru bagus. Jadi kalau macet gara-gara jam pulang kerja, gak dalam sikon panas. Enakan gini kan?" ujarku lembut, sembari mengalihkan perhatian pada jalanan karena kendaraan di depanku mulai bergerak lagi.

"Bosen aja gitu..." ia menghela napasnya.

Melihatnya resah begini, kucoba untuk memperbaiki suasana mood-nya dengan memutar music player pada mobil.

Terdengar intro alunan lagu yang cukup nyaman didengar. Lagu kekinian yang tidak begitu baru tapi dinyanyikan oleh penyanyi pendatang baru yang cukup terkenal akhir-akhir ini.

Veranda menoleh ke arahku dengan tampang sedikit heran karena aku tampak sangat menikmati lagu ini.

"Tuttururu.. ruru.. tururu.. tuttururu...ruruu..turuuru.. aku disini padamu... sekali lagi padamu... kubawakan rindu yang kau pesan utuh~"

Benar, ini adalah lagu dari Jaz, judulnya "Kasmaran". Dan Veranda makin menatapku aneh karena aku yang makin terbawa oleh lagu ini.

Sore, hujan, musik merdu, dan Veranda adalah paket lengkap favoritku detik ini.

"Kamu, lagi kasmaran sama siapa?" tanyanya keheranan dengan ekspresi bingung.

Tentu aku tergelak ketika mendengar pertanyaannya yang aneh itu. Jelas-jelas dia sendiri yang membuatku kasmaran setiap harinya.

"Pun aku merasakan, getaranmu... mencintaiku seperti kumencintaimu... sungguh kasmaran aku kepadamu~" tak menjawabnya, aku justru bernyanyi lagi.

Kali ini kuraih tangan kanannya, dan kugenggam erat di depan dadaku. Dengan tatapan penuh sayang, aku menyanyikan bait demi bait lirik lagu ini yang telah kuhafal di luar kepala.

"Kamu kayak anak SMA tau nggak? Jelek banget kasmarannya..." komentarnya dengan nada pura-pura ketus, namun aku bisa melihat sudut pipinya mulai bergerak menahan senyum.

"Sungguh kasmaran aku... kepadamu~"

Veranda sudah tak sanggup menahan senyumannya lagi. Ia pun tertawa dan menangkup wajahku gemas. Kedua tangannya bergerak menjamahi pipiku.

Dan tanpa disangka-sangka, tiba-tiba saja ia mendekatkan wajahnya sampai hidung kami bergesekan.

"Iiihhh, nyebelin bangetttt tapi aku sayang!" ujarnya sambil senyum-senyum gemas, dan diakhiri dengan memberikan kecupan singkat di bibirku.

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang