Bab 6 ( RELATIONSHIP COMPLICATED )

4.8K 353 3
                                    

Xiao qin berjalan sendiri melewati jembatan merah sungai ming. Ia sudah mencari jia ying dan tidak menemukannya, gadis itu menghilang dan ia tidak tahu dimana ia sekarang. Xiao qin sama sekali tidak khawatir tentang keberadaanya, ia masih shock karena kejadian tadi.

Keluarga kerajaan?!

Pikiran xiao qin terus berputar pada wajah pangeran mahkota, tadi ia kabur karena para warga berbondong-bondong ingin menemuinya.

Anugerah gelar YUE? Wanita tercerdas? Ini tidak mungkin!! Jika ibu tahu aku dalam bahaya!! Pikir xiao qin setelah tersadar, tiba-tiba ia langsung panik. Namun kepanikannya lebih meningkat saat seseorang menariknya di kegelapan dan membengkap mulutnya.

Xiao qin tidak mengingat bagaimana ia bisa ditarik karena itu terjadi begitu cepat. Badannya disandarkan disebuah pohon dan terhimpit oleh badan kekar seseorang, membuatnya sesak. Perlahan-lahan Xiao qin membuka matanya, ia meringis pelan karena rasa sakit menjalar belakangnya yang terbentur dipohon.

Matanya menangkap bayangan rambut perak yang bersinar dibawah cahaya bulan purnama, lalu tatapan tajam yang dipancarkan dari bola mata berwarna biru itu, membuat xiao qin kembali terperangkap didalamnya. Namun berbeda dengan sebelumnya kali ini bukan ketakutan yang dia rasakan, tetapi sebuah perasaan hangat.

Laki-laki itu melepaskan tangannya yang menutupi mulut xiao qin perlahan, xiao qin terus menatap bola mata pria itu yang kini berubah senduh dan tanpa sadar tangan kanannya yang bebas terangkat menyentuh pipi tirus pria itu
Laki-laki itu tersentak dengan sentuhan xiao qin, namun xiao qin tidak peduli ia memegang pipi tirus itu, menyentuh hingga ke garis rahangnya, lalu kembali menatap bola mata biru itu

Laki-laki itu melepaskan tangannya yang menutupi mulut xiao qin perlahan, xiao qin terus menatap bola mata pria itu yang kini berubah senduh dan tanpa sadar tangan kanannya yang bebas terangkat menyentuh pipi tirus pria ituLaki-laki itu tersentak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yi... ying" bisik xiao qin lembut, entahlah tapi nama itu terlontar begitu saja dari bibirnya
Mereka bertatapan begitu lama, sedang hawa malam sudah mulai dingin.
"Nona..." suara berat laki-laki itu menarik kesadaran xiao qin sehingga membuatnya segera menurunkan tangannya
"Feng ying?" Ucap xiao qin kaget
"Aku akan mengantarmu pulang" tarik feng ying namun tidak sekasar tadi, feng ying terus menggenggam tangan itu dan membawanya memasuki hutan lebih dalam, dimana feng ying mengikat kudanya

"Jia ying?"

"Dia sudah aman. Jin jing pasti mengkhawatirkanmu"

Xiao qin menganggukkan kepalanya dan terus mengikuti feng ying tanpa mengeluh. Saat sampai disisi kuda dengan mudah feng ying mengangkat tubuh kecil xiao qin dan menaikkannya ke kuda miliknya, setelah memastikan xiao qin mendapat tempat yang nyaman barulah dia naik. Sepanjang jalan xiao qin lebih pendiam begitu pula dengan feng ying. Padahal biasanya gadis itu selalu menunjukan ekspresi jijiknya jika bersentuhan dengan feng ying.

***

Jia ying muncul dari dalam gerbang saat melihat kedatangan seorang pria yang baru saja turun dari kudanya
"Jia ying" panggil pria itu dan segera mendekat "suatu kehormatan melihatmu menyambut kedatanganku dimalam hari" ujarnya sambil tersenyum
"Diam!" Potong jia ying "dan jangan mendekat!" Wanita itu merasa geli melihat pria itu mendekat padanya
"Hey... kita akan segera meni..."
"Diammmm!!!" Pekik jia ying horor sedang pria otu hanya tertawa melihat reaksinya
"Baiklah...baiklah, sudah lama kamu tidak berkunjung ke tempatku, masuklah.."
"Tidak!!" Seru jia ying lagi
Tak kuasa pria itu malah menertawakannya "kamu masih sama, jia ying" ujarnya "selalu terlihat lucu!"
"Jangan merayuku, itu tidak bekerja padaku" jawab jia ying cepat padahal wajahnya sudah merona

"Ha...ha..ha..."
"Aku sudah bilang, ini tidak lucu!!"
"Baiklah..baiklah, apa yang kamu inginkan, nona jia ying"
"Ya, sudah malam dan aku ingin ini cepat selesai" jia ying memperbaiki posisinya agar terlihat lebih bermartabat "jangan mengganggu kakak xiao qin"

Pria itu melangkah mendekati jia ying, ia mengerutkan alisnya. Jujur ia kaget mendengar nama yang baru saja diucapkan oleh jia ying
"Kamu mengenalnya?"
"Aku sudah mengatakan keinginanku, dan aku akan sangat tersanjung jika kamu mau mengabulkannya" ucap jia ying seraya berjalan mundur menjauh dari pria itu
"Aku tanya, kamu mengenalnya!" Nada berat dan tegas keluar menghiasi perkatan pria itu
"Ya! Bahkan seluruh warga mengenalnya"
"Bukan itu.."
"Iya! Aku mengenalnya! Berhenti dan jangan mendekatiku!!!" Teriak jia ying dan langkah pria itu terhenti
"Baiklah, aku tidak akan mengganggunya"
"Terima kasih, kalau begitu aku pamit" jia ying segera membalikan badannya untuk meninggalkan pria itu namun ia terhenti saat merasa ujung selendang dari bajunya ditarik
"Ap..apa yang anda lakukan!!" Ucap jia ying gugup
"Ini sudah malam, menginaplah"
"Aku tidak mau!" Teriak jia ying dan segera menarik selendangnya paksa
"Ini perintah!!" Balas pria itu dengan nada tinggi yang terkesan dingin, ia meramas kuat pergelangan kecil jia ying sementara gadis itu melihatnya kaget, pria itu melihat air mata yang hadir di ujung mata jia ying membuatnya membuang nafas berat lalu kembali tersenyum hangat "aku mohon jia ying, kali ini dengarkan aku"
Jia ying terdiam mendengar perkataan lembut pria itu, dengan ragu-ragu ia menganggukkan kepalanya
"I...iya, pangeran chang hai" jawab jia ying dan melepas tangannya dari cengkraman pangeran keempat, lalu segera berbalik memasuki istana barat kediaman pangeran keempat

Kapan aku menjadi liu changmu, jia ying?

***

Jin jing berjalan mondar-mandir di halaman depan kediaman Ar chen, atau Ar, kediaman tempat tinggal feng ying. Jin jing khawatir karena sejak pagi tadi ia tidak melihat keadaan xiao qin, ia tidak mau digantung sendirian oleh ayahnya saat pulang nanti. Tadi ia sudah mencari ketempat feng ying dan jia ying dan ia sama sekali tidak menemukan sahabatnya yang sudah seperti saudaranya karena sejak kecil mereka telah bersama.

Jin jing masih sibuk mondar-mandir sampai ia terhenti menatap purnama kedua, malam ini. Setelah ia berkeliling sehari ini, ia baru sadar ternyata kediaman feng ying berada ditengah hutan namun lokasi hutan ini sangat jauh, sangat-sangat jauh dari tempatnya yang ada dipuncak, apalagi tempat feng ying terletak di bagian selatan,sedang tempat mereka dibarat, benar-benar sangat jauh.

Itu berarti malam itu kami berjalan sangat jauh! Pantas saja kalau kami bisa pingsan! Pikir jin jing

Ia baru akan melanjutkan pekerjaan mondar-mandirnya saat kepalanya terbentur oleh sesuatu
"Aw.." ringisnya seperti bisikan, jin jing lalu menengadah ke atas melihat siapa yang baru saja ditabraknya
"Xing sheng!!" Serunya, laki-laki itu hanya menatapnya tidak berekspresi. Tentu saja ini membuat jin jing kesal, namun rasa kesalnya langsung diganti dengan perasaan kaget saat ia melihat xing sheng menunduk dihadapannya dan mengangkat kaki kanannya
"Ap..apa yang kamu lakukan..?!" Tanya jin jing, tapi xing sheng tetap melanjutkan aktivitasnya, ia melepaskan sepatu yang menghiasi kaki kanan jin jing lalu menaruhnya dipangkuannya, tidak lama ia mengompres dengan kain hangat ujung kakinya yang membengkak. Jin jing sedikit terpesona dengan perlakuan xing sheng padanya, dan dengan ragu ia memegang pundak xing sheng untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Setelah selesai mengompres dan membalutkan dengan perban kaki jin jing, xing sheng berdiri beniat untuk pergi namun langkahnya terhenti saat mendengar suara kaki kuda mendekat kearah mereka.

Feng ying baru saja sampai, ia menarik kekang kudanya agar kudanya berhenti. Xiao qin sudah tertidur didadanya, terlihat ekspresi xiao qin yang sangat nyaman dengan posisi itu dan sepertinya feng ying tidak terganggu.

Feng ying turun dari kudanya, lalu perlahan ia mengambil tubuh xiao qin, mengangkatnya dalam rengkuhannya dan tanpa banyak bicara ia melewati xing sheng dan jin jing yang masih terdiam takjub. Xiao qin tertidur dalam gendongan ala putri dari feng ying.

Saat feng ying memasuki kediamannya, hampir seluruh pelayan berhenti dan memandangi mereka. Feng ying berjalan tanpa memedulikan mereka, ia membawa xiao qin masuk kedalam kamarnya lagi, membiarkan gadis itu menempati tempat yang bahkan adiknya sendiri segan untuk memasukinya, karena itu adalah area pribadi feng ying.

Jin jing tersadar dan menyusul feng ying dengan kaki yang sedikit pincang, ia harus memastikan keadaan xiao qin.

Xing sheng menarik nafas barat dan kembali menatap bulan malam, ia tampak memikirkan banyak hal dengan keras.

Apakah gadis itu, adalah 'dia'?

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang