Xiao qin masih giat menyulam sebuah bunga teratai cantik di sebuah kain mengilap berwarna hijau toskah.
"Kakak xiao qin, kamu masih belum selesai?" Tanya jia ying yang juga melakukan hal yang sama
Xiao qin sama sekali tidak memedulikannya, ia tetap berfokus pada pekerjaannya, sejak pagi tadi ia telah berkutat di hadapan selendang ini. Ditepian selendang dihiasi bunga-bunga cantik hasil sulaman xiao qin, sekarang tinggal bunga teratai yang berukuran jumbo yang berada dipojok kiri selendang yang masih belum ia taklukkan.
Jia ying mulai berdiri dan mendekati balkon. Mulai terdengar hiruk-pikuk dipusat kota, jia ying juga bisa melihat bagaimana sibuknya para pelayan yang sedari tadi mondar-mandir di lorong-lorong istanah. Mereka sedang berada di menara barat.
"Wah... benar yang dikatakan oleh tetua"
"Yeiyyy... selesai" teriak xiao qin tiba-tiba membuat jia ying kaget
"Benarkah?" Seru jia ying mendekat sambil melihat hasil sulaman dari xiao qin. Ia terpsona melihat sulaman xiao qin yang sangat rapih padahal ia sedang tergesa-gesa. Ada satu hal yang menarik perhatian jia ying, didekat teratai besar ada seekor burung pheonix biru yang disulam xiao qin. Pheonix itu terlihat sangat tenang namun tetap menarik mata.
"Ada apa?" Tanya xiao qin saat melihat raut wajah jia ying yang sedikit terkejut bercampur kagum
"Kenapa ada pheonix biru?"
"Entahlah, hanya saja setiap melihat permaisuri aku selalu melihat bayang itu disekitarnya. Dia seperti mempunyai aura kecantikan dan keanggunan tersendiri belum lagi pembawaan tenang darinya"
Jia ying tertawa mendengarnya "Ini benar-benar hadiah terbaik, aku menantunya tapi sepertinya hadiahku kalah denganmu"
"Kamu berlebihan jia ying" ujar xiao qin sambil melipat selendang hasil karyanya "tapi tadi apa maksudmu berkata 'benar kata tetua'?"
"Kamu mendengarnya?"
"Tentu saja" xiao qin masih sibuk membungkus hadiahnya dan kembali menghiasi bungkusannya agar terlihat menarik
"Dulu tetua pernah meramal permaisuri bahwa dia akan menjadi ratu padahal waktu itu raja sudah mempunyai permaisuri"
"Benarkah?"
"Ya benar, beliau adalah ibu kakak feng ying dan yang mulia pangeran yao shan"
"Kenapa? Kenapa tetua meramal hal itu?"
"Karena sejak lahir yang mulia permaisuri sudah memiliki aura pheonix, itu katanya"
"Hanya itu?"
"Katanya juga walaupun pheonix milik permaisuri adalah pheonix biru dan kecil, tapi tidak akan ada satupun yang berhasil memalingkan mata dari sang pheonix. Karena daya tarik dari pheonix merupakan anugerah dari atas dan pheonix adalah bukti bahwa langit sudah menunjuk siapa ratunya"
Xiao qin mengangguk-angguk mengerti
"Dan terbukti, permaisuri sekarang adalah kesayangan dari baginda. Baginda sangat menyayangi permaisuri ia juga terlihat sangat mencintainya. Walau kakak feng ying membenci permaisuri tapi bahkan kakak feng ying tidak bisa mengabaikannya"
"Hebat!"
"Tentu!"
"Beruntungnya pengeran chang hai dilahirkan dari permaisuri, dia benar-benar dilimpahi cinta"
"He...he..he, begitu juga aku yang dilimpahi cinta"
"Makanya aku tidak heran kalau dulu kamu mati-matian ingin menikah dengan pangeran chang hai"
"Kakak..." seru jia ying kesal
"Tapi kenapa pheonix?"
"Karena pheonix adalah kelemahan sang naga dan pheonix adalah pasangan yang pantas untuk bersanding dengan sang naga.... Naga yang tepat"
"Memangnya, ada naga yang tidak tepat?"
"Aku tidak tahu, tapi seperti sekarang saja aku dengar kerajaan ini mempunyai 4 naga"
"Benarkah?"
"Yah... kata tetua yang meramal, ada Naga putih atau perak yang Keras Kepala. Naga hijau yang tenang dan cerdik. Naga merah yang setia dan Naga emas yang licik" jia ying sengaja menjeda untuk melihat reaksi xiao qin
"Bagaimana dengan Naga hitam?" Tanya xiao qin tanpa berpikir panjang
Jia ying berusaha menyembunyikan senyumannya "Naga hitam adalah sang pemimpin namun tidak seperti yang lain yang terlihat menonjol, naga hitam lebih pendiam dan bermain dibalakang. Konon katanya kelahiran dari titisan sang naga hitam itu terjadi hanya 100 tahun sekali, dan generasi kitalah yang mendapatkannya"
"Siapa sang Naga hitam?"
"Banyak yang belum tahu karena dia masih berdiam dan tidak mau menunjukan jati dirinya" raut wajah jia ying tiba-tiba berubah sedih
"Kenapa?"
"Entahlah, mungkin sang pheonix juga masih diam" jawab jia ying sambil menatap xiao qin
Xiao qin langsung terdiam mendengarnya
"Ha...ha...ha.. Mungkin langit belum merestui mereka untuk membukanya sekarang" lanjut jia ying
"Iya, mungkin" jawab xiao qin terpaksa "Tapi, siapa.. siapa naga-naga yang lainnya"
"Akupun belum mengetahuinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Historical FictionCerita ini berlatar zaman dinasti Tang di daratan china, Kisah dimulai saat seorang gadis ceria anak dari seorang janda yang seumur hidupnya tinggal dihutan kini untuk pertama kalinya menginjakan kakinya di pusat kota saat perayaan kembang api untu...