54. Comment

3.6K 413 47
                                    

Pukul tiga pagi, kedua mataku tiba-tiba saja saling membuka pelan. Dan penampakan wajah tentram Veranda saat tidur, menjadi hal pertama yang terlihat oleh indera penglihatanku.

Senyum tipisku reflek terkembang. Melihat wajah tidur Veranda yang damai. Ia lebih menyenangkan dipandangi saat tertidur begini memang. Karena jika sudah terbangun, maka Veranda bisa berubah menjadi segalanya.

Mulai dari bidadari surga, hingga jadi iblis neraka yang suka meledak dan marah-marah terutama kalau lagi PMS.

Perlahan kubangkitkan tubuhku, dan turun dari tempat tidur untuk menyalakan lampu kamar. Sementara itu, juga kumatikan lampu tidur di atas nakas. Segelas air mineral disana lekas kuteguk.

Samar-samar kulihat kelopak mata Veranda yang bergerak kecil. Cahaya lampu kamar yang terang membuat tidurnya terusik. Langsung kubelai lembut kepalanya supaya ia bisa tidur tenang kembali.

Niatku bangun sepagi ini adalah untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sengaja aku take home supaya bisa lebih cepat selesai dan akan benar-benar santai di akhir pekan nanti.

Tak ingin buang waktu lebih lama lagi, aku langsung mengambil laptop dan menyalakannya. Ditemani dengan crackers dan air putih, aku khidmat mengerjakan tugasku.

Dan sesekali sambil mengerjakan tugas-tugasku, aku mengecek ponsel. Melihat beberapa akun media sosialku. Instagram memang terfavorit, banyak gambar interesting disini. Bisa membuat kedua mataku lebih segar.

Beberapa gambar terlewati. Bosan, aku coba membuka Twitter. Kedua mataku langsung berbinar ketika melihat sebuah pemandangan menarik.

 Kedua mataku langsung berbinar ketika melihat sebuah pemandangan menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah twitpic dari seseorang yang kukenal, baru semalam lalu di-post. Geregetan rasanya melihat apa yang baru saja tak sengaja kutekan tombol love merah ini.

"Uuuzz, mantan~" bisikku pada diriku sendiri yang senyum-senyum tak jelas.

Gatal rasanya, ingin beri komentar. Tapi tak boleh, harus kutahan-tahan. Maka dari itu, lekas kututup langsung aplikasi twitter. Kembali ke instagram.

@dindaassegaf_ : trio 4r4b, foto lama, rambut kunti👻

"NAH! RAMBUTNYA PERNAH PANJANG JUGA KAN TERNYATA!" pekikku terlonjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"NAH! RAMBUTNYA PERNAH PANJANG JUGA KAN TERNYATA!" pekikku terlonjak.

Mungkin nyaris membangunkan Veranda. Kulirik sejenak, ternyata masih aman. Veranda masih nyenyak-nyenyak saja di bawah selimutnya.

Iseng, kuberi komentar pada post mbak Dinda yang satu ini.

@dvknlp96 : yang hitam unch, yang tengah juga unch, yang kanan apalagi💙

Sehabis memberi komentar iseng ini, kuletakkan kembali ponselku dan fokus lagi pada semua tugas-tugasku.

Mungkin, hanya seling beberapa menit dari itu, tiba-tiba saja aku mendengar suara serak menginterupsi.

"Ooh, yang item yah. Yang tengah juga. Apalagi yang kanan yaaaahhh... unch yah?"

Membeku punggungku kala mendengar suara penuh nada menyindir dari Veranda yang saat ini kulihat telah bersandar pada punggung tempat tidur, dengan ponsel menyala di tangannya.

"Ehehehe, enggak gitu kok sayang?"

"Enggak enggak apanya? Hm?"

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang