32. Be there

3.4K 398 24
                                    


Tuna kaleng, beberapa keping roti, keju lapis, susu coklat, dan sebuah apel fuji. Merupakan seperangkat makanan yang aku siapkan untuk sarapan Veranda pagi ini. Semalam dia lembur dan kelelahan, sebab itu ia tidak kubangunkan untuk ikut makan sahur.

Sampai pagi ini pun, aku masih belum membangungkannya. Wajahnya terlihat lelah, dikarenakan kegiatan gila kami semalam. Bukan aku yang bertanggung jawab atas ini sebetulnya karena dia duluan yang membuatku kegerahan semalaman.

Ya Tuhan, dosaku...

Setelah menumis setengah matang tuna kaleng, langsung kutata untuk menjadi tumpukan sandwich dan memanggangnya di fry pan. Ini sangat wangi, tapi kurasa lelahnya Veranda memberatkannya untuk sadar dan mencium aroma makanan.

Kutinggalkan sarapan pagi Veranda di atas meja makan tanpa menutupnya dengan tudung supaya dia cepat menyadari makanannya telah siap.

Aku memutuskan untuk tidak mengantarnya ke kantor hari ini. Biar dia sendiri yang memilih untuk pergi bekerja atau tidak, dia benar-benar kelihatan sangat lelah. Kukecup keningnya lembut sebelum pergi meninggalkan kamar kami untuk bekerja.

"Sleep well, honey. Not need a good dream, just sleep well. See you..."

...


Tidak begitu banyak pekerjaanku hari ini. Bulan puasa, kantor sedikit melonggar dan aku bisa sedikit bernafas dan bersantai saat beberapa tugas telah aku selesaikan.

Sudah lewat pukul tiga sore, sementara aku hanya memandangi layar komputerku dengan pandangan kosong. Terbesit dalam kepalaku tentang Veranda. Bukan, bukan terbesit. Tapi aku saja yang sama sekali tidak bisa menghilangkannya dari pikiranku, barang semenit saja.

Kualihkan pandanganku ke arah ponsel yang sejak tadi kuabaikan karena terfokus pada pekerjaan.

Banyak chat masuk memang, tapi hanya dari beberapa teman yang kerjanya hanya curhat soal masalah hubungan mereka dengan pacar masing-masing. Juga grup kantor yang ramainya minta ampun hanya karena bahasan tidak elit mengenai 'puasa' di bulan Ramadhan.

"Brengsek, puasa-puasa masih aja ini om-om..."

Tiba-tiba saja, Mbak Dinda membawa mug yang dari wanginya seperti coklat hangat. Well, di saat seperti ini pun dia masih sangat selow.

"Astaghfirullah. Ingat Kinal, puasa. Tahan..." ujarnya, mengelus dada kemudian menyeringai dengan gigi-gigi kecilnya,

"Tahan. Kalau tahan aje ye. Kalau udah gak kuat, SIKAT!!" imbuhnya kemudian berjalan cepat meninggalkan cubicle-ku.

"Astaghfirullah, mbak puasa mbak. Malah nyoklat!"

"Lagi bocor monyet!"

Wanita manis berumur hampir tiga puluh tahunan itu masih tampak seperti anak muda, dengan rambut pendeknya yang sebahu dan kacamata square frame nya. Jadi incaran banyak orang di kantor, tapi dia selalu 'menggantung' pria-pria yang gila padanya.

Kembali ke layar ponsel, aku mengernyit karena tidak menemukan pesan masuk sedikit pun dari Veranda. Terakhir kali, dia online pukul sepuluh pagi. Seharusnya dia sudah di kantor dan setidaknya akan menyempatkan dirinya untuk membuka ponsel saat jam istirahat.

Kucoba untuk menghubungi nomornya, dan sial sekali tidak aktif. Aku benci dengan keadaan seperti ini. Selalu tidak suka, seperti de javu karena Veranda melakukan hal ini padaku berkali-kali.

Aku benci ini,

Benci khawatir,

Benci tidak bisa ada di sekitarnya setiap kali aku mencemaskannya,

Benci karena tidak bisa selalu mengawasinya dan memperhatikannya di setiap detik.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..."

"Shit!"

"Dibilangin, tahan..."

Kuhembuskan nafas pelan untuk mencoba menenangkan diriku sejenak. Tidak boleh emosi karena terakhir kali aku bersikap seperti ini, berujung aku marah pada Veranda. Di sampingku, Mbak Dinda tengah memegang mugnya sambil menepuk bahu kananku pelan.

"Hidup memang seperti itu. Kadang nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Atau, nggak diangkat. HAHAHAHA!"

Kulirik tajam Mbak Dinda yang tertawa kencang hingga beberapa tetes coklat dari mugnya sedikit muncrat ke arahku.

"Yeee, cebol!" omelku, beralih pergi meninggalkan dia yang masih tertawa geli hingga terduduk di kursi cubicle-ku.

...


Tepat sebelum pukul enam, aku sampai di apartemen. Kondisi ruangan di dalam sangat gelap. Veranda masih belum datang. Tadinya aku berniat untuk mengunjungi kantornya, tapi kuurungkan niatku karena aku pikir ia sudah di apartemen.

Yang kucemaskan sekarang dia tidak disini, dan masih belum memberi kabar. Kucoba sekali lagi untuk menghubunginya. Tersambung!

"Halo?"

"Mmm, iyaa?"

Jantungku berdebar kencang mendengar suaranya yang lemas dan sedikit serak. Aku sangat tidak bisa mendengar suaranya yang seperti ini. Kekhawatiranku pasti akan segera memuncak.

"Kamu dimana? Kenapa sulit banget dihubungin? Kok belum pulang?"

"Di rumah sakit..."

"Hah? Kok bisa?"

"Mmm, aku..."

...


Aku terduduk lemas di samping bangkar rawat Veranda. Tanganku gemetar, seluruh tubuhku benar-benar lunglai. Veranda tertidur lemas, sesekali memijit pelipisnya dan menunjukkan gerak-gerik seperti sedang mual ingin muntah.

"Keracunan tuna kaleng kayanya. Dia bilang tadi pagi sarapan itu. Mungkin expired..."

Kuanggukkan pelan kepalaku, menyesali kelalaianku sendiri. Kondisi fisiknya sedang lemah, dan aku meracuninya tanpa sadar. Bodoh.

Aku mendengar bahwa Veranda telah dibawa ke rumah sakit sejak ia baru sampai di kantor karena langsung muntah-muntah di tempat.

Tak sanggup membayangkan semua itu, aku menyesal dan merasa begitu berdosa karenanya. Selama beberapa jam terakhir, aku kemana?

Dimana aku saat dia merasakan sakit?

"Maafin aku. Kamu pasti kelamaan nungguin aku. Maafin aku yang malah nggak ada waktu kamu ngerasa sakit banget. Maafin aku, Ve..."

"Yang penting sekarang kamu disini, jangan kemana-mana lagi ya sampai aku sembuh..."

"Iya, pasti..."


...


Not really important, but if you wanna ask something to me without spoiled your socmed account or asking me as anonymously, you could ask me on my askfm acc.

Boleh tanya apa aja, random. Pertanyaan secara anonim pun pasti dijawab. Apa pun! :D

Cause i know, many couple of you are too shy to ask me as privately or talk to me on comment below. Hahaha! xD

@widi1412 my askfm acc by the way,

Enjoy to ask! ^^



DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang