Bab 39 ( SEPOTONG MASA LALU )

2.6K 194 2
                                    

Miss me??
He...he..he..
Besok 2 part yaaaa...
Maaf sebenarnya aku berencana UP tggal 1 januari pkul 00.00 tpi apa daya, wktu dgn keluargaku menyitaku...
Met bacaaa neeeee...
😘😘😘😘

Xiao qin memasuki kamarnya dengan wajah menahan amarah, nafasnya memburu dan matanya berair, tapi itu bukan air mata layaknya seorang gadis lemah yang menangis sedih, lebih tepatnya itu air mata yang sedang menahan emosinya.

Xiao qin mengepalkan tangannya dan mulai bergumam "Dia pikir dia siapa, seenaknya memberikanku pada orang lain! Aku bukan barang!! Tidak bapaknya, tidak anaknya semua sama, sama kurang ajarnya dan tidak beradab! Mulai dari kaisar sampai jejerannya kebawah, akan kubuktikan bahwa aku tidak akan tunduk pada siapapun, tidak feng ying dan tidak yao shan!!!"

Tidak ada rasa takut yang xiao qin tunjukan, entah mengapa malah rasa muak yang ada dalam dirinya.

"Mati, kalau mau mati! Hidupku itu bukan permainan"

Setelah puas melampiaskan amarahnya, xiao qin mencoba mengendalikan dirinya. Setelah tenang xiao qin baru menyadari ternyata kamar yang mulai sekarang akan ditempatinya mempunyai desain yang menarik.

 Setelah tenang xiao qin baru menyadari ternyata kamar yang mulai sekarang akan ditempatinya mempunyai desain yang menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barang-barang tertata begitu rapih dengan nuansa merah, lalu ditengah ruangan terdapat ranjangnya dengan kelambu berwarna keungu-unguan yang terlihat bersinar saat dipadukan dengan warna merah, xiao qin masih terpesona seraya kakinya membawanya me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barang-barang tertata begitu rapih dengan nuansa merah, lalu ditengah ruangan terdapat ranjangnya dengan kelambu berwarna keungu-unguan yang terlihat bersinar saat dipadukan dengan warna merah, xiao qin masih terpesona seraya kakinya membawanya mendekati ranjang

Xiao qin melihat setangkai bunga matahari yang berada ditengah-tengah ranjang, tangannya terulur mengambil bunga matahari yang mempunyai aroma harum itu

"Siapa yang menaruhnya?"

Mata xiao qin kembali tersita dengan secarik kertas kecil yang berada ditengah ranjang, ia kembali mengambil kertas kecil itu dan membacanya

Sesaat setelah redanya hujan,
Maukah kamu tetap menantikan lahirnya sebuah pelangi?

Xiao qin mengerutkan alisnya saat membaca isi pesan itu, pesan yang nampaknya tidak asing baginya tapi dia tidak tahu dimana ia pernah melihatnya sebelumnya. Tidak berapa lama xiao qin memegang kepalanya yang kini terasa sakit, sekelebat bayangan masa lalu membawa kembali memory asing dikepalanya

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang