109. Honda Beat

1.8K 344 36
                                    

Thailand adalah satu negara tujuan favorit buat orang Indonesia liburan ke luar negeri. Apalagi yang ingin liburan dengan budget agak sedikit santai. Masih bisa teraih untukku ajak Veranda jalan-jalan.

Impiannya sih ingin liburan ke Jepang, atau Korea. Tapi, sementara ini aku ajak dia ke Thailand dulu. Itu juga karena kepo sama pacar Nink dulu. HAHAHAHA!

Bercanda.

Tapi kata Nink sih dia mau kenalkan aku dan Veranda pada mantan pacarnya itu. Katanya, dia masih berteman baik dengan mantannya meskipun sudah putus hubungan. Entah itu benar, atau cuma bohongan.

Kalau sampe dia balikan, ingin kukeplak kepalanya deh pokoknya. Soalnya, yang ngantri sama Nink tuh banyak. Termasuk Mas Robby, penjaga lobi apartemen. Harusnya bisa pilih yang lebih baik, kan?

Malam ini, rencananya mau jalan-jalan ke Asiatique dengan Veranda.

Tempat ini adalah open air night-market gitu. Banyak toko sama restoran untuk makan. Luas, luas, luaaaas banget!

Pasti pegel banget jalan-jalan semalaman di sini. Untung jalannya sama pacar. Jadi, aku senang saja digandeng sama Veranda yang dari tadi malah anteng sambil senyum-senyum manis, melihat aktivitas turis asing yang juga banyak berkeliaran di sini.

"Kamu nyengir mulu dari tadi. Nggak laper apa?" tanyaku pada Veranda yang pasang tampang happy banget.

"Seneng tau. Jalan-jalan ke luar negeri sama pacar! Even cuma Asia Tenggara, but it's us! Our vacation! Ah, sebut aja ini date terbaik aku sama kamu deh!" pekiknya dengan nada riang.

Ih, gila ya. Seneng banget lihat Veranda sesenang ini. Bahkan mau meleleh melihat wajahnya yang susah nahan senyum dari tadi.

"Sayang, padahal kita baru jalan kaki doang. Belum makan apa juga. Belum foto-foto juga. Masih belum sepuluh persen dari Itinerary kita loh?" ungkapku.

Dia cuma nyengir. Lalu melihat-lihat lagi. Memang belum terasa lapar sih. Tapi aku kan dari tadi berkalung kamera mirrorless, percuma kalau tidak sempat ajak Veranda foto-foto.

"Hayo, foto dulu. Gih, buruan pose di sana. Bediri di situ ya!" kutunjuk sudut tengah jalanan sekitar Asiatique yang luas.

 Bediri di situ ya!" kutunjuk sudut tengah jalanan sekitar Asiatique yang luas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agak lama supaya bisa ambil potret yang pas. Banyak sekali turis lewat.

Yah, memang karena ini malam minggu sih. Makanya ramai. Sepertinya kalaupun tidak weekend di sini pun ramai seperti biasanya.

"Satu, dua..."

Klik!

Yak!

Veranda cantik banget. Titik.

"Udah?"

Enggak, Ve. Belom!

Klik!

Klik!

Klik!

Klik!

Klik!

"Kinal! Mau aku pukul ya kamu? Udah ih!"

Aku tertawa renyah, melihatnya mendelik dengan wajah yang masih selalu cantik itu.

"Aduh, jangan marah dong. Coba sini lihat hasilnya. Astaga, bagus pisan!"

Veranda berjalan cepat ke arahku dengan ekspresi riang yang antusias, mirip anak kecil!

Tepat saat ia menundukkan kepalanya ke kamera, kumatikan display kameraku lalu langsung lari menjauh darinya.

"Ga boleh liat! Wleeee!"

"IH! NYEBELIN BANGET MASA!"

Dia cemberut sambil lalu mengejarku yang berlarian di depannya.

"HAHAHAHA!"

Tawaku pecah, Veranda masih mengejarku.

Sampai aku lengah, dan hampir tidak sadar ada orang yang sedang berjalan mundur entah karena apa bersama temannya.

Aku teriak...

"VE!"

"AWW!!!"

Yah, telat.

Aku buru-buru lari mendekat pada Veranda yang tersungkur akibat ditabrak oleh orang tidak jelas tadi. Kelihatannya itu mas-mas mabuk deh. Nggak jelas. Awas saja, aku buat perhitungan dengannya kalau sampai Veranda kenapa-napa!

"Ve? Sakit?" tanyaku, memindai seluruh bagian tubuh Veranda sambil jongkok di sampingnya.

Dia mengeluh kecil.

NAH, KAN! PACAR GUE LECET!

Sikut Veranda lecet serta dengkulnya. Sial!

"Bangsat!"

Aku mendengus, menoleh ke arah orang yang nabrak Veranda. Dia yang kuhadiahi pelototan sebal, langsung kelagapan dan mendadak jongkok depan Veranda.

"Hey, are okay?!"

OKAY PALA LU?!

Mau teriak begitu rasanya. Udah tau Veranda lecet begitu. Pake nanya lagi! Bego apa ya?!

Sebentar....

Aku diam sejenak.

"Should we go to hospital? Or should i give you my smile to endure your sickness?"

WHAT?!

KUPING GUE GATEL MBAK!!!!

Oh,

Astaga.

Penampilannya seperti mas-mas. Tapi suaranya mbak-mbak. Pantas saja, ada yang aneh. Makanya aku diam sejenak tadi.

"Eh, mas atau mbak. Bodo amat gue nggak peduli elu mas-mas atau mbak-mbak deh. Jangan pegang-pegang sembarangan!" kutepis tangan mas atau mbak tidak jelas ini.

Males banget pacar dipegang orang nggak jelas!

Sepertinya dia tidak mengerti apa yang aku bicarakan. Veranda malah terkekeh kecil gara-gara aku nge-gas pakai bahasa Indonesia. Jelas orang Thailand nggak penting ini pusing.

Kubantu Veranda berdiri. Dia mencoba menahan emosiku dengan merangkul lenganku. Padahal hampir saja mau buat perhitungan dengan orang bego di depanku yang malah senyum-senyum tak jelas ke Veranda.

"Anyway, I can bring you to hospital right now." ujarnya sambil menunjukkan kunci mobil berlogo 'banteng nyeruduk'.

Oh, mau pamer Lamborghini?!

Aku emosi, Veranda malah nyengir. Dia melihat mbak-mbak setengah mas-mas itu dengan pandangan geli.

"Thank you, but i have my Honda Beat here."

Aku noleh, dan Veranda mencium pipiku di depan orang tadi dengan gemas.

"I love her anyway." ungkapnya lagi.

Aku diam seribu bahasa. Mematung. Waktu seperti berhenti.

Like...

Seriously?

Veranda?

I LOVE YOU TOO!

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang