61. One Week

2.9K 380 56
                                    

Langkahku beriringan dengan seseorang di sampingku yang dari tadi sibuk menundukkan kepalanya sambil memainkan ponsel dengan kedua tangan mungilnya.

Kami berjalan di sekitar festival fotografi hasil potretan para fotografer terkenal. Sebelum sampai di sini, mbak Dinda sangat excited dan seakan jika sampai di sini ia akan kegirangan seperti anak kecil. Tapi ekspektasiku justru beda dengan kenyataan. Sampai di sini, dia justru hanya memotret dan meilirik beberapa foto yang dipajang.

Sebenarnya sama sekali tidak ada rencana untuk pergi ke pameran ini di hari kerja. Tapi kebetulan tugasku dan mbak Dinda rampung bersamaan, kami langsung izin untuk pergi kemari. Tak sengaja pakai pakaian yang senada karena suitcode kantor hari ini adalah warna hitam.

"Fotoin gue sama yang ini dong?" pinta mbak Dinda ketika melihat sebuah foto singa Afrika.

Wanita 28 tahun itu menyodorkan ponselnya padaku. Tentu dengan senang hati aku menuruti keinginannya dan mengambil fotonya sambil tersenyum.

"Kapan-kapan travelling ke Africa aja kalau emang pengen motret wild-life gitu mbak." ujarku padanya setelah mengembalikan ponselnya.

"Males kalo sendirian. Nanti kalo udah ada partner aja."

"Sama gue mau?" tawarku.

Dia langsung menaikkan sebelah alisnya, lalu melengos pergi mendahuluiku. Sikapnya sedikit aneh, tapi aku berusaha setenang mungkin.

Apalagi ketika kami sampai di salah satu both photo yang dikumpuli oleh beberapa fotografer yang menciptakan karya mereka di pameran ini.

Mbak Dinda tampak tegang melihat beberapa orang di sana. Entah apa atau siapa yang membuatnya jadi pucat pasi. Yang jelas salah satu dari orang-orang yang tersenyum lebar dan mendekati kamu berdua.

"Hey, Din!" sapa seorang pria yang sedikit gemuk dengan brewok tipis di wajahnya.

Mereka bertiga. Seorang pria yang tadi menyapa mbak Dinda, dan dua lagi perempuan.

"H-hai." mbak Dinda membalas sapaan pria itu dengan canggung.

Kulihat salah satu wanita yang mendekati kami terlihat memperhatikanku dari ujung kaki sampai kepala. Tatapannya sungguh teliti.

"Pacar baru lo, Din?"

Batinku terlonjak kaget saat mendengar wanita itu bertanya pada mbak Dinda sambil menunjuk ke arahku. Jelas aku langsung melihat mbak Dinda yang juga melotot karena terkejut.

"Gila kali lu, San!" pekik mbak Dinda.

Aku hanya tertawa canggung mendengar keributan mereka yang aku rasa adalah teman-teman mbak Dinda.

"Tapi kan Dinda mah jomblo sewindu. Terus jalan seminggu mah bisa nemu yang baru. HAHAHA!" perempuan yang satu lagi ikut komentar.

"Tai ya lu semua. Udah yuk, mending pergi. Kan nyesel udah kesini nih!"

Tiba-tiba mbak Dinda menyeret lenganku pergi meninggalkan ketiga fotografer itu. Sementara aku masih tertawa-tawa mendengar jokes 'jomblo sewindu' dari wanita teman mbak Dinda tadi.

"Gila kali mereka sih!" dumelnya di sepanjang jalan.

"Yaelah, tumben sih ngegas? Biasanya juga santai. Hahaha!" candaku.

Kemudian ia memberhentikan langkah kami, masih menggenggam erat lenganku. Ia menatapku dengan pandangan kesal. Sikapnya yang begini sangat aneh, malah mirip gadis berumur sepuluh tahun lebih muda dari umurnya sendiri sekarang.

"Ya kan gue nggak enak sama lu, bego siah!" bentaknya.

Kedua alisku terangkat, heran. Tumben sekali merasa tidak enak batinku.

"Ya gapapa kali mbak. Lagian siapa sih yang nolak dibilang pacarnya mbak Dinda. Hehehe..."

Wajah mbak Dinda bisa kupastikan memerah saat ini. Ia menarik lenganku lagi dan kami berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

"Lu player ya mbak?" tanyaku saat langkah kami perlahan melambat.

"Mana ada player jomblo sewindu. Gila kali lu." cibirnya.

"Jadi terakhir kali pacaran pas umur 20?"

Dia berhenti lagi, kemudian menatapku.

"Jalan aja sama gue seminggu. Pasti langsung dapetinnya." lanjutku sambil tersenyum padanya.

"Lu yah. Pantesan Veranda demen banget sama lu. Hahahah..." ujarnya sambil tertawa, mencubit kedua pipiku.

Dan aku, merasakan sedikit rasa hangat di dada...

***

Hayoloohhh!!!
Ada apa nih?
Veranda mana?
Hahahaha!!!

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang