104. Long Last

2K 399 21
                                    

Tengah malam, menjelang November. Aku mengalami rasa sulit untuk sekedar tidur. Padahal aku sudah mengklaim diriku sangat lelah sejak pukul delapan tadi. Dan Veranda menyuruhku untuk bergegas istirahat.

Tapi sampai sekarang, malah aku masih kesulitan hanya untuk bisa terlelap.

Sejak tadi, Veranda berada di depan televisi sambil memutar MP3 Player dan mengulang-ulang lagu 'Let Her Go' nya Passenger. Suara cempreng dari vokalisnya si David Rosenberg itu terngiang-ngiang di kepalaku.

Only miss the sun when it starts to snow

Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low

Only hate the road when you're missing home

Only know you love her when you let her go

Gitu liriknya. Nadanya pun sama, diulang-ulang. Aku sih tidak menganggap lagu ini jelek, justru kalau lagi ingin juga bakal anggap ini lagu enak. Apalagi Veranda suka. Taste musiknya tinggi dan selalu bagus.

Tapi Veranda yang bikin laporan sambil mendengar lagu ini hampir puluhan kali, buat aku kesulitan tidur.

"Only hate the road when you're missing home. Only know you love her when you let her go." dan aku hafal sebait liriknya sekarang gara-gara Veranda putar lagunya berkali-kali.

Suaraku barusan mungkin tidak keras. Tapi tiba-tiba saja ada pergerakan pelan di sampingku, dan itu adalah Veranda yang bangkit untuk menyalakan lampu tidur kamar kami.

"Kenapa sih?" tanyanya, sambil lalu mengucek kelopak mata.

Aku mendongak, menatapnya dalam pencahayaan lampu redup ini.

"Apanya?" tanyaku.

"Kamu."

"Aku kenapa?"

Veranda mendesis, "Ya kenapa belum tidur. Kamu bilang udah capek dari jam delapan tadi."

Aku nyengir melihat kerutan di dahinya. Alisnya bertautan menyambut tawa renyahku.

"Heheh, nggak tau. Susah tidur. Terus lagu Passenger tadi enak, jadi kepikiran terus."

Veranda memutar matanya jengah. Sambil bersendekap lengan, ia lalu menurunkan selimut kami dan berjalan menuju dinding dengan saklar lampu. Ia menyalakannya untuk menatapku dengan jelas.

"Kok dinyalain?"

Tak ada jawaban, Veranda menatapku lurus dan masih berdiri di sana dengan dua lengannya yang menyilang di depan dada.

Aku tau, dia mengerti apa yang aku inginkan. Lekas aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil jaketku yang tergantung pada pengait pakaian.

"Kamu tau aku insomnia kan?" tanyaku pada Veranda yang berlalu keluar kamar saat kuserahkan cardigan yang biasa dia kenakan.

Veranda mengangguk, lalu mengambil kunci akses apartemen. Aku berjalan selangkah di belakangnya saat kami memasuki lift.

"Aneh tau. Nggak biasanya gitu. Lagian kamu kalau insom juga palingan stalking medsos, atau browsing foto-fotonya Megan Fox." cibirnya yang menyindirku karena beberapa waktu terakhir aku tak sengaja nonton film Transformers pertama dengan Megan Fox sebagai pasangan pemeran utamanya.

"Hot mommy dia mah. Udah punya anak." ungkapku.

Lalu Veranda melirikku dengan tatapan jengahnya, "Raisa juga bentar lagi punya anak, kamu masih demen."

Aku tertawa mendengarnya saat pintu lift terbuka dan kami keluar untuk menuju lobi apartemen yang dijaga oleh Mas Robby.

"Mau ke mana Mbak Ve?" sapanya, sial dia tak menyapaku.

"Ini, ada yang lagi ngidam." saut Veranda dengan nada ketus.

Aku melongo saat dia bicara demikian. Dihadiahi tawa oleh Mas Robby yang melihat kami baru saja akan beradu argumen saat kami keluar dari pintu lobi apartemen.

"Kok ngidam ih, Ve." protesku.

"Yaiya emang, kan?"

Benar juga sih. Tapi aku tidak melihat Veranda lagi ketika dirinya masuk ke gerai Indomaret untuk membeli sesuatu. Aku memilih menunggu di kursi depan toko.

Selang sekitar lima menit, Veranda menghampiriku dan membawa sebungkus kecil belanjaan.

Ternyata itu adalah dua kotak susu UHT berkotak warna merah muda.

"Rasa stroberi kan? Yang bisa bikin kamu tidur nyenyak?" ia bertanya.

Lalu aku senyum malu padanha sambil menggaruk kepalaku.

"Kamu tau banget ya."

"Udah hafal luar dalem. Udah bertahun-tahun sama kamu."

"Sampe tutup usia nggak?"

Veranda senyum, "Ya... I wish."

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang