71. Lover

3K 415 44
                                    

Hari terakhir long weekend kami di awal Desember ini sampai. Semalaman lelah menghias dekorasi natal di seluruh ruangan apartemen, aku dan Veranda tidur lelap.

Kami berdua tak bisa melepaskan diri dari tempat tidur yang begitu posesif dan amat manja. Bukan, bukan hanya tempat tidur yang posesif dan manja. Tapi Veranda juga begitu.

Saat aku hendak bangun dan membangkitkan badanku, ia marah-marah. Mengomel tak jelas, tidak mau melepas lengannya yang memelukku erat.

"Ck, mau kemana sih! Masih ngantuk!"

"Nggak mau, dibilangin gak mau ya gak mau!"

"Aduh, capeeeekkk!"

Aku pun terpaksa menurut dan kembali tidur. Memang AC kamar kami begitu sejuk. Selimut tebal bergambar Disney Tsum Tsum tempat tidur kami juga mendukung kenyamanan tidur kami. Veranda benar-benar menyayangi waktu tidurnya.

Sampai entah ke berapa kali aku berusaha membangunkan diriku sendiri, tentu juga berusaha membangunkan Veranda, ia masih tak mau bangun.

"Gak mau bangun pokoknya gak mau!" rengeknya, menolak untuk dibangunkan.

"Ya tapi ini tuh udah jam empat sore, Veranda. Masa gak mau mandi?" bujukku lagi.

Akhirnya ia mencoba membuka kedua matanya pelan-pelan.

"Apa?!" sahutnya dengan suara serak.

"Ck, iya. Ini udah jam empat, lewat tuh malahan." terangku sambil menunjukkan jam yang tertera di ponselnya.

"Astaga!" pekiknya, tiba-tiba langsung mendorongku dan bangkit dari tempat tidur.

"Kita tidur berapa jam?!" tanyanya dengan ekspresi keheranan.

Rambut hitam kecoklatannya yang berantakan ia belah dengan tangannya guna merapikan. Aku jadi tersenyum sendiri melihat tingkah lakunya.

"Clumsy." lirihku, dan bangkit dari tempat tidur.

"Mandi, abis itu kita turun. Laper nih, tapi males masak. Cari makanan di cafe bawah apart aja ya?"

Veranda mengangguk menurut. Ia langsung mandi dan meninggalkan aku yang membereskan kamar.

Beberapa sisa sampah dekorasi natal yang semalam kami pasang, aku rapikan dan kusimpan di sebuah kardus tak terpakai. Nanti akan kubuang di tempat pembuangan sampah di bawah.

Tepat aku usai beres-beres, Veranda selesai mandi. Ia mengenakan kaos polos berkerah berwarna biru muda dan ripped hot pants. Rambutnya yang tadinya ia gelung saat hendak mandi, kembali ia gerai.

"Aku mandi dulu ya? Kalo udah laper, di kulkas ada es krim kayanya. Cemilin aja dulu. Ntar abis aku selesai, kita turun."

Veranda menyahutiku dengan gumaman singkatnya. Ia pun langsung menuju luar kamar dan meninggalkan aku yang masuk ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama aku untuk mandi, hanya sekitar lima belas menitan tak sampai. Aku sendiri mengenakan long sleeve hitam yang kulipat hingga siku, serta celana pendek putih bersaku ganda sebatas lutut.

Usai mengenakan bedak sewajarnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhku, aku keluar dari kamar untuk melihat Veranda. Ia tengah tertawa melihat acara Kelas Internasional di NET TV. Acara komedi yang dikemas apik dan menyenangkan untuk ditonton.

"Udah jam enam lewat nih, Ve. Kita belum sarapan sama makan siang. Yuk, nanti magh kamu kambuh."

Veranda mengangguk dan langsung mematikan televisi, namun kedua tangannya masih memegangi sendok dan satu cup besar Wall's Oreo Selection.

"Yuk!" ajaknya.

Aku tersenyum melihat tingkah kekanakannya. Sambil membawa kardus berisi sampah hiasan dekorasi natal, aku berjalan beriringan dengan Veranda di koridor apartemen.

Saat menuju lift, tiba-tiba Veranda menyuapkan es krimnya padaku sambil tersenyum kecil.

"Aaak?"

Aku langsung menelan suapan es krim darinya. Ia tersenyum lebar dan menyatakan aku pintar, seperti anak kecil. Sepanjang jalan, aku membiarkannya terus menyuapiku tanpa henti.

"Bentar, aku buang ini dulu." jedaku saat ia hendak menyuapiku lagi.

Kami sudah sampai di lobi, aku pun langsung menuju ke tempat pembuangan sampah dan kembali pada Veranda yang berdiri dengan sandal jepitnya di depan café apartemen.

"Cewek~ pake sendal jepit doang nih? Cihuy!" godaku, bersiul genit saat mendekati Veranda.

Ia tertawa renyah, kemudian mengetuk kepalaku dengan sendok es krimnya.

"Sendalnya boleh jepit, tapi tanpa senyumnya bisa bikin kamu sakit!"

"Duh iya iya, sakit sampe tergila-gila ya~"

"All right, beibeh!"

"HAHAHAHA!"

Kami berdua tertawa tak jelas menjelang masuk ke café. Dan saat pertama kali masuk, suasananya cukup ramai. Bisa dibilang hampir penuh. Yang tersisa hanya satu meja dengan empat kursi di pojokan dekat jendela luar.

Veranda langsung menginstruksikan aku supaya memesan makanan dan ia yang akan menempati kursi lebih dulu.

Tak lama setelah memesan makanan, aku menuju kursi sebelah Veranda duduk, menyisakan dua kursi lain di depan kami.

Tak sibuk lagi dengan es krimnya, Veranda malah asyik main Disney Tsum Tsum di ponselnya. Aku yang melihat es krimnya menganggur, langsung mengambil alih menikmati es krim vanilla bercampur Oreo ini.

"Kenapa jadi Disney Tsum Tsum maniac sih?" tanyaku, sambil mulai menyendok es krim.

"Iya. Ditularin virus Disney Tsum Tsum sama si Kinan tuh. Dia Disney's freak kan. Jadi apa-apa yang berhubungan sama Disney, dia suka. Kebetulan aku sukanya Tsum Tsum. Lucu-lucu gitu." jelas Veranda panjang lebar.

Memang karakter Disney tak ada yang mengecewakan. Semuanya lucu, seperti Veranda.

Masih asyik menunggu pesanan datang, tiba-tiba ada suara perempuan yang mengganggu kesibukan masing-masing kami berdua.

"Permisi kak... Kalo nggak keberatan, aku boleh numpang duduk sini nggak? Soalnya tempat lain penuh."

Aku dan Veranda langsung menghentikan kegiatan kami.

"Oh, boleh-boleh. Duduk aja, dek. Silahkan-silahkan!" ujarku berbarengan dengan Veranda.

Gadis yang sepertinya masih sangat muda itu, mengambil duduk di depan Veranda, tepat di samping kaca luar café dengan ekspresi wajah canggungnya.

"Kakak berdua tinggal di apartemen ini juga?" tanyanya sopan.

Aku tersenyum, kemudian mengangguk.

"Kamu juga ya?" tanya Veranda, dengan wajah ramahnya.

Gadis muda itu mengangguk semangat. Ia tersenyum sangat manis hingga lesung pipi kecil di wajahnya tampak.

"Nama aku Kyla. Aku tinggal di apartemen sini sama kakak dan adik aku. Kakak kuliah, trus adik aku lagi ada ekskul di sekolah. Jadinya aku makan malamnya sendirian deh." terangnya dengan suara dan cara bicara yang agak berantakan.

"Oh gitu ya? Hehehe, kalo aku Veranda. Trus, ini..."

"Aku Kinal. Salam kenal yah Kyla, lucu banget sih. Hehehe..."

Gadis itu tersenyum lebar, dua tangannya terlipat di atas meja café. Ekspresinya begitu bersemangat,

"Kak Veranda, kak Kinal. Kalian pacaran kan?"

"....."

DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang