85. Dilan / Durian

2.7K 416 32
                                    

Hari ke sekian Kyla menginap di apartemenku dan Veranda, biasa saja. Dia hanya membawa beberapa buku dan pakaian tidur serta seragam, juga boneka beruang besar warna coklat muda yang memakai kaos abu-abu.

Hampir setiap kali ia berpindah tempat, Kyla membawa-bawa bonekanya itu ke mana-mana. Aku yang nonton TV pun sampai tak konsentrasi.

"Kamu bolak-balik mulu dari tadi kenapa deh?" tanyaku yang mulai risih karena Kyla suka pindah-pindah tempat tak jelas.

Tak menjawab, Kyla mendengus dan menggembungkan pipinya. Ia menjatuhkan pantatnya tepat di sampingku, kemudian menyandarkan kepalanya di bahuku seenaknya.

"Idih, bocah kenapa ya?" heranku.

Kyla mulai menggerutu pelan, "Aku tuh kebelet dari tadi, tapi Kak Veranda lama banget mandinya masa dari adzan maghrib sampe sekarang hampir isya' belum kelar juga sih?!"

Tawaku tak bisa kutahan sehingga membeludak keras. Veranda yang di dalam kamar mandi sampai berteriak menanyakan alasanku tertawa kencang.

"HAHAHAHAHA!"

Kyla hanya senyum-senyum geli sambil menutupi mulutnya, melihat Veranda sudah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bath rope putihnya.

"Kenapa, Nal? Keras banget ketawanya." heran Veranda yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang melilitinya.

"Nggak, gapapa kok. Kyla cuma kebelet aja, dari tadi nungguin kamu gak selesai-selesai." sahutku, supaya Veranda tak bingung lagi.

"Eh, ya udah Kyla kalo kebelet buruan tuh. Aku udah selesai."

Kyla hanya mengangguk, kemudian memperbaiki posisi duduknya.

"Jadi nonton nggak?" tanya Veranda padaku yang kembali memusatkan perhatian pada TV.

"Emang mau ninggalin Kyla?" aku malah berbalik tanya padanya.

"Kata kamu tadi bukannya gapapa?"

Aku mengatupkan bibirku sejenak untuk berpikir. Kutolehkan kepalaku pada Kyla yang cuek, memainkan handphone-nya.

"Mau ikut gak?" tanyaku.

"Besok Try Out. Ya kali aku nonton." Kyla menjawab ketus.

Veranda tersenyum menggoda, ia membungkukkan badannya supaya pandangannya sejajar rata dengan Kyla di depannya.

"Aku sama Kinal mau nonton Dilan loh. Ada Iqbaale. Yakin gak mau ikut?" dengan senyuman tengil, Veranda mencoba merayu Kyla.

"Astaga. Kirain Kak Ve tuh malaikat, ternyata sama setannya yah sama Kak Kinal. Ish!"

Berawal dari kekesalan Kyla yang kalah telak oleh rayuan maut Veranda, pada akhirnya kami bertiga pun jadi pergi nonton film Dilan. Aku dan Veranda tau, Kyla sangat ingin nonton film ini sejak lama tapi tidak terealisasikan karena ia sedang dalam masa Try Out sekolah dan dilarang dulu oleh kakaknya untuk pergi nonton selama beberapa hari.

Meskipun nanti saat akhir pekan nanti sebenarnya bisa nonton, tapi aku dan Veranda memilih untuk nonton hari ini karena malas ke bioskop dengan film romantis. Karena pasti akan penuh dengan anak-anak remaja yang sedang malam-mingguan nonton Dilan.

Saat di jalan, Kyla hanya memperhatikan jendela luar sambil melamun. Entah apa yang gadis muda itu pikirkan, ia tiba-tiba saja terlonjak dan teriak histeris.

"KAK! MAU DUREN!" pekiknya.

Aku melirik Veranda untuk meminta pendapatnya. Kemudian Veranda hanya tersenyum lembut dan menolehkan kepalanya ke arah belakang, pada Kyla.

"Kita makan durennya nanti aja pas kelar nonton. Itu biasanya masih suka pada jual sampai tengah malem kok. Takutnya nanti ganggu yang lain kalau nonton, terus kita bau duren. Gak papa ya?"

Kyla hanya mengangguk patuh. Ucapan Veranda sudah seperti sihir saja buatnya yang biasanya suka nyinyir dan menyebalkan.

Kami bertiga pun nonton. Membeli tiket bersama dan membawa pop corn serta soda.

Sepanjang film, tak bisa rasanya untuk menahan senyum. Lebih-lebih Kyla yang terkadang histeris seperti anak sakau ketika melihat beberapa adegan romantis antara pemeran Dilan dan Milea. Ia mencengkrami lenganku dan ditertawakan oleh Veranda.

Puluhan menit film ditayangkan, tak ada satu reka adegan pun yang terlewat untuk disaksikan. Aku ingin menonton film ini, lagi dan lagi.

"Dasar abege." cibirku pada Kyla yang lemas bahagia usai nonton.

Ia manyun-manyun tak jelas, memalingkan wajahnya dariku. Kami bertiga berjalan beriringan. Dengan Kyla di tengah, menggandeng lenganku dan Veranda yang mengapitnya.

"Udah jam 10 nih. Mau balik atau makan dulu?" tanyaku pada kedua orang di sampingku.

"Yaelah, masih sore. Makan dulu lah!" cibir Kyla dengan memutar bola matanya saat ia menyatakan 'masih sore'.

Veranda selalu tertawa melihat aksi keributan kecilku dengan Kyla. Ia yang selalu menengahi kami. Untung saja ada Veranda, bisa-bisa aku makan Kyla saat ini juga karena tingkah tengilnya.

Sesuai kemauannya, aku mengajak mereka makan malam. Dan berakhir Kyla kekenyangan hingga tertidur di dalam mobil.

"Bentar lagi lewat jalan raya Kalibata yang tadi nih. Jadi beli duren nggak?" tanyaku saat mengemudikan mobil, Kyla tak menyahut.

Malah Veranda yang tiba-tiba memeluk lenganku dan mengandarkan kepalanya pada bahuku.

"Jalan Kinal." celetuknya.

"Jalan Kinal dan Veranda." Aku pun menyahut dan mengerti ke arah mana ia membawa suasana di antara kami.

Veranda menggeleng pelan, "Oh, yang benar jalan Kinal dan Veranda sang peramal yang semalam mikirin Kinal."

Aku menoleh sejenak padanya, "Kamu semalam mikirin aku?"

"Karena aku cuman mikirin yang bikin aku seneng." sahutnya.

"Jadi kamu seneng mikirin aku?"

"Seneng dan bingung. Bingung gimana cara berhentinya."

Aku menaikkan salah satu alisku, "Kamu mau berhenti mikirin aku?"

"Iya."

"Kenapa?" kulirik lagi ia saat mobil kami telah berhenti di dekat pedagang durian trotoar.

"Karena maunya deket terus. Kalau deket kan nggak perlu mikirin."

Kami berdua terkikik geli sehabis menirukan salah satu line film Dilan tadi yang mungkin secara tak sengaja, menjadi salah satu adegan kesukaan kami sampai begitu hafal detail-nya.

"Sip. Viralkan!"

Sontak aku berbarengan dengan Veranda menoleh ke arah belakang. Melihat Kyla tengah memegangi ponselnya, sedikit mengangkatnya. Ia merekam semua reka adegan tadi.

"HEH! DIREKAM?!"

Tak menjawab, Kyla menjulurkan lidahnya jahil. Ia kemudian membuka pintu belakang dan berceloteh sesaat sebelum turun dan lari ke pedagang durian.

"Lagian, bukannya turun beliin duren, malah-malah sok-sokan Dilan-Milea. Viral nih bentar lagi. Tercyduq kan! WLEEEEEEEEE~"

*****

Kamu cantik. Tapi aku belum jatuh cinta. Nggak tau kalo nanti sore. Tunggu aja.

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang